Mcamdbkbilaiaw

http://tri-veli-ario.blogspot.co.id/p/blog-page.html

Minggu, 08 Juli 2018

My classmate and me dead being killed but i life again in another world!? : Chapter 029


My classmate and me dead being killed but i life again in another world!?
Chapter 29 : I Will Choose my Destiny Weapon

*Chirp Chirp Chirp*

Halo-halo, Velius di sini.

Seperti biasa udara pagi terasa sejuk. Mungkin hari ini akan menjadi hari yang baik untuk berburu Exp. Beberapa hari ini aku tidak pergi kemana-mana karena aku khawatir dengan keadaan Verse. Tetapi sekarang sepertinya dia sudah terlihat baik-baik saja.
Jadi, aku hari ini ingin pergi ke Adventure Guild bersama Verse untuk mendaftarkan Verse ke Adventure Guild dan mengambil misi untuk membunuh monster. Aku percaya dengan skill ‘Exp x10’, maka level Verse akan meloncat tinggi.
Aku ingin melakukan percobaan. Aku ingin tau, apakah skill ini hanya akan menggandakan Exp kalau aku yang melakukannya atau itu bisa berlaku hal yang sama dengan teman se Party ku.

Aku berjalan kearah kamar Verse. Tetapi aku menghentikan langkah ku karena mendengar suara dari arah halaman belakang.

Saat aku berjalan melangkah ke halaman belakang. Mataku bertemu dengan pemandangan seorang gadis mengayunkan sebuah pedang kayu dengan keringat yang bercucuran dari wajahnya.

“Verse.” Velius

“Ah, Vel-sama. Selamat pagi.” Verse

“Nn, Pagi. Kau bangun cepat hari ini.” Velius

“Sudah kewajibanku sebagai pelayan untuk bangun lebih cepat dari Tuannya, agar bisa melayani Tuannya lebih baik.” Verse

“Ho Hoo... ‘Agar bisa melayani Tuannya lebih baik’ Heh... Tapi kamu saat ini tidak sedang melayani aku kan.” Velius

“I-Itu, A-Anu, Sebenarnya-” Verse

Saat melihat wajahnya yang panik, entah kenapa aku berpikir ‘Gawat! Apa-apaan binatang kecil yang imut ini! Ah!! Aku jadi ingin menjahilinya lagi!’ dalam hatiku. Aku jadi terheran dengan diriku sendiri. Aku yakin aku bukan tipe ‘S’(Sadis) dan juga memang Verse terlihat manis dan imut, tetapi aku bukan ‘Lolicon’(Pedofil). Jadi, tidak mungkin aku akan tertarik padanya. Tapi, tunggu sebentar. Verse 12 tahun dan aku saat ini 15 tahun, kami hanya selisih 3 tahun saja. Jadi, walaupun aku tertarik dengannya tidak akan masalah.... Yah, mari sampingkan permasalahan ini untuk sementara.

“Tenang saja, aku hanya bercanda.” Velius

“I-Iya.” Verse

“Tetapi tak kusangka kau akan berlatih pedang.” Velius
Ya, jarang sekali ada anak apalagi gadis yang bisa sihir dan pedang sekaligus.

“Aku sudah berlatih sihir tadi. Jadi, sekarang aku ingin melatih fisik tubuhku. Lalu karena aku tau sedikit tentang teknik pedang...jadi-” Verse

“Oh, Ngomong-ngomong. Berapa teknik pedang yang kamu ketahui?” Velius

“Eh, Cuma satu. ‘Beginner Sword’.” Verse

“Oh...Kalau begitu mau ku ajari teknik yang lain?” Velius

“...Bolehkah?” Verse

“Tentu saja.” Velius
Lagian, sepertinya ini terlihat sedikit menarik. Jarang aku melihat seseorang yang bisa sihir dan dan pedang sekaligus. Apa jangan-jangan Verse mau mengambil Class Magic Sword(wo)man atau Magic Knight ?

