My classmate and me dead being
killed but i life again in another world!?
Chapter 29 : I Will Choose my
Destiny Weapon
*Chirp Chirp Chirp*
Halo-halo, Velius di sini.
Seperti biasa udara pagi terasa
sejuk. Mungkin hari ini akan menjadi hari yang baik untuk berburu Exp. Beberapa
hari ini aku tidak pergi kemana-mana karena aku khawatir dengan keadaan Verse.
Tetapi sekarang sepertinya dia sudah terlihat baik-baik saja.
Jadi, aku hari ini ingin pergi ke
Adventure Guild bersama Verse untuk mendaftarkan Verse ke Adventure Guild dan
mengambil misi untuk membunuh monster. Aku percaya dengan skill ‘Exp x10’, maka
level Verse akan meloncat tinggi.
Aku ingin melakukan percobaan.
Aku ingin tau, apakah skill ini hanya akan menggandakan Exp kalau aku yang
melakukannya atau itu bisa berlaku hal yang sama dengan teman se Party ku.
Aku berjalan kearah kamar Verse.
Tetapi aku menghentikan langkah ku karena mendengar suara dari arah halaman
belakang.
Saat aku berjalan melangkah ke
halaman belakang. Mataku bertemu dengan pemandangan seorang gadis mengayunkan
sebuah pedang kayu dengan keringat yang bercucuran dari wajahnya.
“Verse.” Velius
“Ah, Vel-sama. Selamat pagi.”
Verse
“Nn, Pagi. Kau bangun cepat hari
ini.” Velius
“Sudah kewajibanku sebagai
pelayan untuk bangun lebih cepat dari Tuannya, agar bisa melayani Tuannya lebih
baik.” Verse
“Ho Hoo... ‘Agar bisa melayani
Tuannya lebih baik’ Heh... Tapi kamu saat ini tidak sedang melayani aku kan.”
Velius
“I-Itu, A-Anu, Sebenarnya-” Verse
Saat melihat wajahnya yang panik,
entah kenapa aku berpikir ‘Gawat! Apa-apaan binatang kecil yang imut ini! Ah!!
Aku jadi ingin menjahilinya lagi!’ dalam hatiku. Aku jadi terheran dengan
diriku sendiri. Aku yakin aku bukan tipe ‘S’(Sadis) dan juga memang Verse
terlihat manis dan imut, tetapi aku bukan ‘Lolicon’(Pedofil). Jadi, tidak
mungkin aku akan tertarik padanya. Tapi, tunggu sebentar. Verse 12 tahun dan
aku saat ini 15 tahun, kami hanya selisih 3 tahun saja. Jadi, walaupun aku
tertarik dengannya tidak akan masalah.... Yah, mari sampingkan permasalahan ini
untuk sementara.
“Tenang saja, aku hanya
bercanda.” Velius
“I-Iya.” Verse
“Tetapi tak kusangka kau akan
berlatih pedang.” Velius
Ya, jarang sekali ada anak
apalagi gadis yang bisa sihir dan pedang sekaligus.
“Aku sudah berlatih sihir tadi.
Jadi, sekarang aku ingin melatih fisik tubuhku. Lalu karena aku tau sedikit
tentang teknik pedang...jadi-” Verse
“Oh, Ngomong-ngomong. Berapa
teknik pedang yang kamu ketahui?” Velius
“Eh, Cuma satu. ‘Beginner
Sword’.” Verse
“Oh...Kalau begitu mau ku ajari
teknik yang lain?” Velius
“...Bolehkah?” Verse
“Tentu saja.” Velius
Lagian, sepertinya ini terlihat
sedikit menarik. Jarang aku melihat seseorang yang bisa sihir dan dan pedang
sekaligus. Apa jangan-jangan Verse mau mengambil Class Magic Sword(wo)man atau
Magic Knight ?
“T-Teknik pedang dari
V-V-Vel-sama. I-Ini seperti mimpi saja.” Verse
“Kau terlalu melebih-lebihkan.
