Mcamdbkbilaiaw

http://tri-veli-ario.blogspot.co.id/p/blog-page.html

Kamis, 18 Januari 2018

My classmate and me dead being killed but i life again in another world!? : Chapter 023


My classmate and me dead being killed but i life again in another world!?
Chapter 23 : ...Are You Sword Master?

Hm...apa yang dia bilang tadi? Aku tak salah dengarkan...?

‘Siapa...?’ Velius

[Dewi Sastia, dia lah penciptaku!] Grim

‘...Serius?’ Velius

[Serius!] Grim

WTF!?
‘...’ Velius

[...] Grim

‘...Kenapa dia tertarik padaku?’ Velius

[Aku tak terlalu mengetahuinya.] Grim

‘...’ Velius

[...K-Kumohon jangan melihatku seperti itu. Aku juga tak diberitahu alasan mengapa, Dewi Sastia tertarik pada Tuan!] Grim

‘...Oh, Begitukah.’ Velius

[J-Jika Tuan ingin tau, kenapa Tuan tidak menanyakannya langsung nanti!] Grim

‘...Kau berkata seolah-olah dia akan datang menemui ku nanti...’ Velius

[Dewi Sastia berkata bahwa dia akan menemui Tuan saat Unique Class yang Tuan miliki berjumlah tiga!] Grim

‘...Serius Lo?’ Velius

[Serius! Dewi Sastia berkata bahwa Dia akan menjawab semua pertanyaan yang telah membingungkan Tuan!] Velius

‘...Semua pertanyaan ya.... Kata mu dia akan mendatangiku saat Unique Class yang kumiliki telah ada tiga, benar begitu?’ Velius

[Ya!] Grim

Dengan begini mungkin aku akan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padaku dan teman-temanku!

‘Oh, iya. Aku hampir lupa! Kembali kepertanyaan sebelumnya, dimana tempat ini?’ Velius

[Tempat ini adalah alam bawah sadar Tuan!] Grim

‘Bukannya alam sadarku waktu itu tempatnya sangat gelap?’ Velius

[Itu karena Tuan saat itu sedang dalam keputusasaan!] Grim

‘Begitu ya... Baiklah, itu saja pertanyaanku. Bukankah kau memiliki tujuan memanggil ku kesini, jadi apa urusannya?’ Velius

[Tuan, aku ingin menyempurnakan Kontrak kita!] Grim

‘Menyempurnakan Kontrak...?’ Velius

[Sebenarnya sejak pertama Tuan menggunganakanku, sejak itu Kontrak kita telah tercipta. Tetapi Kontrak itu belum sempurna!] Grim

‘Jadi, begitu. Kamu memanggil ku kesini untuk menyempurnakan Kontrak kita, benar begitu?’ Velius

[Tidak, untuk saat ini aku hanya ingin mengungkapkan keinginanku!] Grim

‘...Apa Kontrak itu tidak bisa kita sempurnakan sekarang?’ Velius

[Tuan, Kontrak kita tidak bisa disempurnakan disini, Karena disini adalah alam bawah sadar Tuan!] Grim

‘Berarti harus dilakukan didunia nyata yaa...Baiklah, jadi bagaimana caranya aku menyempurnakan Kontrak kita?’ Velius

[Tuan harus Bla Bla Bla...] Grim

‘O.K, akan kulakukan sesuai dengan hal yang kamu katakan.’ Velius

[Jika kita berhasil menyempurnakan Kontrak kita, Tuan akan dapat melihat kemampuan sebenarnya dari ku.] Grim

‘Kemampuan mu yang sebenarnya ya...Aku tak sabar menantinya.’ Velius

[Begitu juga aku...Ah, sepertinya waktu kita disini sudah hampir habis.] Grim

‘Ah!? Begitukah....Kalau begitu sampai jumpa lagi. Berbicara denganmu cukup menyenangkan.’ Velius

[Sampai jumpa juga Tuan, sesegera mungkin kita akan berjumpa lagi.] Grim

~Velius pun keluar dari dalam bawah sadarnya. Ada sesuatu hal yang sejak tadi tak disadari Velius, bahwa sejak berada didalam bawah sadar nya perlengkapannya telah berubah sedikit.~

.
.
.
*Chirp*Chirp*Chirp*

“Keigo, Bisa kah kau bangunkan Vel-San.” Rais

“Biarkan aku saja yang melakukannya, karena aku adalah budaknya Vel-Sama!” Verse

*Run*Step*Step*Step*

“Vel-Sama, Bangunlah. Sudah Pagi Lho.” Verse

Saat aku membuka mataku dan terbangun. Aku lalu mendengar suara Verse memanggilku dari luar tenda tempat ku tidur.

