Note : Aku baru selesai mengedit ulang
status Velius sampai Chapter 11. Jika mau, silahkan periksa.
My classmate and me dead being
killed but i life again in another world!?
Chapter 30 : Contract Start!
Abyss World, dunia yang memiliki dimensi waktu yang lebih
cepat dari pada di dunia lainnya, satu hari di dunia lain sama dengan satu
tahun di Abyss.
Tempat itu tidak memiliki siang dan hanya memiliki malam,
yang menerangi dunia ini hanyalah sebuah bulan yang bersinar abadi.
Tempat itu adalah dunia yang dipenuhi dengan berbagai jenis
monster, Abyss World, dunia para monster, surga sekaligus neraka bagi para yang
menginginkan kekuatan dan bertambah kuat.
Di suatu tempat bagian Abyss World
*RoaR----------*
Suara monster menggelegar ditempat ini.
Serigala raksasa berbulu hitam dengan mata biru yang
bernyala layak nya sebuah api.
Dialah sang penguasa di daerah ini.
Dan di daerah sang penguasa ini, dari kegelapan muncul lah
seorang perempuan.
Rambut putih nya yang panjang berkibar tertiup angin.
Matanya merah pekat nya yang terlihat layak darah terlihat
sangat jelas walaupun dilihat dari kegelapan.
Pada saat perempuan itu sudah keluar dari kegelapan,
wajahnya pun akhirnya terlihat.
Perempuan itu memiliki wajah yang sangat cantik, dia juga
memiliki kulit putih yang terlihat pucat.
Perempuan itu menatap dengan tenang kearah Sang Penguasa
daerah ini.
“The Great Dark Wolf…? Hmm…., Persembahan yang cukup baik
untuk ‘Yang Mulia’.” ???
Perempuan itu awalnya menggunakan sebuah gaun berwarna merah
gelap, energi berwarna hitam lalu menyelimuti seluruh tubuhnya, dalam sesaat
gaun yang digunakannya tadi sudah berganti menjadi full armor berwarna hitam
yang menutupi seluruh tubuhnya.
Entah sejak kapan, Pedang besar sepanjang 2 meter muncul
ditangannya. Dia mengangkat pedang besar dengan satu tangan dengan santainya dan
menyanggah Pedang besar itu ke bahunya.
“Perburuan dimulai!!” ???
.
.
.
Aku menengok kebelakangku.
“Vel-sama?” Verse
Melihat tindakanku, Verse memandangku dengan wajah
bertanya-tanya.
“Ah, tidak apa…” Velius
Pada saat aku tidak menemukan apa-apa, aku pun mengembalikan
pandanganku kearah depan.
Aku dan Verse lalu melangkah masuk ke dalam Adventure Guild.
Saat kami masuk, semua pandangan menjadi memandang kearah
kami.
Merasakan pandangan ini… Ah, aku sudah terbiasa jadi aku tak
terlalu memikirkannya.
Tapi aku sedikit terkejut melihat Verse yang terlihat
seperti sudah biasa juga.
Apa dia sering mengalami hal seperti ini juga…? Sungguh…
satu demi satu sebuah misteri selalu muncul dari pelayanku ini… Apakah
jangan-jangan dia adalah karakter utama di dunia ini!? Seseorang yang
bereikarnasi dan sebuah cheat skill atau sistem yang dapat mempercepat atau
memperkuat pertumbuhan atau kekuataannya!? Atau jangan-jangan dia seseorang
yang dari masa depan yang telah kembali kepada dirinya yang dulu!?....Bercanda,
hal seperti itu mana mungkin akan terjadi. Hal itu sudah menjadi main stream
dan hanya muncul di novel saja, hal itu tidak mungkin.
(Velius melupakan kalau dia adalah salah satu ‘tidak
mungkin’)
Yah, sebelum itu ada hal yang harus kuselesaikan terlebih
dahulu…
Aku lalu melanjutkan langkah dan diikuti oleh Verse.
.
.
.
Didalam Kantor Guild Master, tiga orang duduk menghadap
seorang Guild Master.
Tiga orang itu adalah Aku, Verse, dan Helia.
Dan yang berada dihadapan kami saat ini adalah Joseph Prime,
panggilannya adalah Joseph-jiisan, dialah Adventure Guild Master cabang kota
ini.
Urutan kami duduk adalah Aku berada ditengah, Verse di
kananku, Helia di kiriku.
“Baiklah, sebelum kita memulai pembicaraan kita… Tidak
apakah membiarkan dia mendengar pembicaraan ini?” Joseph
Kata Joseph-jiisan sambil melihat kearah Verse.