“T-Teknik pedang dari V-V-Vel-sama. I-Ini seperti mimpi saja.” Verse

“Kau terlalu melebih-lebihkan. Bisa kau pinjamkan aku pedang kayu itu.” Velius

“S-Silahkan!” Verse

“Nn, Thanks.” Velius
Setelah aku menerima pedang kayu darinya. Aku lalu menjaga sedikit jarak darinya untuk menunjukkan teknik pedangku.
“Teknik pedang ini adalah teknik yang telah diajarkan oleh Shisou ku.” Velius

“Vel-Sama nya Shisou...” Verse

“Nama teknik ini adalah ‘Moon Night’. Teknik ini hanya terdiri dari 6 gerakan. Tetapi aku kali ini hanya akan mengajarimu gerakan pertamanya.” Velius

Aku lalu mengalirkan energi yang berada dalam tubuhku dan yang berada disekitarku ke dalam pedang kayu digenggamanku.
“Masukkan energi disekitar dan dalam tubuhmu kedalam pedang kayu. Energi yang dimaksudkan bukan hanya ‘Magic’, ada sedikit energi ‘Soul’ yang harus di alirkan.” Velius
Hembusan angin bertambah semakin kuat disekitarku bagai badai hendak datang.
“Kumpulkan energi itu kedalam pedang kayu sepadat mungkin.” Velius
Tiba-tiba hembusan angin yang deras itu berhenti. Semuanya tiba-tiba menjadi tenang. Pedang kayu digenggamanku bercahaya mengeluarkan radian biru. Bagai pedang suci milik pahlawan.
“Lalu ayunkan....Moon Night - First Form...LUNAR SLASH!!” Velius
Saat aku mengayunkannya kearah langit. Gelombang energi yang kuat muncul bersamaan dengan ayunanku. Gelombang energi itu menghempas kearah yang kutebas, menciptakan gelombang bagai badai energi muncul diatas langit.
Hal ini terjadi beberapa sebelum kembali seperti semula. Dan pedang kayu ditanganku mulai hancur sedikit demi sedikit sampai hanya menjadi pecahan kecil.

“...Yah, walaupun untuk menggunakan teknik ini. Kau harus menggunakan pedang yang cukup kuat untuk menahan tekanan energi.....Bagaimana kuatkan.” Velius

“Haa...Eto, Mmm. Kuat...Tetapi, Vel-sama.” Verse

“Hmm?” Velius

“Bukannya itu hanya ayunan dengan seluruh tenaga. Itu bahkan bukan sebuah teknik.” Verse

“Apa yang kau bilang. Tentu saja, ini sebuah teknik. Lagian aku bahkan baru mengeluarkan 10% dari kemampuanku.” Velius

“...Aku tau Vel-sama sangat kuat. Tetapi, kekuatan ini hanyalah 10% dari seluruh kekuatannya...sepertinya perjalananku masih panjang.” Verse
Melihat Verse yang masih memiliki wajah termenung. Akupun harus menjelaskan lebih lanjut.
“Ehem, Seperti yang kubilang ini adalah sebuah teknik. Berbeda dengan teknik yang biasa digunakan orang lain. Teknik ini membutuhkan dua tipe energi saat menggunakannya. Energi ‘Magic’ dan ‘Soul’.” Velius

“...‘Soul’?” Verse

“Semua mahluk yang masih hidup memiliki energi soul. Energi Soul berbeda dengan Magic, Magic adalah energi yang berasal dari alam sekitar mu dan hanya sebagian kecil dari energi itu saja yang dapat tersimpan didalam tubuh kita karena itu berasal dari alam itu tidak pernah menjadi milik kita sendiri, apalagi saat menggunakan energi ‘Magic’ membutuhkan stamina dan kosentrasi yang tinggi. Jadi, jika staminamu habis ataupun kehilangan kosentrasi, kau tidak akan bisa mengontrol Magic. Sedangkan Energi Soul adalah energi yang berasal dari langsung dari tubuh kita atau lebih tepatnya berasal dari roh kita dengan kata lain energi kehidupan kita. Karena ini merupakan energi asli, jadi stamina tak akan terkurang saat menggunakannya. Tetapi sebagai gantinya jika Energi Soul yang berada ditubuh habis atau mehilang, kau akan mati. Begitulah menurut yang kutahu tentang energi Magic dan Soul.” Velius