Bisa kau pinjamkan aku pedang kayu itu.” Velius
“S-Silahkan!” Verse
“Nn, Thanks.” Velius
Setelah aku menerima pedang kayu
darinya. Aku lalu menjaga sedikit jarak darinya untuk menunjukkan teknik
pedangku.
“Teknik pedang ini adalah teknik
yang telah diajarkan oleh Shisou ku.” Velius
“Vel-Sama nya Shisou...” Verse
“Nama teknik ini adalah ‘Moon
Night’. Teknik ini hanya terdiri dari 6 gerakan. Tetapi aku kali ini hanya akan
mengajarimu gerakan pertamanya.” Velius
Aku lalu mengalirkan energi yang
berada dalam tubuhku dan yang berada disekitarku ke dalam pedang kayu
digenggamanku.
“Masukkan energi disekitar dan
dalam tubuhmu kedalam pedang kayu. Energi yang dimaksudkan bukan hanya ‘Magic’,
ada sedikit energi ‘Soul’ yang harus di alirkan.” Velius
Hembusan angin bertambah semakin
kuat disekitarku bagai badai hendak datang.
“Kumpulkan energi itu kedalam
pedang kayu sepadat mungkin.” Velius
Tiba-tiba hembusan angin yang
deras itu berhenti. Semuanya tiba-tiba menjadi tenang. Pedang kayu
digenggamanku bercahaya mengeluarkan radian biru. Bagai pedang suci milik
pahlawan.
“Lalu ayunkan....Moon Night -
First Form...LUNAR SLASH!!” Velius
Saat aku mengayunkannya kearah
langit. Gelombang energi yang kuat muncul bersamaan dengan ayunanku. Gelombang
energi itu menghempas kearah yang kutebas, menciptakan gelombang bagai badai
energi muncul diatas langit.
Hal ini terjadi beberapa sebelum
kembali seperti semula. Dan pedang kayu ditanganku mulai hancur sedikit demi
sedikit sampai hanya menjadi pecahan kecil.
“...Yah, walaupun untuk
menggunakan teknik ini. Kau harus menggunakan pedang yang cukup kuat untuk
menahan tekanan energi.....Bagaimana kuatkan.” Velius
“Haa...Eto, Mmm. Kuat...Tetapi,
Vel-sama.” Verse
“Hmm?” Velius
“Bukannya itu hanya ayunan dengan
seluruh tenaga. Itu bahkan bukan sebuah teknik.” Verse
“Apa yang kau bilang. Tentu saja,
ini sebuah teknik. Lagian aku bahkan baru mengeluarkan 10% dari kemampuanku.”
Velius
“...Aku tau Vel-sama sangat kuat.
Tetapi, kekuatan ini hanyalah 10% dari seluruh kekuatannya...sepertinya
perjalananku masih panjang.” Verse
Melihat Verse yang masih memiliki
wajah termenung. Akupun harus menjelaskan lebih lanjut.
“Ehem, Seperti yang kubilang ini
adalah sebuah teknik. Berbeda dengan teknik yang biasa digunakan orang lain.
Teknik ini membutuhkan dua tipe energi saat menggunakannya. Energi ‘Magic’ dan
‘Soul’.” Velius
“...‘Soul’?” Verse
“Semua mahluk yang masih hidup
memiliki energi soul. Energi Soul berbeda dengan Magic, Magic adalah energi
yang berasal dari alam sekitar mu dan hanya sebagian kecil dari energi itu saja
yang dapat tersimpan didalam tubuh kita karena itu berasal dari alam itu tidak
pernah menjadi milik kita sendiri, apalagi saat menggunakan energi ‘Magic’
membutuhkan stamina dan kosentrasi yang tinggi. Jadi, jika staminamu habis
ataupun kehilangan kosentrasi, kau tidak akan bisa mengontrol Magic. Sedangkan
Energi Soul adalah energi yang berasal dari langsung dari tubuh kita atau lebih
tepatnya berasal dari roh kita dengan kata lain energi kehidupan kita. Karena
ini merupakan energi asli, jadi stamina tak akan terkurang saat menggunakannya.
