My classmate and me dead being
killed but i life again in another world!?
Chapter 26 : Call Me ‘Lightning
Man’(3)
Alif PoV
Saat aku sadar aku telah berada
disebuah ruangan yang tak kukenal, berdasarkan dari kemewahan ruangan dan
perabotan ini dapat kusimpulkan bahwa ruangan ini adalah milik seseorang yang
sangat kaya, berarti saat ini aku berada di rumah seseorang yang sangat kaya.
Lalu akupun teringat wajah ‘Malaikat’ itu. ‘Apakah dia yang membawa ku kesini?’
kupikir. Aku lalu mencoba mengingat hal-hal yang terjadi sebelum aku kehilangan
kesadaran. Saat aku mengingatnya, aku pun memikirkan hal situasi yang telah
terjadi padaku.
‘Rasa sakit yang kurasakan waktu
itu adalah nyata, hal itu tidak mungkin bisa kurasakan di mimpi. Ya, hal itu
tidak mungkin bisa terjadi.’ Saat memikirkan itu, aku teringat hal yang terjadi
pada saatku dalam mode ‘Berserk’. Saat aku memasuki mode ‘Berserk’ kesadaranku
mungkin menjadi agak sedikit kabur tetapi aku masih belum kehilangan kesadaran,
karena itu aku menyadari dan mengetahui semua hal yang telah kulakukan pada
saat aku dalam mode ‘berserk’. Saat aku mengingatnya...Akupun merasa mual dan
ingin muntah, tetapi kutahan perasaan yang kurasakan saat ini, ‘Ini adalah
dunia yang berbeda dari dunia ku yang sebenarnya, nilai didunia ku yang
sebenarnya belum tentu berlaku didunia ini, sistem didunia ini berbeda dengan
dunia ku, karena aku saat ini sedang berada didunia ini aku harus segera
beradaptasi dan membiasakan diri dengan sistem didunia ini, karena jika aku tak
segera terbiasa...aku mungkin juga akan mati.’. Aku telah menerima ini sebagai
kenyataan.
.
.
.
Saat aku sedang memikirkan
berbagai hal, terdengar suara ketukan dari pintu ruangan ku berada, tanpa
menunggu responku pintu itu pun terbuka.
Seorang Pria tua masuk kedalam ruangan
di ikuti dengan seorang gadis yang sangat cantik.
Pria tua itu memiliki mata
berwarna hitam dan juga rambut, jenggot dan kumis berwarna coklat yang cukup
tebal. Karena dia menggunakan atribut kesatria berarti Pria tua ini sudah pasti
seorang Kesatria atau yang sejenisnya.
Tetapi pandanganku tidak terpokus
kepada Pria tua itu tetapi kepada orang lain yang masuk bersama denganya.
Gadis cantik itu...Ya, Tidak
salah lagi. Gadis cantik itu adalah ‘Malaikat’ yang ingin kulindungi
kemaren-Mmm...Bukan ‘ingin’ tapi ‘telah’ seharusnya ya? HuH...Syukurlah dia
tidak kenapa-kenapa. Untunglah saat aku dalam mode ‘Berserk’ aku tidak
menyerang sisiNya.
“Akhirnya kau telah terbangun.”
Malaikat
Setelah ku memperhatikanNya
sekali lagi, sudah kuduga dia benar-benar sangat cantik.
“Bagaimana dengan perasaan mu?”
Malaikat
“Ah, Aku baik-baik saja.” Alif
“Begitukah? Syukurlah kau
baik-baik saja.” Malaikat
Dia lalu tersenyum kearahku. Saat
melihat dia tersenyum, aku melihat bayangan bunga-bunga muncul disekitarNya.
Jika Bunga-bunga itu hanyalah latar belakangNya berarti senyumanNya itu adalah
matahari yang menyinari Bunga-bunga itu.
“Mm, Anu...” Malaikat
Ah, gawat, aku terlalu lama
menatapnya
“Ah, Maaf. Karena kamu terlalu
cantik aku jadi...” Alif
Waa, Aku mengatakan sesuatu yang
memalukan. Apa itu benar-benar keluar dari mulutku? Waa, aku tidak sengaja
mengeluarkan perkataan yang memalukan, Malu-maluin aja.
“O-Oh, B-Begitukah!? Oh...”
Malaikat
Mmm...Apa-apaan perasaan ini. Aku
merasa atmosfir disekitar kami berdua terasa berbeda, dan kami telah memasuki
dunia kami sendiri...Yah, Cuma perasaan doang. Tapi perasaan ini...Perasaan ini
tidak terasa buruk. Apa sebenarnya perasaan ini...?