“Oh..!” Verse

“Aku akan mengajarkanmu cara mengendalikan energi ‘Soul’. Tetapi untuk saat ini...” Velius

“...?” Verse

“Mari kita makan.” Velius

.
.
.

Setelah kami selesai makan. Kami pun ingin pergi ke Adventure Guild. Tetapi karena Verse tidak punya pakaian yang lain, kami lalu pegi ke toko pakaian terlebih dahulu.
Karena aku tidak terlalu tahu selera anak perempuan pada umumnya, aku meminta Verse untuk memilih pakaiannya sendiri.
Aku menunggu Verse beberapa saat didepan ruang ganti. Saat Verse keluar, aku sedikit terkejut melihat pakaian pilihannya.
Pakaian berwarna hitam dan rok panjangnya tepat di bawah lutut, dan juga celemek dan bando berwarna putih.... ini pakaian ‘Maid’ kan?
Saat aku menanyakan Verse kenapa dia memilih pakaian itu.
“Karena aku akan melayani Vel-sama, lebih baik memilih sesuatu yang cocok untuk melayani.” Verse
Katanya, lalu membeli 5 set tambahan pakaian Maid.

“5 set ? Bukannya itu terlalu banyak. Lalu apa tidak apa membeli pakaian sehari-hari dan yang lainnya. Kalau masalah uang tidak masalah, karena aku mempunyai banyak uang hasil dari misi terakhirku.” Velius
‘Yah, walaupun dari tadi aku melihat kau tidak pernah mempermasalahkan uang saat memilih pakaian itu. Budak biasanya akan mempertimbangkan setiap yang dibelinya karena takut tuannya marah. Karena sebagian orang yang memiliki budak tak pernah membeli sesuatu yang mahal untuk budaknya. Aku berbeda sih, aku tak akan marah dengan hal di belinya asalkan harganya terjangkau keuanganku. Hmm, aneh rasanya seperti Verse sudah tau aku tidak akan marah. Aku merasa dia lebih tau tentang diriku dari pada diriku sendiri...perasaan yang aneh. Padahal kami baru beberepa lama mengenal satu sama lain. Yah, ini mungkin juga cuma perasaan ku saja.’ Velius

“Tidak apa. Pakaian Maid adalah pakaian sehari-hari bagi ku.” Verse

“Tapi kamu nanti akan menemani bertualang. Bukannya pakaian itu tidak cocok untuk melakukannya.” Velius

“Kalau begitu Vel-sama, mari kita pergi ke ‘Blacksmith’.” Verse
Dan karena itu kami pun lalu pergi ke toko Joro-jiisan.

*Kring Kring Kring*

“Hmm...? Oh, itu kau ya ? Bagaimana keadaan mu?” Joro

“Selamat pagi, Joro-jisan. Aku baik-baik saja. Lagian bukan aku yang sakit.” Velius

“Oh, begitukah... kalau begitu baguslah.” Joro

“Terima kasih, karena sudah khawatir tentangku.” Velius

“Jangan bercanda. Aku cuma sedikit penasaran karena kamu tidak kesini dalam beberapa hari ini.” Joro

‘Tsundere...?’ Velius

“Jadi, ada apa kau kesini. Lalu siapa Demon-jouchan ini?” Joro

“Ah, dia-” Velius

“Salam kenal, nama saya adalah Verse. Saya adalah budak dari Vel-sama.” Verse
Sebelum aku bisa bilang apa-apa, Verse telah berbicara lebih dulu. Entah mengapa, saat dia memperkenalkan diri dia terlihat bangga...