Tetapi sebagai gantinya jika Energi Soul yang berada ditubuh habis atau
mehilang, kau akan mati. Begitulah menurut yang kutahu tentang energi Magic dan
Soul.” Velius
“Oh..!” Verse
“Aku akan mengajarkanmu cara
mengendalikan energi ‘Soul’. Tetapi untuk saat ini...” Velius
“...?” Verse
“Mari kita makan.” Velius
.
.
.
Setelah kami selesai makan. Kami
pun ingin pergi ke Adventure Guild. Tetapi karena Verse tidak punya pakaian
yang lain, kami lalu pegi ke toko pakaian terlebih dahulu.
Karena aku tidak terlalu tahu
selera anak perempuan pada umumnya, aku meminta Verse untuk memilih pakaiannya
sendiri.
Aku menunggu Verse beberapa saat
didepan ruang ganti. Saat Verse keluar, aku sedikit terkejut melihat pakaian
pilihannya.
Pakaian berwarna hitam dan rok panjangnya
tepat di bawah lutut, dan juga celemek dan bando berwarna putih.... ini pakaian
‘Maid’ kan?
Saat aku menanyakan Verse kenapa
dia memilih pakaian itu.
“Karena aku akan melayani
Vel-sama, lebih baik memilih sesuatu yang cocok untuk melayani.” Verse
Katanya, lalu membeli 5 set
tambahan pakaian Maid.
“5 set ? Bukannya itu terlalu
banyak. Lalu apa tidak apa membeli pakaian sehari-hari dan yang lainnya. Kalau
masalah uang tidak masalah, karena aku mempunyai banyak uang hasil dari misi
terakhirku.” Velius
‘Yah, walaupun dari tadi aku
melihat kau tidak pernah mempermasalahkan uang saat memilih pakaian itu. Budak
biasanya akan mempertimbangkan setiap yang dibelinya karena takut tuannya
marah. Karena sebagian orang yang memiliki budak tak pernah membeli sesuatu
yang mahal untuk budaknya. Aku berbeda sih, aku tak akan marah dengan hal di
belinya asalkan harganya terjangkau keuanganku. Hmm, aneh rasanya seperti Verse
sudah tau aku tidak akan marah. Aku merasa dia lebih tau tentang diriku dari
pada diriku sendiri...perasaan yang aneh. Padahal kami baru beberepa lama
mengenal satu sama lain. Yah, ini mungkin juga cuma perasaan ku saja.’ Velius
“Tidak apa. Pakaian Maid adalah
pakaian sehari-hari bagi ku.” Verse
“Tapi kamu nanti akan menemani
bertualang. Bukannya pakaian itu tidak cocok untuk melakukannya.” Velius
“Kalau begitu Vel-sama, mari kita
pergi ke ‘Blacksmith’.” Verse
Dan karena itu kami pun lalu
pergi ke toko Joro-jiisan.
*Kring Kring Kring*
“Hmm...? Oh, itu kau ya ?
Bagaimana keadaan mu?” Joro
“Selamat pagi, Joro-jisan. Aku
baik-baik saja. Lagian bukan aku yang sakit.” Velius
“Oh, begitukah... kalau begitu
baguslah.” Joro
“Terima kasih, karena sudah
khawatir tentangku.” Velius
“Jangan bercanda. Aku cuma
sedikit penasaran karena kamu tidak kesini dalam beberapa hari ini.” Joro
‘Tsundere...?’ Velius
“Jadi, ada apa kau kesini. Lalu
siapa Demon-jouchan ini?” Joro
“Ah, dia-” Velius
“Salam kenal, nama saya adalah
Verse. Saya adalah budak dari Vel-sama.” Verse
Sebelum aku bisa bilang apa-apa,
Verse telah berbicara lebih dulu. Entah mengapa, saat dia memperkenalkan diri
dia terlihat bangga...
“...Oh.” Joro
Entah itu Cuma perasaanku- tidak
itu bukan hanya perasaanku. Pandangan Joro-jiisan saat melihatku berubah
menjadi aneh.