“Ehem! Alif-Sama, perkenalkan
namaku adalah Hendrik Victor. Komandan dari Batalion 9, dan juga Ketua Penjaga
dari rumah ini. Mohon Salam kenalnya.” Hendrik
“O-Oh, Mohon salam kenalnya.”
Alif
“???...A-Ah, M-Maafkan atas
keterlambatan perkenalannya. Namaku adalah Lilianna Grabiel. Mohon salam
kenalnya.” Lilianna
Grabiel, Gabriel...Sudah kuduga,
Dia ini Malaikat. Ya, tidak salah lagi.
“Namaku adalah-” Alif
Yang mana harus ku gunakan Ya?
Nama asliku atau...Tunggu sebentar, Tadi mereka memanggilku ‘Alif’ kan?
“Bagaimana kalian tahu namaku?”
Alif
Saat mereka mendengar
perkataanku, mereka berdua bertukar pandangan sebentar sebelum kembali melihast
kearahku.
“Alif-Sama, Mohon maaf. Sebenarnya
kami telah menyuruh seseorang untuk memeriksa Statusmu dengan menggunakan Skill
‘Identify’.” Lilianna
“HaH!?” Alif
“Kumohon jangan salahkan
Ojou-Sama. Karena itu adalah keputusan dan perintah dariku. Jadi, jika kau
ingin menyalahkan seseorang, silahkan salahkan saja saya.” Hendrik
Mereka menundukkan kepala mereka
kearahku bersamaan saat mereka mengucapkan permintaan minta maaf mereka padaku.
Huh...
“Kalian berdua, Kumohon angkatlah
kepala kalian berdua.” Alif
“Alif-Sama...?” Lilianna
“Aku tak akan menyalahkan
siapapun tentang hal ini. Itu adalah hal yang wajar jika kalian akan
menyeledikiku, Saat bertemu seseorang yang tak dikenal dan tanpa asal-usul, sudah
pasti kalian akan merasa curiga dan khawatir. Justru, harusnya aku berterima
kasih. Karena kalian telah mau membawa dan merawatku, orang tak dikenal. Sekali
lagi Terima kasih banyak.” Alif
“Ah, Tidak. Justru, harusnya Akulah yang harus berterima kasih. Karena
telah menyelamatkanku dan membantu kami mengatasi para Bandit. Terima kasih
banyak.” Lilianna
Mereka berdua, Alif dan Lilianna,
Mata mereka berdua pun bertemu. Tanpa mereka sadari mereka telah memasuki dunia
mereka sendiri. Mereka saling menatap, tatapan itupun telah terjadi beberapa
saat, tetapi bagi mereka tatapan itu telah berlangsung lama, bagai
bertahun-tahun lamanya rasa mereka. Mereka berdua masih belum mengerti apa yang
sebenarnya telah terjadi pada diri mereka.
...Terjadi lagi...Sebenarnya...Apakah
sebenarnya perasaan ini...
“Ehem! Ehem!” Hendrik
Saat mendengar suara Hendrik,
mereka pun kembali dari dunia itu.
“Alif-Sama, Bolehkah saya
menanyakan sesuatu?” Hendrik
“H-Hendrik-San-” Lilianna
“Hn, Boleh.” Alif
“Langsung saja kukatakan yang
utama...Apakah Alif-Sama ‘Lost Person’?” Hendrik
.
.
.
Mendengar pertanyaannya akupun
kebingungan.
‘Lost Person’? Apakah dia
bertanya aku ini orang hilang atau sedang tersesat..?
“Hendrik-San, Bukankah tidak
sopan jika kau langsung bertanya hal itu padanya.” Lilianna
“Mmm, Sebenarnya apa yang di
maksudmu dengan ‘Lost Person’?” Alif
“...Ah, Maaf. Benar juga, Kau
terlihat baru sampai disisi sini, sudah pasti kau belum tahu istilah itu ya...
Akan ku ubah pertanyaannya. Apakah kau seseorang dari dunia lain?” Hendrik
Ekspresi wajahku pun membeku
mendengar perkataan terakhirnya.
“Bagai-” Alif
“Alif-Sama, Sudah kami katakan
kalau kami telah memeriksa Statusmu menggunakan Skill ‘Identify’ Kan.” Hendrik
“Ah.” Alif
“Dengan Skill ini, maka kami bisa
memerika Status Level, Class, Tittle dan Status Power.” Hendrik
“...” Alif
“Dan setiap ‘Lost Person’-Orang
yang berasal dari dunia lain selalu memiliki Tittle ‘Person from Earth’...”