Setelah sedikit merapikan rambutku, aku pun keluar dari Tenda. Saat aku keluar, aku melihat wajah Verse yang terkejut akan sesuatu saat melihatku. Apakah ada sesuatu?

“V-Vel-Sama, penampilan mu yang sekarang terlihat sungguh menganggumkan! Kamu benar-benar terlihat keren!” Verse

‘Hah?...Padahal aku cuma sedikit merapikan rambut ku Lho. Apakah memang penampilanku saat ini memang terlihat keren? Ah, ini mungkin adalah pujian yang biasa digunakan oleh Pelayan saat memuji Tuannya mirip seperti yang ada di Film dan cerita pernah kulihat. Kalau begitu jawaban yang benar adalah...’ Velius

“Terima Kasih, Ayo! Kita akan segera mulai memasak untuk sarapan Pagi!” Velius

“I-Iy-.Siap!” Verse

Saat kami melangkah kearah yang lainnya. Mereka semua terlihat sedikit terkejut saat melihatku...Kenapa?

“...Velius-Kun...Perlengkapan itu...terlihat cukup cocok...dengan mu.” Seira

“Vel-San, kalau kau memang mempunyai perlengkapan yang lainnya harusnya kau pakai sejak kemaren!” Rais

“Vel-San, jika kau memang mempunyai sebuah Jubah harusnya kau gunakan saja dari pada kau menggunakan Jaket mu yang telah robek seperti kemaren!” Raizer

“Vel-San, Kau terlihat Luar biasa! Kau sekarang terlihat seperti benar-benar hidup sesuai dengan julukanmu! Benar-benar terlihat seperti Grim-*Punch*Gohok!!” Keigo

Saat mereka mengatakan hal seperti itu, aku pun segera melihat perlengkapan yang kugunakan.
Tanpa ku sudari perlengkapanku telah berubah. Jaket Hitam(Jubah Hitam) ku telah berubah menjadi Jubah Hitam yang sebenarnya. Saat ku perhatikan dengan lebih sesama lagi, Sepatu kulit ku juga telah berubah. Dari Sepatu Kulit Hitam menjadi Sepatu Kulit yang keunguan.

‘Apa yang sebenarnya terjadi!?’ Velius

Aku lalu segera menggunakan Apraisal ku ke Jubah dan sepatuku.


Saat aku baru saja selesai membaca informasi mengenai Perlengkapan baru ku sebuah ikon muncul dihadapanku.




‘Mail...!?’ Velius



‘.....Apa-apaan ini?’ Velius

“...Velius-Kun?” Seira

“Vel-Sama, ada apa? Kenapa Vel-Sama menajadi terdiam?” Verse

“Oi, Vel-San! Vel-San! Vel-San! Percuma dia tidak bereaksi sama sekali!” Keigo

“Aneh, kenapa Vel-San menjadi seperti ini!?” Raizer

“...Velius-Kun apa ada yang salah?” Seira

Aku menjadi sangat kebungan. Karena semakin kebingungannya aku, otak ku menjadi berhenti berkerja karenanya.
.
.
.
Setelah aku telah bisa berpikir jelas kembali, aku pun segera menyiapkan sarapan untuk kami semua.
Saat kami telah selesai sarapan, kami segera membereskan kemah kami. Setelah kami sudah siap, kamipun segera berangkat melanjutkan perjalanan kami.

‘Sungguh memalukan, sampai terdiam karena hal semacam ini. Ah, malunya! Apa lagi aku terdiam seperti patung tepat didepan banyak orang! Aku sungguh malu! Apa lagi semua terlihat benar-benar khawatir karena kondisi ku tadi. Untuk saat ini, lebih baik aku jangan terlalu berpikir keras mengenai hal ini.’ Velius

Dalam perjalanan kami mendekteksi sekelompok Goblin dalan jumlah banyak berada didepan kami. Entah mengapa, sejak kemaren kami hanya bertemu monster Goblin saja. Karena tidak ada monster jenis lainnya, aku pun tidak bisa mendapatkan Skill baru.

Karena tubuh benar-benar telah pulih dan aku dari kemaren tak bertarung. Aku pun memak-Ehem memohon kepada para Senior untuk membiarkan bergabung dalam pertarungan, dan setelah beberapa saat mereka pun membolehkan ku bergabung dalam pertarungan.

‘O.K! Akhirnya, setelah sekian lama sejak aku bertarung...aku akhirnya bisa bertarung lagi!’ Velius

Jika ada orang lain yang mendengar hal yang kupikirkan ini, mereka pasti bilang “Bukankah baru beberapa hari lalu sejak kamu dan temanmu bertarung dengan pasukan monster, dan hampir sebagian besar dari pasukan itu kamu bunuh sendirian.”.

‘Moon Scythe...Grim, istirahatlah  untuk sementara waktu. Kali ini aku akan menggunakan Pedang hitamku tanpa menggunakan Skill aktif. Aku ingin mengetahui seberapa besar kemampuan fisik ku saat ini telah meningkat.’ Velius

“Hm?...Velius-San, kenapa kau menggunakan Pedang? Bukankah kau pengguna Sabit?” Rain

“Ah, aku hanya ingin sabit ku beristirahat sebentar karena itu aku menggunakan Pedang.” Velius

“...Kau berbicara seolah-olah Sabit mu itu mahluk hidup.” Gantz

“Selain itu, aku juga mempunyai sesuatu yang ingin aku periksa.” Velius

“?” Semua orang

Saat jarak dari kelompok Goblin dengan kami telah dekat, kamipun segera turun dari Kargo. Sebagian berjaga di Wagon, dan sebagian menyerang. Aku termasuk dalam bagian menyerang.

Serangan pertama dimulai oleh Monica. Monica melesatkan panah pertamanya kearah tempat para Goblin sedang bersembunyi.

*Pierce*
“!!? GOKKI!!! SIALAN! KITA TELAH KETAHUAN!! SEMUANYA SERANG!!!” Goblin A

Sepertinya serangan Monica berhasil mengenai salah satu dari para Goblin.
Para Goblin mulai menunjukan diri mereka. Mereka lalu berlari kearah kami dengan sejata mereka.

Melihat mereka berlari kearah sini, akupun segera berlari juga kearah mereka dengan sengaja sedikit melambatkan pergerakan lariku.

“HaH!? Velius-San, Berhenti!-” Rain

Saat aku telah dekat mereka. Hujan Panah yang berasal dari belakang Goblin jatuh kearahku. Aku sudah menduga hal ini akan terjadi, karena sejak tadi aku telah mendekteksi sebagian Goblin masih bersembunyi.

Melihat Hujan Panah jatuh kearahku, aku lalu mempercepat langkahku sampai maksimum. Langkahku sangat cepat, dalam sekejap aku telah berada didepan kelompok Goblin yang ingin berlari kearah kami.
*Slash*Slash*
Hanya dengan satu tebasan dari pedangku lima Goblin terbunuh. Dalam sekejap sepuluh Goblin telah terbunuh.
[300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received]
[300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received]
[300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received]
[300 Exp. Have Been Received]

Saat menyadari serangan dari panah mereka telah meleset dan melihat teman mereka mati dihadapan mereka. Mereka melesatkan Hujan Panah sekali lagi kearahku.

Kali ini aku tidak menghindarinya dan mencoba berhadapan langsung dengan serangan mereka.

Karena Skill ku, aku pun bisa membaca semua gerakan dan arah tujuan dari panah-panah itu.
*Plinks*Plinks*Plinks*
Dengan Pedang ditanganku aku menangkis Panah-panah yang mengarahku. Aku mengerakan Pedangku secara natural, rasanya bagai Pedang ini telah menjadi salah satu bagian dariku.
*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*
Pedang adalah satu bagian denganku. Aku adalah Pedang, Pedang adalah Aku. Itu lah yang kupikirkan saat ini. Pedang ditanganku seolah-olah telah menjadi satu denganku.
*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*
*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*
Sejak ingatan yang satunya telah bergabung dan menjadi satu denganku. Pengetahuan dan Kemampuan berpedangku meningkat pesat.

Hujan Panah telah berhenti, karena mereka mencoba kabur sepertinya mereka kehabisan anak panah.

Saat aku merasakan mereka ingin kabur.*Fast Step*Aku lalu melesat berlari kearah mereka dengan cepat.
*Slash*
Sesaat aku telah berada mereka, aku langsung menebas kepala dari tiga Goblin bersamaan.
[300 Exp. Have Been Received]
[Level Up]
[300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received]
*Fast Step*Pierce* Saat salah satu dari mereka masuk dalam pandanganku, aku segera melesat kearahnya dan menusuk Kepalanya.
[300 Exp. Have Been Received]
Sekali lagi beberapa Goblin masuk dalam pandanganku, aku segera berlari kearah mereka dan menebas mereka sekaligus.
*Slash*
[300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received]
[300 Exp. Have Been Received]
Saat aku tidak merasakan pergerakan ataupun mendekteksi para Goblin aku pun berdiam sebentar ditempat.

Tidak lama kemudian yang lainnya telah sampai disini. Saat mereka tiba, mereka melihat dengan wajah terkejut dan mulut ternganga.

“...Kau bahkan terlihat lebih ahli dengan pedangmu dari pada Sabit mu....Apa kau ini Master Pedang?” Rain

The End of Chapter 23

Jumat, 12 Januari 2018

My classmate and me dead being killed but i life again in another world!? : Chapter 022



My classmate and me dead being killed but i life again in another world!?
Chapter 22 : True Identity Moon Scythe!

Saat aku dan Seira ingin keluar dari Kargo, karena teringat sesuatu aku menghentikan langkahku.

‘Benar juga, aku punya ‘itu’. Padahal baru saja aku pelajari, tetapi aku malah hampir melupakannya. Untuk Praktik pertama lebih baik aku pakai ‘itu’ saja.’ Velius

“...Velius-Kun..?” Seira

“Seira, julurkan tanganmu.” Velius

Seira terlihat terkejut saat mendengar perkataanku tetapi tetap menjulurkan tangannya.
Saat dia menjulurkan tangannya, aku lalu menangkap dan menggengam tangannya.

“V-Velius-Kun!?” Seira

Distort Interfere Reflect All Light My Surroundings. Invisble” Velius

Saat aku selesai mengucapkan mantra ku, mana pun keluar dari dalam tubuhku dan mulai mengelilingi seluruh tubuh kami. Dengan sekejap tubuh kami telah dikelilingi oleh energi yang tak kasat mata.

“...Velius-Kun...jangan-jangan.” Seira

“Yap, ini adalah salah satu sihir yang baru saja kupelajari tadi. Namanya adalah ‘Invisble’, dengan sihir ini sosok kita akan menjadi tak bisa terlihat. Karena mantra nya sedikit, Sihir ini menjadi sangat mudah ku pelajari. Ku kira mantra sihir untuk tingkat atas hanya mempunyai mantra yang panjang saja, mengejutkan ternyata hampir semua mantra yang kutemui ternyata mantra pendek.” Velius

“...Lebih mengejutkan Velius-Kun...ternyata kau bisa...mengerti dan mempelajari nya...dalam waktu singkat...padahal isi buku itu...semuanya tertulis...dalam bahasa sihir... Kita bicarakan itu nanti. Yang lebih penting, Velius-Kun!” Seira

“Y-Ya!?” Velius

Tiba-tiba atmosfer disekitar Seira berubah. Dia lalu menatapku dengan wajah serius.

“Aku percaya Velius-Kun tidak mungkin akan melakukan hal seperti itu! Tetapi untuk jaga-jaga akan ku katakan ini!” Seira

‘Ada apa sebenarnya? Kenapa Seira terlihat serius?’ Velius

“Velius-Kun! Kumohon berjanjilah padaku, bahwa kau tidak akan menggunakan sihir ini untuk melakukan sesuatu yang melanggar hukum dan moral!” Seira

‘.....HaH!?’ Velius

“Berjanjilah!!” Seira

“...Aku berjanji bahwa aku tidak akan menggunakan sihir ini untuk melakukan sesuatu yang akan melanggar moral.” Velius

Saat aku berjanji kepadanya, atmosfer disekitar Seira lalu kembali seperti semula.