“...Aku tak menyangka kau itu
ternyata loli-” Joro
“Salah paham! Ini salah paham!
Ini tidak seperti yang kau pikirkan!” Velius
Karena tidak mau di salam pahami,
akupun menceritakan cerita singkat bagaimana aku bisa mendapatkan Verse sebagai
budak ku.
“Oh, hadiah karena kau telah
menyelamatkan nya huh...” Joro
“Ya, begitulah. Lagian aku tidak
pernah menganggap Verse sebagai budak.” Velius
Ya, aku tidak pernah
menganggapnya sebagai budak, aku mengganggapnya sebagai pelayan ku(My Maid)
“Ya, aku tidak pernah melihat budak
di perlakukan sebaik ini.” Joro
“Ah, kita terlalu melenceng
dengan tujuan kita sebenarnya. Joro-jisan, bisakah kau carikan perlengkapan
senjata yang cocok untuknya?” Velius
“Untuknya... Tunggu sebentar,
berapa umurnya saat ini?” Joro
Tiba-tiba, suara Joro-jisan terdengar
sedikit serius.
“Eh? Ah, 12 tahun. Memangnya ada
apa?” Velius
“...Apakah kau tidak mengetahui
nya?” Joro
“Mengetahui apa?” Velius
Dia lalu melihat ke arahku dengan
terheran-heran.
“Huh... Yang masih berumur
dibawah 15 tahun tidak bisa mendaftar Adventure Guild, kau tau.” Joro
“Hah?! Aku tidak pernah mendengar
aturan seperti itu!” Velius
“Ini adalah pengetahuan umum
untuk anggota Adventure Guild. Apakah kau benar-benar tidak pernah
mendengarnya?” Joro
“...Tidak pernah.” Velius
Padahal kukira aku sudah bisa
membuat Party... Huh...
“... Apa boleh buat, huh. Padahal
kalau Verse bisa mendaftar aku yakin bisa membantu Verse menaik kan level nya
dengan sangat cepat.” Velius
“Kudengar ada cara lain untuk
bisa mendaftar Adventure Guild.” Verse
Sesaat aku hendak menyerah, Verse
lalu mengatakan hal itu. Aku lalu melihat kearah nya dengan terkejut.
“Kudengar jika kau bisa melewati
tes yang diberikan Guild, walaupun kau masih dibawah umur kau akan bisa
mendaftar. Karena yang membuat Adventure Guild mengakui mu bukanlah umur
ataupun latar belakang, tetapi kemampuan.” Verse
“Benarkah yang dikatakan Verse,
Joro-jiisan?” Velius
Aku lalu mengarah pandangan ku
kembali ke arah Joro-jisan.
Joro-jisan melihat kearah Verse
dengan terkesan.
“Kau tau banyak Jou-chan.” Joro
“Aku hanya kebetulan pernah
mendengar Adventure membicarakannya.” Verse
“Jadi, apa kau tau isi tes nya?”
Joro
“Aku tau. Membunuh 10 goblin atau
50 horn rabbit dalam 1 minggu.” Verse
Aku lalu melihat kembali kearah
Verse dengan sedikit khawatir.
“...Apa kau ingin mengikuti tes
itu?” Velius
Verse lalu melihatku dengan wajah
penuh percaya diri.
“Aku akan mengikutinya. Dengan
kemampuanku yang sekarang sudah cukup untuk membunuh beberapa puluhan goblin.”
Verse
Verse lalu mengumpulkan energi di
sekitarnya dan energi itu lalu membentuk sebuah tombak hitam.
Joro-jiisan melihat Verse dengan
terkejut dan semakin terkesan dengannya.