Hendrik
“...Bukankah itu artinya kau
sudah tau jawaban dari pernyaanmu?” Alif
“Aku hanya butuh kepastian
darimu. Karena kau tau, kami tak mempunyai Penyihir yang telah memasteri bahasa
Sihir. Jadi kami tidak bisa yakin atau pasti. Tetapi jika dilihat menurut
penelitian tentang ‘Lost Person’ sejak lima tahun yang lalu, Ada kemungkinan
besar orang yang memiliki Tittle ini adalah ‘Lost Person’. Jadi...?” Hendrik
“...Ya, Aku mungkin adalah ‘Lost
Person’ yang kau maksudkan tadi.” Alif
“Sudah kuduga...Kalau be-”
Hendrik
“Hendrik-San...” Lilianna
“!!!” Hendrik
Aura disekitar Lilianna berubah.
Mulutnya memang tersenyum, tetapi matanya berkata lain. Saat ini Dia sedang
marah, Lilianna sedang marah.
“O-Ojou-Sama-” Hendrik
“Biarkan AKU mengambil giliran
berbicara tentang hal itu padaNYA. Kau sudah puas berbicara dengan Alif-Sama
Kan?” Lilianna
“Ap-Apa” Hendrik
“KAN?” Lilianna
“...Saya serahkan sisanya padamu
Ojou-Sama.” Hendrik
“Hmm!” Lilianna
(“Seseorang Perempuan yang sedang
jatuh Cinta itu menyeramkan.”) Hendrik
Aku mendengar suara bisikan
Hendrik dibelakang, tetapi tak terdengar terlalu jelas karena suaranya terlalu
kecil.
“Apa kau mengatakan sesuatu?”
Lilianna
“Tidak. Saya Tidak mengatakan
apapun.” Hendrik
Jawab Hendrik datar, tetapi aku
sempat melihat keringat dingin jatuh dari wajahnya.
“Hmm...Akan Ku urus kau nanti.”
Lilianna
Lilianna lalu mengubah pandangan
kearahku, saat dia menghadapku aura dan ekspresi wajahNya telah kembali seperti
semula.
“Alif-Sama, jika boleh tau,
sebenarnya apakah yang sebenarnya telah terjadi padamu...AKU ingin tau lebih
banyak tentangMU.” Lilianna
Entah kenapa...Aku merasa kalau aku
bisa mempercayaiNya. Karena itu akupun mengatakan situasi ku kepadaNya.
.
.
.
Namaku yang sebenarnya adalah
Arif Milwan. SMA, Kelas 3 IPA Jurusan Fisika. Seorang Pro Gamer.
Pada hari sebelum aku berada
didunia ini. Aku bersama dengan teman-temanku sedang berada didalam kelas.
Harusnya pada hari itu kami akan mejalankan hari yang sama disekolah. Tetapi
hari itu ada sesuatu yang berbeda. Padahal jam pelajaran pertama hendak
dimulai, tetapi anehnya belum ada satupun guru yang memasuki kelas kami. Saat
jam pelajaran dimulai, Bel pun berbunyi tetapi suara Bel nya bukan suara dari Bel
Sekolah kami. Pada saat itulah Samurai Hitam muncul dan pembantaian pun
terjadi.
Saat kukira diriku telah mati,
tanpa kusadari ataupun kuketahui, aku telah berada diruangan putih.
“Saat aku keluar dari ruangan
putih, akupun mencoba melakukan perjalanan menuju ke Kota atau Desa, lalu dalam
perjalanan akupun kebetulan bertemu dengan kalian dalam situasi itu, sisanya
Kau tahu sendiri.” Alif
“Arif Milwan...Kalau boleh
bertanya. Kenapa kau tak menggunakan nama asli mu saat memasukan informasi
diruangan putih?” Lilianna
“Karena saat itu... Aku merasa
seperti sedang bermimpi, karena cara memasukan informasinya mirip di Game
akupun tidak sengaja menggunakan namaku di Game...” Alif
“...Kalau aku berada diposisi
yang sama denganmu, aku mungkin akan berpikir bahwa hal yang telah terjadi
hanyalah mimpi... Karena itu jangan terlalu dipikirkan.” Lilianna
Kata Lilianna dengan lembut, saat
mendengarNya mengatakan itu akupun merasa tenang.
“Jadi, Bagaimana aku harus
memanggil mu?” Lilianna
“Panggil saja aku Alif, Lagian
nama di Statusku Alif. Kalau kalian memanggil ku dengan nama asli, bisa jadi
sedikit aneh kan. Dan akan kuanggap ini sebagai nama dan identitas baru ku di
dunia baru ini.” Alif
“Alif-Sama... Apa kau tidak ingin
menanyakan sesuatu?” Lilianna
“Hm..?” Alif
“Apakah kau tidak ingin pulang
dan kembali ke duniamu?” Lilianna
“Tentu saja, aku ingin...