“Sungguh, sebenarnya apa yang kau pikirkan tentangku. Tidak mungkin aku akan melakukan sesuatu yang tidak-tidak dan sembarangan dengan sihir ini.” Velius

“...Maaf.” Seira

“Yah, kau memang memiliki maksud yang baik dengan mengatakan hal itu kepadaku. Jadi kau tak perlu meminta maaf padaku.” Velius

“...Hn.” Seira

“Lagian sihir ini tidak lah sempurna, jadi harusnya tak perlu khawatir.” Velius

“...Maksudnya?” Seira

“Sihir ini memang bisa menyembunyikan sosok tubuh seseorang dari pandangan mata membuatnya menjadi tak terlihat, tetapi sihir ini tidak bisa menyembunyikan hawa keberadaaan. Karena itu sihir ini tidak lah sempurna.” Velius

“...Oh...Velius-Kun...kau benar-benar...mengerti bahasa Sihir.” Seira

“Yah, begitulah. Lagian ini adalah keahlianku Lho.” Velius

‘Di duniaku yang lain, aku ini jurusan Bahasa Inggris. Jadi, hal yang semacam ini adalah hal kecil bagiku.’ Velius

“...Apakah Velius-Kun pernah...berlajar di Academy...atau kau mempunyai...guru sihir.” Seira

“Academy? Aku tak pernah pergi kesana. Aku tak punya guru sihir, tetapi kalau guru pedang mungkin ada.” Velius

Saat kami masih sedang berbicara, salah satu jenis dari Spirit ku telah berkumpul sudah siap untuk melakukan ‘Fusion’.

Saat kami baru menyadarinya, Spirit ku sudah melakukan putaran. Semakin lama spirit ku berputar spirit ku menjadi bersinar terang dan terang. Saat putarannya bertambah cepat begitu pula terang sinarnya, semakin terangnya sampai membuat ku mataku silau. Saat silaunya mereda, wujud dari Spirit ku telah berubah.

“.....Ini Kelinci kan?” Velius

“...Ya...Kelinci.” Seira

Kelinci Putih, itulah wujud Fusion dari Holy Spirit milik ku.

Saat Kelinci itu melihatku, dia tiba-tiba menghilang dan dalam sekejap dia telah berada diatas bahu ku.

‘Yah, terserah. Dengan ini kemampuan Holy Magic pasti akan meningkat. Baiklah, mari kita lanjutkan ke praktek yang selanjutnya.’ Velius

Setelah itu aku dan Seira lalu pergi keluar dari Kargo untuk meneruskan latihanku.

Ditempat lain...
Western Area Eimberg Kingdom
Zenno Town
Adventure Guild : Zenno Town Branch

“...Sudah lima bulan ya...sejak aku tiba berada didunia ini.” ???
Didalam Adventure Guild salah seorang Adventure muda sedang duduk melamun memikirkan sesuatu.
“...Kira-kira apa yang sedang dilakukan mereka ya...” ???
Beberapa Adventure perempuan lalu berjalan mendekatinya.
“Hei, Al! Aku menemukan misi Lho!” Adventure Perempuan A

“Bukan A.K.U tapi K.I.T.A Kan!” Adventure Perempuan B

“Alif-Kun, Misi SiberTooth atau Wolf yang mana kau pilih.” Adventure Perempuan C

“Emm, gimana kalau Wolf. Lagian sebentar lagi Level kita akan maks, jadi kita akan mengambil yang ringan-ringan saja lebih dulu.” Alif

“Kalau begitu Wolf.” Adventure Perempuan C

“Wolf Kah...Dagingnya pasti enak!” Adventure Perempuan D

“...Ya, pasti enak ya...” Adventure Perempuan A

“HuH, yang kalian pikirkan hanya daging saja. Sekali-kali makanlah sayuran.” Adventure Perempuan B

“Harusnya aku yang bilang begitu, sekali-kali makanlah daging. Lihat betapa datarnya dirimu, itu karena kamu kekurangan makan daging!” Adventure Perempuan A

“Apa kau bilang!” Adventure Perempuan B

“Ada masahalah HuH!” Adventure Pertempuan A

“Ya Ya Ya! Sudah cukup, sudah waktunya kita pergi!” Alif

“Yaaa!” Adventure Perempuan A dan B

Lelaki berpanggilan Alif pun berdiri dari tempat duduknya melangkah keluar Adventure Guild.