“...Oh.” Joro
Entah itu Cuma perasaanku- tidak itu bukan hanya perasaanku. Pandangan Joro-jiisan saat melihatku berubah menjadi aneh.

“...Aku tak menyangka kau itu ternyata loli-” Joro

“Salah paham! Ini salah paham! Ini tidak seperti yang kau pikirkan!” Velius
Karena tidak mau di salam pahami, akupun menceritakan cerita singkat bagaimana aku bisa mendapatkan Verse sebagai budak ku.

“Oh, hadiah karena kau telah menyelamatkan nya huh...” Joro

“Ya, begitulah. Lagian aku tidak pernah menganggap Verse sebagai budak.” Velius
Ya, aku tidak pernah menganggapnya sebagai budak, aku mengganggapnya sebagai pelayan ku(My Maid)

“Ya, aku tidak pernah melihat budak di perlakukan sebaik ini.” Joro

“Ah, kita terlalu melenceng dengan tujuan kita sebenarnya. Joro-jisan, bisakah kau carikan perlengkapan senjata yang cocok untuknya?” Velius

“Untuknya... Tunggu sebentar, berapa umurnya saat ini?” Joro
Tiba-tiba, suara Joro-jisan terdengar sedikit serius.

“Eh? Ah, 12 tahun. Memangnya ada apa?” Velius

“...Apakah kau tidak mengetahui nya?” Joro

“Mengetahui apa?” Velius
Dia lalu melihat ke arahku dengan terheran-heran.

“Huh... Yang masih berumur dibawah 15 tahun tidak bisa mendaftar Adventure Guild, kau tau.” Joro

“Hah?! Aku tidak pernah mendengar aturan seperti itu!” Velius

“Ini adalah pengetahuan umum untuk anggota Adventure Guild. Apakah kau benar-benar tidak pernah mendengarnya?” Joro

“...Tidak pernah.” Velius
Padahal kukira aku sudah bisa membuat Party... Huh...

“... Apa boleh buat, huh. Padahal kalau Verse bisa mendaftar aku yakin bisa membantu Verse menaik kan level nya dengan sangat cepat.” Velius

“Kudengar ada cara lain untuk bisa mendaftar Adventure Guild.” Verse
Sesaat aku hendak menyerah, Verse lalu mengatakan hal itu. Aku lalu melihat kearah nya dengan terkejut.

“Kudengar jika kau bisa melewati tes yang diberikan Guild, walaupun kau masih dibawah umur kau akan bisa mendaftar. Karena yang membuat Adventure Guild mengakui mu bukanlah umur ataupun latar belakang, tetapi kemampuan.” Verse

“Benarkah yang dikatakan Verse, Joro-jiisan?” Velius
Aku lalu mengarah pandangan ku kembali ke arah Joro-jisan.
Joro-jisan melihat kearah Verse dengan terkesan.
“Kau tau banyak Jou-chan.” Joro

“Aku hanya kebetulan pernah mendengar Adventure membicarakannya.” Verse

“Jadi, apa kau tau isi tes nya?” Joro

“Aku tau. Membunuh 10 goblin atau 50 horn rabbit dalam 1 minggu.” Verse
Aku lalu melihat kembali kearah Verse dengan sedikit khawatir.

“...Apa kau ingin mengikuti tes itu?” Velius
Verse lalu melihatku dengan wajah penuh percaya diri.
“Aku akan mengikutinya. Dengan kemampuanku yang sekarang sudah cukup untuk membunuh beberapa puluhan goblin.” Verse
Verse lalu mengumpulkan energi di sekitarnya dan energi itu lalu membentuk sebuah tombak hitam.
Joro-jiisan melihat Verse dengan terkejut dan semakin terkesan dengannya.