“Tidak apa, Karena aku sudah memberikannya ‘Order’ untuk tak
membocorkan hal yang akan kita bicarakan.” Velius
“Begitukah? Kalau begitu baiklah.” Joseph
Katanya dengan wajah sedikit lega.
“Jadi, mari kita mulai obrolan kita.” Joseph
Pada saat dia mengatakan itu, aku lalu melihat kearah sebuah
alat sihir terkutuk bernama ‘Lie Ditector’ di atas mejanya.
Apanya yang ‘obrolan’! Ini sudah jelas interogasi! Dasar kau
rubah tua!
“Yah, mari kita mulai.” Velius
“Pertanyaan pertama, apa kau… apa ingatanmu telah kembali?”
Langsung ke pembicaraan utama tanpa basa-basi, dan kau tadi
bilang ‘Pertanyaan’ kan? Sudah kuduga ini bukan ‘Obrolan’, ini ‘interogasi’!
“…Aku ingat.” Velius
Pada saat aku mengatakan itu, Helia melihatku dengan
ekspresi terkejut, senang, dan penuh pertanyaan. Verse hanya melihatku dengan
diam.
“Begitukah… Ingatanmu benar-benar telah kembali.” Joseph
Wajahnya terlihat senang sesaat, sebelum berubah serius lagi
dan melanjutkan ‘obrolan’nya.
“Jadi, bisa kau katakan apa yang terjadi setelah ‘kejadian’
itu?” Joseph
‘…Masalahnya aku pun tidak tau’ itu yang ingin aku bilang,
tetapi jika mereka tidak akan percaya kan…. Yah, bukan berarti aku tidak
mempunyai petunjuk…
“...Aku tidak bisa bilang.” Velius
Mendengar jawabanku Joseph-jiisan menjadi terdiam sesaat
sebelum melanjutkan kata-katanya.
“Apa itu sesuatu yang tidak bisa kau bicarakan kepadaku
ataupun keluarga mu?” Joseph
“Kepada siapa pun juga.” Velius
Mana mungkin aku bisa membicarakan sesuatu yang tidak aku
ketahui.
Pada saat aku mengatakan itu, ruangan menjadi tenang…
. . . . .
Saat ini kami telah berada diluar kantor Guild Master.
‘Obrolan’ kami telah selesai, jadi kami dibolehkan pergi.
“Huh…” Velius
Seperti yang kuduga aku telah ketahuan… Yah, jika mereka memperhatikan
tingkah laku dan sifatku yang sedikit berubah, tentu saja mereka akan tau. Lagi
pula dari cara bicaraku mereka pasti sudah tau kalau ada yang berubah, karena
aku tidak pernah memanggil orang dengan bahasa Jepang sebelum…
Hal ini terjadi karena ingatan ‘diriku’ ‘kembali’, membuat
cara pikir dan tindakan kurang stabil dan tenang. Pikiranku baru akhir-akhir
ini kembali menjadi stabil.
“Onii-sama…” Helia
“Hmm?” Velius
Aku lalu melihat kearah Helia. Helia pasti memiliki banyak
hal yang ingin ditanyakannya padaku, tetapi Helia…
“Suatu saat.” Velius
“…?” Helia
“Aku mungkin tidak bisa mengatakan apa-apa untuk mu
sekarang, tetapi suatu saat nanti pasti, aku akan menceritakan dan menjelaskan
padamu semuanya. Jadi, Kumohon tunggulah sampai saat itu datang…” Velius
Helia menundukkan wajahnya membuatku tak bisa mengetahui
ekspresi wajah seperti apa yang dikeluarkannya. Pada saat dia mengangkat wajah,
tatapan kami pun bertemu.
“Jika, itu keinginan Onii-sama. Apa boleh buat, aku akan
menunggu sampai waktu itu tiba…” Helia
Kata Helia dengan senyuman, tetapi itu adalah senyuman yang
terlihat sedih.
…Maafkan aku Helia.
“…Helia, Aku memiliki sesuatu yang harus ku urus. Jadi,
kutitipkan Verse padamu. Oh, iya. Tolong juga bantu Verse mendaftar tes Adventure
untuk dibawah umur. Itu saja yang ingin aku sampaikan, aku pergi dulu.” Velius
“Vel-sama!?” Verse
Aku lalu meneruskan langkahku dengan sedikit cepat menuju
keluar Guild.
.
.
.
Beberapa saat kemudian aku telah keluar dari dalam kota, dan
saat ini berada di dalam hutan.