“Hooo, Kepadatan energi ini, daya
kontrolnya dan jumlah mana. Jika, umurnya memang masih 12 tahun bagaimana dia
bisa memiliki mana sebanyak ini. Dan juga kulihat dari hasil skill ‘Analysis’
ku dia masih belum mempunyai Class. Jadi, jika dia sudah mendapat class.....
tak dapat kupercaya. Ini bukan jenius lagi namanya tetapi monster.” Joro
“Ehem Ehem!!” Velius
“Ah?” Joro
Karena pikiran Joro-jiisan mulai
melayang jauh, akupun mencoba menyadarkannya dengan batuk ku.
“Kau benar-benar ingin mengikuti
tes itu?” Velius
“Aku akan!!” Verse
Melihat matanya yang penuh
resolusi. Akupun berpikir ‘Apa boleh buat, huh...’.
“Baiklah. Karena itu Joro-jiisan
bisakah-” Velius
“Vel-sama, biarkan aku mencarikan
senjata yang ditakdirkan untuk ku!” Verse
Sebelum aku ingin meminta tolong
pada Joro-jiisan untuk mencari peralatan yang cocok untuk Verse, sekali lagi
Verse telah menduhului ku berbicara.
“ ‘Senjata yang ditakdirkan untuk
ku’?” Velius
Kenapa aku merasa Verse terdengar
sedikit Chuuni (Chuunibyou)...
“Oh, kau mengerti itu ya? Nn Nn,
memang seharusnya begitu kan! Untuk mendapatkan senjata yang cocok denganmu,
kau harus di takdirkan dengan senjata itu!” Joro
“Benar benar! Jika kau
ditakdirkan kau bahkan mungkin juga akan mendapatkan senjata legendaris!” Verse
“Nn Nn, Kau benar-benar mengerti
yang ku maksud Jou-chan! Hahahahaha!” Joro
.
.
.
.
“Bisa langsung mencari senjata
sekarang?” Velius
‘Cepat selesaikan pembicaraan
Chuuni kalian!’ Velius
Verse
ToC
“Bisa langsung mencari senjata
sekarang?” Velius
Gawat! Vel-sama marah!
Mungkin karena aku berbincang
dengan pemilik toko dan menunda waktu terlalu lama. Nada suara Vel-sama menjadi
bertambah dingin bagai ‘Absolute Zero’. Hawa disekitar kami seperti akan
membeku.
“E-Eh, Y-Ya, S-Silahkan !” Joro
Karena semakin menakutkannya
Vel-sama saat ini. Bahkan pemilik toko ini pun berbicara sambil merinding
ngeri.
Karena aku tidak mau membuat Vel-sama
bertambah marah, aku segera berjalan mengelilingi lantai 1.
.
.
.
‘Seperti yang kuduga. Kualitas
perlengkapan di lantai 1 ini kurang bagus...’ Verse
Karena tidak dapat menemukan
senjata yang sesuai dengan keinginan ku.
Aku menaiki tangga, melangkah
kearah lantai 2.
Saat aku memasuki lantai 2.
Berbagai jenis senjata dengan bentuk yang unik masuk dalam pandanganku.
Beberapa senjata memiliki ukiran
berbentuk sebuah mahluk dan objek tak di ketahui.
Ada versi kecil dari peralatan
dan senjata yang seharusnya. Bergantungan seperti sebuah mainan.
Saat aku mendekatinya, sebuah
papan penjelasan mengenai objek ini terlihat. ‘Senjata Logam yang dapat
membesar dan mengecil. Mudah di bawa ke mana-mana. Harga : 8 Koin Emas Kecil.’
‘Peralatan ini cukup bagus.
Tetapi harganya...’ Verse
“Apa kau menginginkannya?” Velius
Saat aku sudah memutuskan
menyerah untuk mengambil peralatan ini. Suara Vel-sama terdengar dibelakang ku
mengejutkanku.
“Vel-sama!? Sejak kapan...” Verse
“Sejak tadi. Lagian apa maksudmu
‘sejak kapan’ dari tadi aku selalu berada dibelakangmu.” Velius
Aku tidak menyadarinya...
“Jadi, apa kau menginginkannya?”
Velius
Sekali lagi Vel-sama menanyakan
pertanyaan yang sama dengan pertanyaan yang sebelumnya.