“Hooo, Kepadatan energi ini, daya kontrolnya dan jumlah mana. Jika, umurnya memang masih 12 tahun bagaimana dia bisa memiliki mana sebanyak ini. Dan juga kulihat dari hasil skill ‘Analysis’ ku dia masih belum mempunyai Class. Jadi, jika dia sudah mendapat class..... tak dapat kupercaya. Ini bukan jenius lagi namanya tetapi monster.” Joro

“Ehem Ehem!!” Velius

“Ah?” Joro
Karena pikiran Joro-jiisan mulai melayang jauh, akupun mencoba menyadarkannya dengan batuk ku.

“Kau benar-benar ingin mengikuti tes itu?” Velius

“Aku akan!!” Verse
Melihat matanya yang penuh resolusi. Akupun berpikir ‘Apa boleh buat, huh...’.

“Baiklah. Karena itu Joro-jiisan bisakah-” Velius
“Vel-sama, biarkan aku mencarikan senjata yang ditakdirkan untuk ku!” Verse
Sebelum aku ingin meminta tolong pada Joro-jiisan untuk mencari peralatan yang cocok untuk Verse, sekali lagi Verse telah menduhului ku berbicara.

“ ‘Senjata yang ditakdirkan untuk ku’?” Velius
Kenapa aku merasa Verse terdengar sedikit Chuuni (Chuunibyou)...

“Oh, kau mengerti itu ya? Nn Nn, memang seharusnya begitu kan! Untuk mendapatkan senjata yang cocok denganmu, kau harus di takdirkan dengan senjata itu!” Joro

“Benar benar! Jika kau ditakdirkan kau bahkan mungkin juga akan mendapatkan senjata legendaris!” Verse

“Nn Nn, Kau benar-benar mengerti yang ku maksud Jou-chan! Hahahahaha!” Joro
.
.
.
.
“Bisa langsung mencari senjata sekarang?” Velius

‘Cepat selesaikan pembicaraan Chuuni kalian!’ Velius

Verse ToC

“Bisa langsung mencari senjata sekarang?” Velius
Gawat! Vel-sama marah!
Mungkin karena aku berbincang dengan pemilik toko dan menunda waktu terlalu lama. Nada suara Vel-sama menjadi bertambah dingin bagai ‘Absolute Zero’. Hawa disekitar kami seperti akan membeku.

“E-Eh, Y-Ya, S-Silahkan !” Joro
Karena semakin menakutkannya Vel-sama saat ini. Bahkan pemilik toko ini pun berbicara sambil merinding ngeri.

Karena aku tidak mau membuat Vel-sama bertambah marah, aku segera berjalan mengelilingi lantai 1.
.
.
.
‘Seperti yang kuduga. Kualitas perlengkapan di lantai 1 ini kurang bagus...’ Verse

Karena tidak dapat menemukan senjata yang sesuai dengan keinginan ku.
Aku menaiki tangga, melangkah kearah lantai 2.

Saat aku memasuki lantai 2. Berbagai jenis senjata dengan bentuk yang unik masuk dalam pandanganku.

Beberapa senjata memiliki ukiran berbentuk sebuah mahluk dan objek tak di ketahui.

Ada versi kecil dari peralatan dan senjata yang seharusnya. Bergantungan seperti sebuah mainan.
Saat aku mendekatinya, sebuah papan penjelasan mengenai objek ini terlihat. ‘Senjata Logam yang dapat membesar dan mengecil. Mudah di bawa ke mana-mana. Harga : 8 Koin Emas Kecil.’

‘Peralatan ini cukup bagus. Tetapi harganya...’ Verse

“Apa kau menginginkannya?” Velius
Saat aku sudah memutuskan menyerah untuk mengambil peralatan ini. Suara Vel-sama terdengar dibelakang ku mengejutkanku.

“Vel-sama!? Sejak kapan...” Verse

“Sejak tadi. Lagian apa maksudmu ‘sejak kapan’ dari tadi aku selalu berada dibelakangmu.” Velius

Aku tidak menyadarinya...

“Jadi, apa kau menginginkannya?” Velius

Sekali lagi Vel-sama menanyakan pertanyaan yang sama dengan pertanyaan yang sebelumnya.