Walaupun orang tua ku sudah lama mati. Tetapi aku masih memiliki paman dan bibi
ku...Karena itu aku ingin pulang.” Alif
“B-Begitukah...” Lilianna
“...Tetapi, sepertinya hal itu
tidak mungkin.” Alif
“K-Kenapa Kau-” Lilianna
“Saat itu...” Alif
“...” Lilianna
“Saat itu walaupun hanya sesaat.
Aku merasakannya...” Alif
“...” Lilianna
“Aku merasakan panas dari Pedang
Monster itu mengenai tubuhku. Aku merasakan daging ku terkuyak dan terpisah.
Dan saat itu juga adalah kedua kalinya aku merasakan keputusasaan... Dan itu
adalah pertama kalinya aku merasakan Kematian sangat dekat denganku...Perasaan
yang kurasakan saat itu adalah nyata dan bukan ilusi. Pada saat itu aku
benar-benar telah mati...” Alif
“Alif-Sama...?” Lilianna
“Tapi disinilah aku, Masih hidup.
Katakan padaku Lilianna...Jika diriku sebenarnnya sudah mati. Lalu apa sebenarnya
aku yang disini?. Kenyataannya, Saat ini disini aku masih hidup. Tetapi
bagaimana dengan kenyataan didunia ku sebenarnya, Apakah diriku telah dianggap
mehilang atau diriku disana telah mati?” Alif
“Alif-Sama!” Lilianna
“Bagaimana kalau aku sudah
dianggap mati? Walaupun aku bisa kembali kedunia ku yang sebenar-” Alif
Aroma yang harum masuk kedalam
hidungku. Kehangatan lalu menyelimuti seluruh tubuhku.
Perlu beberapa saat untuk aku
mengerti apa yang telah terjadi. Saat ini aku sedang dipeluk Lilianna.
Wa Wa Wa.
“Alif-Sama, Tenang saja. Jika kau
memang ingin pulang, maka akan kugunakan seluruh kemampuan dan kekuatan ku
untuk membantumu mencari jalan pulang. Tetapi jika memang tidak ada cara
ataupun jalan untukmu pulang. Maka rumah- Tidak, Aku akan selalu menerimamu
kapan saja.” Lilianna
“Lilianna...Terima Kasih.” Alif
Huh...Sepertinya aku sedikit terbawa
perasaan tadi.
Lilianna lalu melepaskan
pelukanNya dan berbalik.
“...S-Sepertinya kau sudah
sedikit baikkan. Tetapi kau mungkin masih harus beristirahat lebih lama lagi
untuk sembuh total. Karena itu akan aku biarkan kau beristirahat sesekali lagi.
Lalu sarapan pagimu akan segera diantar oleh salah satu pelayanku nanti.”
Lilianna
“O-Oh.” Alif
Lilianna melangkah kearah luar
ruangan. Saat Dia telah berada didepan pintu. Dia menghentikan langkahnya. Dan
menengok sedikit kearahku.
Saat wajahNya terlihat, aku
melihat wajahNya sedikit memerah.
“K-Kar`na begitu A-Alif-Sama.
Selamat Pagi. Sampai Jumpa lagi.” Lilianna
“A-Ah, Iya.” Alif
.
.
.
Saat Lilianna pergi. Hendrik pun
pergi setelah memberi salamnya. Karena itu Alif pun dikamar sendiri lagi.
“Huh...” Alif
Kira-kira apa yang harus
kulakukan kedepannya yah...
“Kira-kira mulai dari sekarang
apa yang saja akan terjadi padaku yah...” Alif
Ah, untuk saat ini aku hanya harus
melakukan yang aku bisa. Akan kulihat, Arus dari dunia ini akan membawaku...
.
.
.
Sudah 5 bulan telah berlalu sejak
aku tiba didunia ini. Dalam 5 bulan ini banyak hal telah terjadi padaku. Mendaftar
menjadi Adventure, Dalam perjalanan membuat kenalan/teman dan party, Bertarung
antara hidup dan mati dengan Monster untuk pertama kalinya, Bertambah kuat, Naik
Rank dengan cepat dan akhirnya akupun mendapatkan sebuah Julukan.
“Oi, ‘Harem King’!” Adventure A
Bukan-bukan ini julukan ku.
“Sudah kubilang jangan panggilku
itu kan.” Alif
Aku lalu memalingkan wajahku sedikit
kearahnya.
“Panggil aku ‘Lightning Man’!”
Alif
The End of Chapter 26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar