My classmate and me dead being
killed but i life again in another world!?
Chapter
28 : I will Change the Future
Verse
ToC
*BooM* Monster serigala yang
memiliki tubuh besar membuat ledakan kecil saat terjatuh.
“Ah, Capek! Akhirnya mati juga!”
???
“...” Verse
“Hei-hei, Verse, bagaimana kalau
nanti kita merayakan kerberhasilan kita menaklukan Dungeon ini?” ???
Seorang perempuan Serigala berbicara
kearahku.
“...” Verse
Dia sepertinya ingin memulai
pembicaraan denganku, tetapi aku tidak menghiraukannya.
“Hei, Verse! Kau dengar! Oi...!”
???
“Kau terlalu berisik. Diamlah
sebentar saja. Verse, juga pasti sedang kelelahan. Karena itu, jangan terlalu
menggangunya.” ???
Perempuan berambut putih pun
menegur perempuan serigala karena terlalu berisik.
“Heh...Aku tidak menganggangunya
kok...” ???
“Loce!” ???
“Ya...” Loce
Kami baru saja berhasil
mengalahkan Boss dungeon yang berada di daerah Demonika Kingdom.
“Jadi, siapa yang akan
mendapatkan kehormatan untuk menghancurkan Dungeon Core kali ini?” Loce
“...Verse, Kau ingin
melakukannya?” ???
“Verse ingin melakukannya?” Loce
“...Aku masih terlalu
lemah....Karena itu. Aku akan melakukannya!” Verse
Aku ingin bertambah kuat. Sangat
kuat. Agar aku bisa bertemu dengan ‘dia’ lagi.
Aku lalu menarik pedangku kedepan
Dungeon Core yang berada dia Aula Boss Dungeon.
Saat aku berada didepan Dungeon
Core. Wajahku pun terlihat. Rambut berwarna pirang keputihan yang panjangnya mencapai
pinggul. Mata coklat kemerahan yang pandangannya terlihat kosong. Kulit putih
pucat. Dua pasang tanduk yang terlihat sangat mecolok.
Aku sudah tumbuh sampai seperti
ini, Huh... Sudah banyak hal telah berlalu sejak saat itu ya...
Aku lalu mengangkat pedangku dan
mengayunkannya sekuat tenaga kearah Dungeon Core.
Dungeon Core pun hancur. Tetapi bukanlah
Exp seperti yang biasa kudapatkan yang muncul.
Tiket berwana emas dan
bersinar-sinar muncul saat Dungeon Core itu dihancurkan.
Tiket inilah yang mengubah
hidupku- Tidak, tiket inilah yang akan mengubah hidup kami.
.
.
.
Saat aku membuka mataku. Sebuah
atap yang terbuat dari kayu pun terlihat. Aku berbaring disebuah ranjang dengan
selimut berwarna putih menutupi tubuh ku dari ujung kaki sampai ke leher.
“Ah, Akhirnya kau terbangun...”
???
Aku lalu mendengar suara yang
terasa familiar bagi ku.
Suara yang terdengar dingin
tetapi memiliki kehangatan yang tersembunyi didalamnya.
Suara ini adalah suara seseorang
yang sudah lama tidak ku jumpai.
Suara yang tak akan pernah aku
lupakan.
Aku benar-benar merindukan suara
ini.
Aku benar-benar merindukan
pemilik suara ini...
Ingin bertemu.
Aku ingin bertemu dengannya.
Tapi aku tidak bisa.
Dengan diri ku yang sekarang.
Tidak mungkin untuk ku bisa.
Aku masih terlalu lemah.
Jadi, tidak apa.
Biarkanlah.
Aku ingin bertemunya.
Jadi.
Walaupun ini hanya sebuah mimpi
ataupun ilusi.
Aku tidak masalah.
Selama aku bisa menemuinya lagi.
Aku mengakat tubuhku dan duduk di
ranjang ku.
Aku lalu mengarahkan pandanganku
ke seseorang yang sedang duduk disamping ranjangku.
Dan sudah kuduga, aku pun melihat
wajah dari orang yang selama ini paling ingin kutemui.
Rambut berwarna putih yang
terlihat sangat lembut.
Mata berwarna batu ruby yang
terlihat mempesona.
Wajah yang terlihat hampir tak
memiliki emosi.
Lelaki yang memiliki kecantikan
yang bahkan dapat membuat para perempuan iri karenanya.
Dialah orang yang selama ini
ingin kutemui.
“...Vel-Sama.” Verse
“Bagaimana perasaanmu?” Velius
“Aku merasa senang.” Verse
Ya, aku merasa senang. Walaupun
ini hanyalah mimpi. Sekali lagi bertemu denganmu. Aku sangat senang.
“Ya, Aku memang menanyakan
perasaanmu. Tetapi bukan perasaan yang itu. Yang kutanyakan itu kondisi
tubuhmu.” Velius
“Ya, Aku dan Loce baik-baik saja.
Kami masih sehat-sehat saja.” Verse
“ ‘Kami’? ‘Loce’? ” Velius
“Ya, sedikit demi sedikit kami
telah menjadi kuat.” Verse
Walaupun saat ini masih belum
cukup kuat untuk melawan musuh kami. Tapi suatu nanti pasti.
“Kami akan bertambah kuat, dan
kami akan mengalahkannya. Jadi, tunggulah kami datang menjemputmu Vel-Sama!”
Verse
Tunggulah...Kami pasti akan
datang untuk mu...
“Eh, Ah, Mmm... Aku tak mengerti
apa yang saat ini sedang kau bicarakan. Apa kau benar-benar baik saja...?”
Velius
Hmm...
Sebuah tangan lalu menyentuh dahi
ku. Tanpa ku sadari wajahnya telah berada didepan wajahku. Sangat dekat, sampai
aku bisa merasakan nafas hangatnya menghembus wajahku.
“Hmm... Panasnya sudah sedikit
berkurang. Tetapi, untuk jaga-jaga lebih baik kau istirahat lebih lama lagi.”
Velius
Tangan yang menyentuhku terasa
hangat.
Ya, hangat...
Apakah ini bukan hanya mimpi...?
Apakah ini sungguhan...?
“Tunggulah sebentar, aku akan
membuat bubur untuk mu.” Velius
Saat aku merasakan ke hangatan
dari tangannya menjauh dariku. Tanganku menangkap tangannya secara respon.
“...Kumohon jangan tinggalkan aku
lagi.” Verse
“...!!?” Velius
Aku bisa menyentuhnya.
Aku bisa merasakannya.
Dia nyata.
Semua ini nyata.
Ini bukan mimpi ataupun ilusi.
Aku benar-benar telah kembali.
“Kenapa kau menangis...? Apakah
ada yang sakit?” Velius
Tanpa kusadari air mata telah
mengalir dariku.
Orang ini bukan hanya ilusi
ataupun serpihan dari ingatanku.
Dia yang sesungguhnya.
Dialah Velius. Tuanku. Dan
satu-satunya dewaku.
“Tidak, Tidak ada yang sakit. Aku
hanya...mendapatkan mimpi buruk.” Verse
“Mimpi buruk...?” Velius
“Ya, Mimpi buruk yang sangat panjang.
Serasa sudah berlangsung sangat lama...” Verse
Ya, Sangat lama. Sudah sangat
lama.
“Tapi, sekarang sudah tidak
apa-apa. Aku sudah terbangun dari mimpi buruk itu.” Verse
Semuanya baik-baik saja, karena
kau telah berada disini, bersamaku.
“...Begitukah.” Velius
“Ya.” Verse
Aku benar-benar telah kembali...
Ke masa lalu.
.
.
.
Velius
PoV
Saat Verse sudah terlihat tenang.
Akupun meninggalkannya dikamar untuk, pergi ke dapur untuk membuatkannya bubur.
Saat ini kami sedang berada
dirumah lamaku. Rumah yang dulu pernah ditinggali oleh diriku bersama
keluargaku di dunia ini.
Aku sedikit terkejut melihat
rumah ini masih besih dan terawat. Awalnya aku ingin merawat Verse di Adventure
Guild, tetapi Helia menyarankan untuk merawatnya disini.
Sepertinya, Walaupun dia hanya
seorang diri, Helia, tidak rela melepaskan rumah kami karena itu adalah salah
satu kenangan saat kami bersama. Pembayaran pajak dari rumah ini lumayan
tinggi, pada saat itu tidak mungkin Helia yang masih kecil bisa mendapatkan
uang untuk melakukan pembayaran. Untunglah masih ada sedikit uang dari
peninggalan orang tuaku dan juga bantuan dari Joseph-Jii-san, mungkin rumah ini
sudah tidak akan masih menjadi milik kami lagi. Karena itu Helia bekerja di
Adventure Guild sebagai receptionist, agar bisa membayar sedikit demi sedikit
hutang yang kami miliki dengan Joseph-Jii-San. Orangnya sendiri tidak masalah
kalau kami tidak membayarnya, tetapi kami tidak bisa membiarkan diri kami untuk
terus berhutang dengan Joseph-Jii-San. Padahal orang tua kami dan
Joseph-Jii-San hanyalah kenalan, tetapi dia tetap merawat Helia dengan baik selama
ini. Jadi, tidak mungkin kami akan terus berhutang dengannya.
Karena Helia bekerja sebagai
Receptionist di Adventure Guild, dia tidak bisa tinggal dirumah. Karena itu dia
meminta tolong seseorang untuk membersikan rumah ini 2 kali dalam seminggu, dan
Helia juga datang untuk memeriksa rumah ini sebulan sekali.
Saat kutanya apa tidak apa-apa
keamananan rumahnya kurang, dia bilang tidak apa karena tidak ada barang yang
berharga dirumah, walaupun ada semua itu ada diruang penyimpanan tersegel yang
hanya bisa dibuka oleh kami berdua.
Padahal dulu keluarga kami ini
cukup kaya, tapi entah kenapa orang tua kami tidak pernah memperkejakan
pelayan.
Saat aku masih dalam perjalan
menuju kedapur, pandangan ku tidak sengaja bertemu dengan foto bersama dari
sebuah keluarga yang terlihat sangat senang...
“...Otou-San, Okaa-San...” Velius
.
.
.
Entah, Kenapa. Sejak Verse
terbangun, dia terasa berbeda. Sesuatu telah berubah darinya. Aura dan Hawa
kehadirannya terasa telah berubah, bagaimana cara aku mengatakannya...terasa
bertambah dewasa...? Dia juga terasa lebih terbuka kepadaku dari sebelumnya,
membuatku terasa lebih dekat dengannya.
Yah, walaupun dia adalah
pelayan/bawahan ku. Aku baru mengenalnya beberapa saat, aku masih belum terlalu
dekat dengannya. Jadi, itu mungkin hanya perasaanku saja...
Bubur untuk Verse telah jadi.
Saat aku sudah dekat dengan kamar yang telah ditempati Verse. Aku merasakan
gelombang sihir dari arah kamar nya.
“Dark Magic...? Verse, ya. Huh...
Padahal sudah kubilang untuk istirahat.” Velius
Jadi, Verse bisa menggunakan
sihir ya. Aku tau kalau dia punya bakat di Dark Magic saat melihat jenis Spirit
yang ada didekatnya. Tetapi aku tidak tau bisa tidaknya dia menggunakan sihir.
Ternyata dia bisa ya. Hmm, Jadi, Versi nanti akan menjadi penyihir ya. Pas
banget, aku lagi membutuhkan penyerang jarak jauh dan menengah untuk party ku
nanti. Tetapi, kalau ngomong-ngomong soal Party. Kira-kira apa nama yang bagus
untuk Party ku nanti ya...? Nama Party nya harus nama yang mengungkapkan ciri
khas kami...Dark Shadow? Tidak, itu tidak terlalu bagus! Black Wing? Shark
Shadow? Fall Angel? Grim- Itu sudah pasti tidak!
Dalam langkahku menuju kamar
Verse, aku pun berpikir hal-hal seperti itu.
Verse
PoV
Saat Vel-Sama telah pergi kedapur
untuk memasak bubur. Aku lalu memeriksa kondisiku saat ini.
Name
Race
Gender
Age
Level
|
Verse
Fey’ri
Female
12
None
|
|||
Title
|
None
|
|||
Class
|
None
|
|||
Job
|
NONE
|
|||
HP
MP
|
500/500
325/325
|
|||
Attack Power
Magic Power
|
30
162,5
|
|||
Str
Vit
Agi
Cha
|
3
5
6
10
|
Int
Def
Dex
Luc
|
325
5
3
10
|
|
Skill
|
None
|
|||
Equipment
|
·
White Onepiece
·
White Panties
|
|||
Special Skill
|
·
Freeze Time
·
Slow Motion
|
|||
EXP. to Lv.UP
|
0/0
|
|||
“Hmm...!?” Verse
Aku tahu seharusnya semua status
ku akan melemah dan kembali seperti statusku pada saat aku masih kecil. Tetapi
saat aku melihat statusku. Ada hal yang berbeda dari status yang kumiliki dulu.
Pertama, Kenapa status Int ku
masih tetap sama dengan diriku dimasa depan, malahan bertambah banyak.
Yah...Karena aku masih belum mempunyai Class, efek Status Powernya berkurang.
Kedua, Saat aku masih kecil, aku
masih belum memiliki Special Skill. Tetapi kenapa sekarang bertambah dua!?
Semuanya tampak normal kecuali
kedua hal ini. Kenapa statusku bisa menjadi seperti ini...? Mungkinkah karena
jiwa yang didalam tubuhku adalah jiwa ku yang dewasa. Karena itu statusku Int
tetap sama. Dan status Int ku itu bertambah hasil dari penggabungan jiwa ku?
Hmm, Bisa jadi. Tetapi itu tidak bisa menjelaskan bagaimana aku bisa
mendapatkan Special Skill...Oh!?...Mungkin karena Dewa itu, Huh... Sepertinya,
aku harus memeriksa kalau ada Blessing di tubuhku untuk memastikannya...
Baiklah! Vel-Sama, mungkin bilang
aku harus istirahat. Tetapi, saat aku mengetahui apa yang akan terjadi di masa
depan...Tidak mungkin aku akan hanya berdiam saja! Aku harus bertambah kuat!
Demi diriku! Demi Vel-Sama!
Mmm...Pertama-tama, mari berlatih
sihir.
Aku mengangkat tangan kanan ku
kedepan wajahku dengan telapak tangan yang menghadap keatas. Aku lalu mencoba
merasakan sihir yang berada didalam tubuhku, dan mencoba mengalirkannya
ketelapak tangan kanan ku. Aku lalu membayangkan bola berwarna hitam.
Energi berwarna hitam lalu
muncul, berkumpul kearah telapak tangan kanan ku. Membentuk pusaran bagai
lubang hitam ditanganku. Entah, berapa lama telah berlalu sejak aku mengumpulkan
energi hitam itu ketelapak tangan kananku. Akhirnya, pusaran energi berwarna
hitam itu bertambah tebal. Dari situ terbentuklah bola berwarna hitam hasil
dari pusaran energi. Aku lalu mendengar suara yang telah kutunggu-tunggu sejak
tadi.
[You Have Learned Skill ‘Dark
Magic-Medium’]
[You Have Learned Skill ‘Instant
Chant-Medium’]
[You Have Learned Skill ‘Chantless-Low’]
Akhirnya, dapat juga. Dan
hebatnya tiga Skill sekaligus. Untuk hari ini sudah cukup, besok aku harus
mengambil ujian untuk masuk Adventure Guild. Dengan begitu aku bisa membuat
Party bersama dengan Vel-Sama...He he he...Party bersama Vel-Sama... Ah, gawat.
Memikirkannya saja membuatku menghayal yang bukan-bukan. Tenangkan dirimu
Verse. Jangan sampai menunjukkan sisi burukmu kepada Vel-Sama. Yosh! Harus Tenang!
“Bukankah sudah kubilang untuk
istirahat.” Velius
Suara yang tenang masuk dalam telingaku.
Saat aku memandang kearah pintu kamar, Vel-Sama berdiri sambil membawa mangkok
berisi bubur disana. Vel-Sama lalu melangkah kearahku dan duduk di sisi kasurku.
Dia lalu menyendok bubur dan mengangkatnya kedepanku.
“OK, Buka mulut mu. Aaa...”
Velius
Melihat tindakannya membuatku merasa
senang dan juga malu. Apa-apaan ini!? Dulu saja aku tidak pernah disuap oleh
Vel-Sama, tetapi sekarang!? Aku senang tetapi juga malu. Apakah Vel-Sama sedang
mempermainkan ku? Dia mencoba menguji hatiku dengan rasa malu? Kumohon jangan,
Hatiku tidak akan kuat!
“Verse, Aaa...” Velius
“A-Aaa...*Gulp*” Verse
...Ah, aku kalah...
.
.
.
Kami bertiga lalu muncul disebuah
ruang putih.
[Selamat karena telah mendapat ‘Oldem
Ticket’.] Oldem
Kami mendengar suara orang
berbicara, tetapi kami tidak bisa menemukan sosok orang yang sedang berbicara
itu.
Karena hal yang telah terjadi pada
kami ini terlihat aneh, kamipun merasa waspada dan gugup, kecuali satu orang...
“Kalau katamu ‘Selamat’. Berarti
kami akan mendapat hadiah?” Loce
Si Serigala bodoh ini. Apa dia
tau kata ‘hati-hati’.
[Benar Sekali. Kau akan
mendapatkan hadiah dariku, Oldem.] Oldem
Oldem. Dewa Waktu. Dewa yang
menguasai Waktu, Oldem.
“Jadi, hadiahnya apa?” Loce
[Apakah kau tidak pernah
mendengar nama ‘Oldem’. Aku ini adalah Dewa yang menguasai waktu. Karena itu,
hadiahnya pasti berhubungan dengan waktu. Contohnya seperti..... Pergi kemasa
lalu.] Oldem
Perkataan terakhirnya bagai sebuah
bom dikepalaku- Tidak, kepala kami semua.
...Huh...? Tadi, dia bilang
apa...?
[Hmm, tunggu sebentar. Akan
kubaca ingatan kalian... Oh, jadi inikah penyesalan yang kalian miliki.
Baiklah, akan kuberikan kesempatan untuk menangani penyesalan kalian itu.] Oldem
Sebuah cahaya lalu muncul dari
bawah kaki kami.
[Semoga kalian dapat mengatasi
penyasalan kalian itu. Sampai jumpa, Jika takdir memperbolehkan maka mari kita
bertemu lagi.] Oldem
Cahaya itu bertambah terang dan
menelan kami.
.
.
.
Kesempatan yang telah diberikan
ini tidak akan kusia-siakan.
Aku tidak akan membiarkan hal itu
terjadi lagi karena kelemahanku.
Aku akan bertambah kuat. Sangat
kuat. Sampai aku bisa berjalan berdampingan dengan ‘dia’ di medan tempur.
Akan ku ubah masa depan ku-
Tidak, akan ku ubah masa depan kami!
Untuk pertama-tama aku akan-
“Aaa...” Velius
menghabiskan buburku ini terlebih dahulu.
“Aaa...*Gulp*” Verse
Ah...Senangnya...
“Aaa...” Velius
menghabiskan buburku ini terlebih dahulu.
“Aaa...*Gulp*” Verse
Ah...Senangnya...
The End of Chapter 28
Tidak ada komentar:
Posting Komentar