Aku menginginkannya, tetapi saat ini aku ingin mencari senjata yang sangat kuat.
Mungkin lain kali saat aku sudah punya uang ku sendiri aku akan membelinya.
Aku tidak boleh selalu merepotkan Vel-sama seperti dulu.

“Tidak, aku ingin mencari senjata yang lain.” Verse

“Oh, begitukah?” Velius

Aku lalu melanjutkan pencarian senjata ku.
Aku melangkah perlahan dan memerhatikan sekitarku dengan seksama takut ada senjata yang terlewat.

Lalu pandanganku bertemu dengan senjata diantara kumpulan senjata. Senjata ada sebuah busur berwarna hitam.
Karena aku merasa pernah melihat busur itu di suatu tempat, aku menjadi tertarik.
Aku mendekat. Aku mengambilnya dan memerhatikannya dengan seksama.

‘Dimana aku pernah melihatnya...’ Verse
Aku lalu melihat label yang melekat dengan busur itu. ‘Raven Tail. Senjata yang di temukan di Dungeon Dark Glown. Harga : 1 Koin Emas Kecil 20 Koin Perak Besar.’

‘Raven Tail...Di mana aku pernah mendengarnya......?!’ Verse
Aku terkejut saat aku teringat pernah mendengar nama yang mirip dengan senjata yang pernah kudengar di kehidupan ku dulu.
‘Jangan-jangan senjata ini adalah senjata yang di gunakan oleh Mulan The Night Empress.’
Aku memerhatikannya lagi, untuk mencari ciri-ciri yang hanya dimiliki senjata itu.

Ketemu! Sebuah ukiran kecil berbentuk burung gagak terlihat di busur itu saat aku memerhatikannya lagi.

Aku tidak tau kenapa harganya bisa murah. Tetapi tidak salah lagi, ini adalah senjata yang pernah digunakannya.
Mulan The Night Empress. Adalah seseorang assassin muda yang berbakat. Ahli dalam berbagai senjata jarak dekat maupun menengah dan mendekat. Raven Tail, itu adalah nama senjata yang digunakannya. Senjata misterius yang memiliki kemampuan spesial. Jumlah kemampuannya tak diketahui. Tapi ada tiga kemampuan yang pernah dilihat oleh orang lain.
Pertama. Kemampuan untuk menyatu dengan malam, membuat mu tak terlihat saat dimalam hari.
Kedua. Kemampuan untuk memanggil Guardian berwujud gagak raksasa.
Ketiga. Kemampuan untuk membawa malam pada siang hari untuk beberapa waktu.
Dengan senjata ini, dia pun membuat legenda nya sendiri.
Dan dia mungkin akan membuat legenda nya sekali lagi......jika senjata ini tidak ketemukan tentunya.
“Aku memilih ini!” Verse

“Yakin memilih ini?” Velius

“Nya!?” Verse
Vel-sama tiba-tiba muncul dibelakangku lagi dan mengejutkan aku. Membuatku mengeluarkan suara yang aneh.

“ ‘Nya’ ?” Velius

“Y-Ya, maksudku Ya.” Verse
Ehem-ehem, tenangkan dirimu Verse. Jangan tunjukan sisi jelekmu. Kendalikan dirimu. Dan selalu tenang.

“V-Vel-sama, aku memilih ini.” Verse

“Oh, hanya ini saja?” Velius

“Ya, sisanya nanti aku akan ambil zirah ringan untuk melindungi beberapa bagian tubuhku..” Verse

“Hmm.....” Velius

“?” Verse
Entah kenapa, pandangan dari Vel-sama terasa hangat dari pada sebelumnya.

“Ya, sudah. Ayo.” Velius
Kami lalu melangkah kearah lantai satu. Tetapi baru beberapa langkah, Vel-sama tiba-tiba berhenti.
Aku lalu melihat Vel-sama berbalik, melangkah kearah yang sebaliknya.
“Verse, duluan saja. Aku teringat ada sesuatu yang harus ku beli.” Velius

“Ya...” Verse
Ada apa dengan Vel-sama. Dia bertindak sedikit aneh.

Tak tau apa yang sedang dipikirkan Vel-sama saat ini. Aku pun hanya bisa menuruti nya untuk pergi kembali kelantai 1 lebih dulu. Dalam perjalananku, aku mengambil zirah ringan untuk melindungi bagian dada, lengan, dan lutut kaki ku. Aku juga mengambil sepatu kulit dan sarung tangan berwarna hitam dalam perjalananku.

Saat aku telah berada di lantai satu aku langsung menuju kasir dan meletakan semua peralatan yang kupilih disana.
“Ini semua yang kupilih.” Verse

“Oh...Hoo, pilihanmu lumayan bagus juga. Apa lagi Busur ini, Raven Tail, merupakan salah satu harta yang ku kutemukan di Dungeon. Ah, sungguh mengingatkan masa lalu....” Joro
Dia lalu menceritakan cerita nya saat pemilik toko masih muda. Saat dia masih muda, saat dia masih seorang Adventure, dia memiliki julukan ‘Joro The Weapon Hunter’. Dia adalah orang yang sangat menyukai senjata, dan yang paling dia suka adalah senjata yang berasal dari dungeon. Di masa mudanya dia memiliki hobi bertualang ke Dungeon dan mengoleksi senjata yang didapatkan. Jumlah senjata yang dikumpulkannya selama beberapa puluh tahun lamanya bahkan telah membentuk sebuah gunung kecil. Dia sangat mencintai koleksi senjatanya bagai anaknya sendiri. Tetapi, entah kenapa beberapa tahun yang lalu, dia tiba-tiba menjual koleksi senjata yang di cintainya itu. Ada banyak rumor tentang mengapa dia melakukannya tetapi semua rumor itu tidak jelas, dan banyak orang tidak peduli dengan rumor itu karena mereka senang memiliki kesempatan mendapat senjata yang dikumpulkannya.

“...Ah, maaf Jouchan. Dan juga terima kasih sudah mendengar ceritaku, kau pasti bosan mendengar cerita ku kan.” Joro

“Tidak, Tidak apa, aku juga senang mendengar pengalaman dari mantan Adventure berpengalaman sepertimu.” Verse

“Haa...Rasanya, saat aku berbicara dengan anak muda sepertimu aku terasa sudah tua.” Joro

‘Bukan terasa lagi, bukannya kamu sudah tua?! Dengan umur mu yang sekarang bahkan aku seharusnya memanggil kamu kakek!’ Verse

“Joro-jiisan, kumohon hitung yang kedua ini juga.” Velius
“!?” Joro dan Verse
Entah sejak kapan, tetapi tanpa kami sadari Vel-sama telah berdiri di dekat kami.
Apakah dulu Vel-sama juga seahli ini menyembunyikan hawa kehadirannya? Bahkan, Pemilik toko yang merupakan mantan Adventure yang terkenal pun tak dapat merasakan hawa kehadirannya.
Jadi, seperti ini kah Vel-sama saat diluar? Karena di kehidupan ku dulu aku tidak mengambil ujian Adventure dan memilih bekerja sebagai Maid nya, aku  hanya bisa melihat Vel-sama saat dia di rumah saja...Jadi, seperti ini dia saat diluar ya. Benar-benar hidup dengan nama julukannya ‘The Grim Reaper’.

Aku lalu melihat kedua benda yang di letakkan Vel-sama di meja kasir. Benda itu adalah dua pedang hitam berukuran sangat kecil.
“V-Vel-sama!?” Verse
Itu adalah benda yang sama dengan yang ku inginkan tadi, Senjata yang bisa mengecil dan membesar. Tidak, itu mungkin benda yang sama, tetapi benda ini tebuat dari Besi Hitam. Besi hitam lebih mahal dari pada besi dan logam karena ketahanan dan ketajamannya lebih kuat. Yang terbuat dari Logam saja sudah 8 Koin Emas Kecil, apa lagi yang terbuat dari Besi Hitam.