Aku menginginkannya, tetapi saat ini
aku ingin mencari senjata yang sangat kuat.
Mungkin lain kali saat aku sudah
punya uang ku sendiri aku akan membelinya.
Aku tidak boleh selalu merepotkan
Vel-sama seperti dulu.
“Tidak, aku ingin mencari senjata
yang lain.” Verse
“Oh, begitukah?” Velius
Aku lalu melanjutkan pencarian
senjata ku.
Aku melangkah perlahan dan
memerhatikan sekitarku dengan seksama takut ada senjata yang terlewat.
Lalu pandanganku bertemu dengan
senjata diantara kumpulan senjata. Senjata ada sebuah busur berwarna hitam.
Karena aku merasa pernah melihat
busur itu di suatu tempat, aku menjadi tertarik.
Aku mendekat. Aku mengambilnya
dan memerhatikannya dengan seksama.
‘Dimana aku pernah melihatnya...’
Verse
Aku lalu melihat label yang
melekat dengan busur itu. ‘Raven Tail. Senjata yang di temukan di Dungeon Dark
Glown. Harga : 1 Koin Emas Kecil 20 Koin Perak Besar.’
‘Raven Tail...Di mana aku pernah
mendengarnya......?!’ Verse
Aku terkejut saat aku teringat
pernah mendengar nama yang mirip dengan senjata yang pernah kudengar di
kehidupan ku dulu.
‘Jangan-jangan senjata ini adalah
senjata yang di gunakan oleh Mulan The Night Empress.’
Aku memerhatikannya lagi, untuk
mencari ciri-ciri yang hanya dimiliki senjata itu.
Ketemu! Sebuah ukiran kecil
berbentuk burung gagak terlihat di busur itu saat aku memerhatikannya lagi.
Aku tidak tau kenapa harganya
bisa murah. Tetapi tidak salah lagi, ini adalah senjata yang pernah
digunakannya.
Mulan The Night Empress. Adalah
seseorang assassin muda yang berbakat. Ahli dalam berbagai senjata jarak dekat
maupun menengah dan mendekat. Raven Tail, itu adalah nama senjata yang
digunakannya. Senjata misterius yang memiliki kemampuan spesial. Jumlah
kemampuannya tak diketahui. Tapi ada tiga kemampuan yang pernah dilihat oleh
orang lain.
Pertama. Kemampuan untuk menyatu
dengan malam, membuat mu tak terlihat saat dimalam hari.
Kedua. Kemampuan untuk memanggil
Guardian berwujud gagak raksasa.
Ketiga. Kemampuan untuk membawa
malam pada siang hari untuk beberapa waktu.
Dengan senjata ini, dia pun membuat
legenda nya sendiri.
Dan dia mungkin akan membuat
legenda nya sekali lagi......jika senjata ini tidak ketemukan tentunya.
“Aku memilih ini!” Verse
“Yakin memilih ini?” Velius
“Nya!?” Verse
Vel-sama tiba-tiba muncul
dibelakangku lagi dan mengejutkan aku. Membuatku mengeluarkan suara yang aneh.
“ ‘Nya’ ?” Velius
“Y-Ya, maksudku Ya.” Verse
Ehem-ehem, tenangkan dirimu
Verse. Jangan tunjukan sisi jelekmu. Kendalikan dirimu. Dan selalu tenang.
“V-Vel-sama, aku memilih ini.”
Verse
“Oh, hanya ini saja?” Velius
“Ya, sisanya nanti aku akan ambil
zirah ringan untuk melindungi beberapa bagian tubuhku..” Verse
“Hmm.....” Velius
“?” Verse
Entah kenapa, pandangan dari
Vel-sama terasa hangat dari pada sebelumnya.
“Ya, sudah. Ayo.” Velius
Kami lalu melangkah kearah lantai
satu. Tetapi baru beberapa langkah, Vel-sama tiba-tiba berhenti.
Aku lalu melihat Vel-sama
berbalik, melangkah kearah yang sebaliknya.