“Ah, Oi Harem King! Mau pergi menjalankan misi?” Adventure Didalam Guild

“Ya, begitulah dan...Oi, siapa yang kau panggil ‘Harem King’, aku bukan ‘Harem King’ panggil julukan ku yang benar dong!” Alif

“Ya Ya, maaf. ‘Lightning Man’! Berhati-hatilah, jaga dirimu dengan baik dalam perjalanan!” Adventure Didalam Guild

“Ya, tenang saja! Aku akan berhati-hati, karena aku adalah ‘ACE’.” Alif

“Ya Ya, ‘ACE’ Selama Jalan.” Adventure didalam Guild

“Aku Pergi!” Alif



Ditempat lain.....
Eastern Area Eimberg Kingdom
Sword Mountain

Di sebuah Gunung, seorang Pemuda sepertinya sedang menunggu seseorang atau sesuatu.

“Aduh, Hao Lang lama banget!” ???

Seekor Monster Serigala lalu muncul dari balik pepohonan dan semak-semak. Orang biasanya akan ketakutan saat melihat sosok Monster ini, tetapi jangankannya ketakutan wajahnya pun sama sekali tidak menujukan wajah panik. Dia hanya tetap menatap wajah Monster itu beberapa saat.


“...Hao Lang...Aku sudah pernah bilang ini dulu, tetapi dilihat dari manapun penampilan mu ini.....Apa kau benar-benar Anjing dan bukan Serigala?” ???

“Lin Feng, itu yang ingin kau bicarakan sesaat aku disini HuH!” Hao Lang

“Apa kau berhasil menemukan jejak mereka?” Lin Feng

“Betapa hebatnya kemampuanmu mengalihkan pembicaraan! Dan ya, aku menemukanya!” Hao Lang

“Kalau begitu, Ayo! Kita akan segere menyelesaikan misi kita, dan kembali ke Kota!” Lin Feng

“Dasar Orang Tua Sialan, memberikan misi yang merepotkan disaat-saat aku ingin bersantai!” Hao Lang

“Jangan bilang begitu, lagian hadiah misinya cukup banyak kan?” Lin Feng

“HuH, terserah...Ayo kita pergi!” Hao Lang



Velius, Alif dan Lin Feng. Cerita mereka yang akan meLegenda masihlah lama sebelum dimulai.
.
.
.
Pagi telah berganti menjadi malam, latihan sihir berjalan lancar tanpa halangan, akupun melanjutkan kegiatanku seperti biasa. Karena hari telah malam setelah selesai makan malam dan berbincang sebentar, kami yang masih/tidak giliran berjaga pun langsung tidur.
.
.
.


‘.....’ Velius

[Hei Hei! Kenapa kau memasang wajah cemberut? Harusnya kau senang bisa bertemu denganku lagi] ???

Tanpa aku sadari tiba-tiba aku telah berada disuatu ruangan putih.
‘Aku tidak cemberut!’ Velius

[Ya, kau cemberut!] ???

‘Tidak!’ Velius

[Ya!] ???

‘Tidak!’ Velius

[Ya!] ???

‘Aku memiliki wajah tanpa emosi! Jadi, tidak mungkin aku bisa membuat wajah cemberut!’ Velius

[...Kalau kau berkata hal yang seperti itu, itu seperti kau ingin membuat wajah cemberut Lho.] ???

‘...Kau tau, hari ini aku sangat senang. Karena ini adalah pertama kalinya menggunakan Sihir. Karena hari ini aku sangat senang, aku pun ingin tidur dan bermimpi yang indah.’ Velius

[...] ???

‘Tetapi bukannya mendapatkan mimpi indah, aku malah berada disini!’ Velius

[...Anu, Entah bagaimana...Em..Gomen~TeHee~] ???