“Jumlah dari harga kedua benda itu 32 Koin Emas Kecil Lho?! Apa keuangan mu tidak akan bermasalah?!” Joro
32 Koin Emas Kecil!? Jika, itu adalah jumlah dari harga kedua benda itu.... Berarti, harga perbenda itu 16 Koin Emas Kecil!!! Master! Kumohon pikirkan sekali lagi! K-Kita bisa bangkrut Lho!!

“Oh, tidak masalah.” Velius
MASTER!!!

“Baiklah...semuanya menjadi 33 Koin Emas Kecil 21 Perak Besar.” Joro

“Ini 34 Koin Emas Kecil. Ah, kembaliannya silahkan di simpan saja.” Velius

“Baiklah...” Joro
Proses pembelian pun selesai tanpa dapat kuhentikan.

“Verse, ini untukmu. Jagalah dengan baik.” Velius

“Vel-sama, bukannya ini terlalu-” Verse
Sebelum aku dapat menyelesaikan perkataanku, sebuah jari muncul di depan mulutku, menghentikan ku berbicara.

“Ambil saja, jika kau memang merasa ini terlalu berlebihan....anggap saja kau saat ini sedang berhutang padaku.” Velius

“...” Verse

“Karena itu, bertambah kuat lah. Kuat dan kuat. Sampai kau bisa membayar hutangmu padaku. Mengerti?” Velius

“...Ya.” Verse
Nada suaranya memang terdengar datar dan dingin. Tetapi kehangatan yang terdapat dalam perkataannya itu tidak dapat disembunyikan.

Hutang kah.... Maupun di kehidupan ku dulu ataupun di kehidupankan ini, aku selalu...selalu berhutang kepadamu Vel-sama. Mungkin tidak tau berapa kali aku merasa telah berhutang padamu. Kau selalu melindungiku... aku bahkan tidak dapat menghitung berapa kali aku merasa telah terselamatkan.

Karena itu... aku akan membayarnya dengan seluruh hidupku.

“...Vel-sama.” Verse

“Cepat gunakan perlekapanmu. Maksudku, cepat persiapkan dirumu. Joro-jisan, apakah disini ada tempat berganti?” Velius

“Jika ingin berganti, ruang di belakang ku sini juga bisa.” Joro

“Boleh kah?” Velius

“Silahkan saja.” Joro

“Kau dengar itu Verse. Cepat pasang perlengkapan mu disitu.” Velius

“Baik.” Verse
.
.
.
Saat aku keluar dari ruang ganti. Penampilanku telah berubah. Aku masih menggunakan pakaian maid, tetapi pakaian maid yang kugunakan ada sebuah zirah ringan menutupinya. Zirah ringan berwarna putih melindungi bagian dada, lengan dan juga lututku. Kedua senjata yang bisa membesar dan mengecil bergantung di pinggangku. Tempat anak panah dibelakang punggungku. Dan juga busur di genggamanku. Diriku sekarang tidak terlihat mirip Maid pada umumnya. Aku jadi mirip Combat Maid... Anggap saja saat penampilanku seperti ini, aku sedang dalam mode ‘Battle Maid’.

“Hoo, Penampilan mu boleh juga.” Joro

“Nn, kau terlihat lumayan cocok mengenggunakan itu.” Velius

“B-Benarkah...” Verse

“Nah, kalau sudah siap. Ayo!” Velius
Vel-sama, lalu menjulurkan tangan kearahku.

“Ke Adventure Guild!” Velius
Aku lalu mengambil tangan yang dijulurkannya itu. Kehangatan tangan nya lalu mengalir ketanganku.

“Ya!” Verse

Aku akan bertambah kuat, kuat dan kuat...... demi dirimu.

The End of Chapter 29

Previous   ToC   Next