“Verse, duluan saja. Aku teringat
ada sesuatu yang harus ku beli.” Velius
“Ya...” Verse
Ada apa dengan Vel-sama. Dia
bertindak sedikit aneh.
Tak tau apa yang sedang
dipikirkan Vel-sama saat ini. Aku pun hanya bisa menuruti nya untuk pergi
kembali kelantai 1 lebih dulu. Dalam perjalananku, aku mengambil zirah ringan
untuk melindungi bagian dada, lengan, dan lutut kaki ku. Aku juga mengambil
sepatu kulit dan sarung tangan berwarna hitam dalam perjalananku.
Saat aku telah berada di lantai
satu aku langsung menuju kasir dan meletakan semua peralatan yang kupilih
disana.
“Ini semua yang kupilih.” Verse
“Oh...Hoo, pilihanmu lumayan
bagus juga. Apa lagi Busur ini, Raven Tail, merupakan salah satu harta yang ku
kutemukan di Dungeon. Ah, sungguh mengingatkan masa lalu....” Joro
Dia lalu menceritakan cerita nya
saat pemilik toko masih muda. Saat dia masih muda, saat dia masih seorang
Adventure, dia memiliki julukan ‘Joro The Weapon Hunter’. Dia adalah orang yang
sangat menyukai senjata, dan yang paling dia suka adalah senjata yang berasal
dari dungeon. Di masa mudanya dia memiliki hobi bertualang ke Dungeon dan
mengoleksi senjata yang didapatkan. Jumlah senjata yang dikumpulkannya selama
beberapa puluh tahun lamanya bahkan telah membentuk sebuah gunung kecil. Dia
sangat mencintai koleksi senjatanya bagai anaknya sendiri. Tetapi, entah kenapa
beberapa tahun yang lalu, dia tiba-tiba menjual koleksi senjata yang di
cintainya itu. Ada banyak rumor tentang mengapa dia melakukannya tetapi semua
rumor itu tidak jelas, dan banyak orang tidak peduli dengan rumor itu karena
mereka senang memiliki kesempatan mendapat senjata yang dikumpulkannya.
“...Ah, maaf Jouchan. Dan juga
terima kasih sudah mendengar ceritaku, kau pasti bosan mendengar cerita ku
kan.” Joro
“Tidak, Tidak apa, aku juga
senang mendengar pengalaman dari mantan Adventure berpengalaman sepertimu.”
Verse
“Haa...Rasanya, saat aku
berbicara dengan anak muda sepertimu aku terasa sudah tua.” Joro
‘Bukan terasa lagi, bukannya kamu
sudah tua?! Dengan umur mu yang sekarang bahkan aku seharusnya memanggil kamu
kakek!’ Verse
“Joro-jiisan, kumohon hitung yang
kedua ini juga.” Velius
“!?” Joro dan Verse
Entah sejak kapan, tetapi tanpa
kami sadari Vel-sama telah berdiri di dekat kami.
Apakah dulu Vel-sama juga seahli
ini menyembunyikan hawa kehadirannya? Bahkan, Pemilik toko yang merupakan
mantan Adventure yang terkenal pun tak dapat merasakan hawa kehadirannya.
Jadi, seperti ini kah Vel-sama
saat diluar? Karena di kehidupan ku dulu aku tidak mengambil ujian Adventure
dan memilih bekerja sebagai Maid nya, aku
hanya bisa melihat Vel-sama saat dia di rumah saja...Jadi, seperti ini
dia saat diluar ya. Benar-benar hidup dengan nama julukannya ‘The Grim Reaper’.
Aku lalu melihat kedua benda yang
di letakkan Vel-sama di meja kasir. Benda itu adalah dua pedang hitam berukuran
sangat kecil.
“V-Vel-sama!?” Verse
Itu adalah benda yang sama dengan
yang ku inginkan tadi, Senjata yang bisa mengecil dan membesar. Tidak, itu
mungkin benda yang sama, tetapi benda ini tebuat dari Besi Hitam. Besi hitam
lebih mahal dari pada besi dan logam karena ketahanan dan ketajamannya lebih kuat.
Yang terbuat dari Logam saja sudah 8 Koin Emas Kecil, apa lagi yang terbuat
dari Besi Hitam.
“Jumlah dari harga kedua benda
itu 32 Koin Emas Kecil Lho?! Apa keuangan mu tidak akan bermasalah?!” Joro
32 Koin Emas Kecil!? Jika, itu
adalah jumlah dari harga kedua benda itu.... Berarti, harga perbenda itu 16
Koin Emas Kecil!!! Master! Kumohon pikirkan sekali lagi! K-Kita bisa bangkrut
Lho!!
“Oh, tidak masalah.” Velius
MASTER!!!
“Baiklah...semuanya menjadi 33
Koin Emas Kecil 21 Perak Besar.” Joro
“Ini 34 Koin Emas Kecil. Ah,
kembaliannya silahkan di simpan saja.” Velius
“Baiklah...” Joro
Proses pembelian pun selesai tanpa
dapat kuhentikan.
“Verse, ini untukmu. Jagalah
dengan baik.” Velius
“Vel-sama, bukannya ini terlalu-”
Verse
Sebelum aku dapat menyelesaikan
perkataanku, sebuah jari muncul di depan mulutku, menghentikan ku berbicara.
“Ambil saja, jika kau memang
merasa ini terlalu berlebihan....anggap saja kau saat ini sedang berhutang
padaku.” Velius
“...” Verse
“Karena itu, bertambah kuat lah.
Kuat dan kuat. Sampai kau bisa membayar hutangmu padaku. Mengerti?” Velius
“...Ya.” Verse
Nada suaranya memang terdengar
datar dan dingin. Tetapi kehangatan yang terdapat dalam perkataannya itu tidak
dapat disembunyikan.
Hutang kah.... Maupun di
kehidupan ku dulu ataupun di kehidupankan ini, aku selalu...selalu berhutang
kepadamu Vel-sama. Mungkin tidak tau berapa kali aku merasa telah berhutang
padamu. Kau selalu melindungiku... aku bahkan tidak dapat menghitung berapa
kali aku merasa telah terselamatkan.
Karena itu... aku akan
membayarnya dengan seluruh hidupku.
“...Vel-sama.” Verse
“Cepat gunakan perlekapanmu.
Maksudku, cepat persiapkan dirumu. Joro-jisan, apakah disini ada tempat
berganti?” Velius
“Jika ingin berganti, ruang di
belakang ku sini juga bisa.” Joro
“Boleh kah?” Velius
“Silahkan saja.” Joro
“Kau dengar itu Verse. Cepat
pasang perlengkapan mu disitu.” Velius
“Baik.” Verse
.
.
.
Saat aku keluar dari ruang
ganti. Penampilanku
telah berubah. Aku masih menggunakan pakaian maid, tetapi pakaian maid yang
kugunakan ada sebuah zirah ringan menutupinya. Zirah ringan berwarna putih
melindungi bagian dada, lengan dan juga lututku. Kedua senjata yang bisa
membesar dan mengecil bergantung di pinggangku. Tempat anak
panah dibelakang
punggungku. Dan juga busur di genggamanku. Diriku sekarang tidak terlihat mirip
Maid pada
umumnya. Aku jadi mirip
Combat Maid... Anggap saja saat penampilanku seperti
ini, aku sedang dalam mode ‘Battle Maid’.
“Hoo, Penampilan mu boleh juga.”
Joro
“Nn, kau terlihat lumayan cocok
mengenggunakan itu.” Velius
“B-Benarkah...” Verse
“Nah, kalau sudah siap. Ayo!”
Velius
Vel-sama, lalu menjulurkan tangan
kearahku.
“Ke Adventure Guild!” Velius
Aku lalu mengambil tangan yang
dijulurkannya itu. Kehangatan tangan nya lalu mengalir ketanganku.
“Ya!” Verse
Aku akan bertambah kuat, kuat dan
kuat...... demi dirimu.
The End of Chapter 29