[Tuanku, kau tadi terlihat seperti pecundang yang kabur]
Grim
Mendengar perkataan dari Grim, aku menjadi merasa sedikit
kesal.
‘Berisik. Jangan membicarakan hal itu lagi.’ Velius
[…Yah, bukannya aku tak mengerti alasan mengapa kau
bertindak seperti itu.]
‘…..’ Velius
Pada saat aku telah merasa tenang, aku lalu membuka mulutku.
‘Tempat ini sudah cukup jauh kan?’ Velius
[Ya, Tuanku] Grim
‘Kalau begitu, mari kita mulai’ Velius
Pertama aku mengeluarkan 6 pisau yang telah kelumuri dengan
darahku dari dalam Item Box, dan kemudian menancapkannya pada enam sisi. Berdiri
ditengah-tenangnya, aku lalu mengeluarkan Moon Scythe.
Memeriksa sekitar, pada saat aku benar-benar tidak merasakan
hawa kehadiran disekitarku. Aku lalu memulai hal ingin kulakukan disini.
“[Contract Start]”
Velius
[Contract Start]
Grim
Pada saat diriku dan Grim mengucapkannya bersamaan. 6 Pisau
yang kutancapkan menjadi bercahaya, yang kemudian terhubung satu sama lain
membentuk sebuah lingakaran sihir berbentuk Hexagram.
“Do you want to serve me?” Velius
[Yes, I want] Grim
“If you want to serve me, state your oath.” Velius
[Yes, I will] Grim
“As long as blood still flows in my body.” Velius
[As long as blood
still flows in my body] Grim
“As long as the
fire of my soul is still burning.” Velius
[As long as the
fire of my soul is still burning] Grim
“You will always
serve me for the rest of your life.” Velius
[I wil always serve
you for the rest of my life] Grim
“If i die you will
die.” Velius
[If you die I will
die] Grim
Saat mengucapkan itu bersama dengan Grim, aku merasakan
sebuah hubungan atau ikatan tak kasat mata pada diriku dan Grim.
“I hope you will
not regret your decision.” Velius
[I will not]
Grim
“My name is Velius.”
Velius
“With this, I
hereby declare the contract completed.” Velius
[The contract was successfully created]
Pada saat aku menyelesaikan kontrak, aku merasa sedikit
panas dari tangan kanan ku. Membuka sarung tanganku, sebuah tato yang
sebelumnya tidak ada, muncul di permukaan tangan kananku.
Sebuah tato yang berwarna merah layaknya darah membentuk
gambaran sebuah kepala naga. Pada saat aku melihat tato ini, aku menjadi
teringat anime yang lumayan ku suka, membuat hati menjadi sedikit bersemangat.
‘Dengan ini kontrak selesaikan?’ Velius
[Begitulah, Tuanku.] Grim
“Hmm…” Velius
Pada saat itu aku lalu merasakan sebuah hawa kehadiran
yang terasa lumayan kuat.
‘Hei.’ Velius
[Apa ada yang kau inginkan dariku Tuanku?] Grim
‘Mau melakukan percobaan dengan kemampuan baru kita?’
Velius
Setelah aku mengatakan itu, bayangan wajah naga membentuk
sengiran muncul dalam pikiranku.
[Jika itu mau Tuanku, maka dengan senang hati aku akan melakukannya
bersamamu.] Grim
…..
Di Abyss World.
Di sebuah tanah kosong, seorang perempuan dengan gaun merah gelap sedang berduduk
santai diatas tubuh sebuah serigala raksasa.
Dialah perempuan yang bertarung dengan monster serigala berjulukan The Great
Dark Wolf. Tetapi hal itu telah menjadi masa lalu, karena The Great Dark Wolf
telah menjadi sebuah mayat…..
Perempuan itu duduk sambil memeriksa hal yang berupa seperti permata
berukuran kepala manusia dewasa dalam genggamannya, itulah Monster Core dari
monster yang dilawannya tadi.
“Hmm, ya, tidak ada lecet sedikitpun.” ???
Pada saat selesai memeriksa Monster Core yang didapatnya, dia lalu menyimpannya
dalam Item Box miliknya dan melompat dari atas tubuh monster yang dibunuhnya.
“Baiklah, ke tempat selanjutnya. Persembahan seperti ini masih belum cukup.
Aku masih harus mengumpulkannya lagi.” ???
Melihat kearah atas, pandangannya seolah dapat menembus langit.
Pandangannya terlihat berangan-angan.
“Yang mulia, tunggulah. Aku akan segera kembali melayani disampingmu.” ???
The End of Chapter 30