‘...Haah, terserah. Jadi, bagaimana aku harus memanggilmu tuan naga?’ Velius

Yang sedang menjadi lawan bicaraku saat ini adalah seekor naga.

[HaH!? Tuanku bisakah kau tak menyamakan aku dengan cacing pecinta harta itu dengan aku yang berasal dari ras Dragon yang terhormat!] ???

‘Ya Ya Ya, maaf. Jadi, bagaimana aku harus memanggilmu?’ Velius

[Panggil saja aku Grim, Tuan ku!] Grim

‘Baiklah Grim, bolehkah aku menanyakan beberapa hal kepadamu?’ Velius

[Tentu saja, Tuanku] Grim

‘Ini adalah pertanyaan pertamaku....Kau, siapa kau sebenarnya dan tempat ini dimana?’ Velius

[Sepertinya yang Tuan tau. Namaku adalah Grim, aku adalah seorang Ancient Dragon-] Grim

‘Ancient Dragon, kenapa Ancient Dragon bisa disini?’ Velius

[Sebenarnya itu karena aku adalah wujud sebenarnya dari senjata yang kau gunakan.] Grim

‘...Jangan-jangan kau adalah ‘Moon Scythe’!?’ Velius


[Ding Dong Ding Dong! Jawabannya benar!] Grim

‘...Kenapa aku?’ Velius

[Hm?] Grim

‘...Kudengar setiap orang yang menyentuhmu akan terkena efek negatif! Tetapi saat aku menyentuhmu aku tidak merasakan apa-apa kecuali kekuatan yang besar, kenapa bisa begitu?’ Velius

[Itu karena kau adalah Tuan yang ditakdirkan untukku.] Grim

‘...Maksudmu?’ Velius

[Seperti yang kubilang kau menjadi Tuanku karena itu adalah takdir.] Grim

‘Apakah ada seseorang yang mengatur dibelakang semua ini yang membuat kita bertemu?’ Velius

[Tuan ku, aku tak sepenuhnya tau apa yang kau pikirkan tetapi tidak seperti itu. Tenang saja, pertemuan kita bukanlah salah satu bagian dari rencana orang itu! Bahkan, aku yakin pertemuan kita ini dan kau menjadi Tuanku pasti adalah hal yang diluar prediksinya!] Grim

‘Orang itu?’ Velius

[Ya, Orang itu...orang yang telah membunuh Tuan dan Teman-teman Tuan.] Grim

Saat aku mendengar namanya, tiba-tiba ada sesuatu yang panas bagai api membara muncul dalam tubuhku.

[Susanoo itulah nama dari orang itu, dia adalah seorang Dewa yang menguasai Badai.] Grim

‘...Susanoo seorang Dewa yang menguasai Badai, akan ku ingat.’ Velius

Susanoo itulah nama dari musuhku.

‘Lalu kenapa aku bisa menjadi Tuan mu-Oh, maaf. Aku ganti pertanyaanku. Banyak orang datang menemui mu tetapi kenapa aku yang menjadi Tuan mu?’ Velius

[Aku mempunyai tiga alasan kenapa aku memilihmu menjadi Tuanku. Alasan pertama itu karena hanya Tuanlah yang tidak terpengaruh dengan kutukan yang kumiliki!] Grim

‘Kutukan!? Kau memiliki kutukan? Siapa yang mengutukmu? Jangan-jangan Susanoo?’ Velius

[Tidak, aku tidak terkena kutukan karena orang itu. Lagian sejak awal aku ini ‘Cursed Weapon’ Lho!] Grim

‘Cursed Weapon? Kamu?’ Velius

[Aku juga tak terlalu mengerti, dan tidak tau kenapa Kutukan tak berpengaruh kepada Tuan! Tetapi itulah alasan pertama ku memilihmu!]

‘Ah, baiklah. Alasan keduanya?’ Velius

[Kedua, itu karena kita memiliki musuh yang sama!] Grim

‘Oh, Susanoo yaa?’ Velius

[Ya, seperti dugaan Tuan!] Grim

‘Kalau begitu mohon kerja samanya sampai kedepannya!’ Velius

[Ya, begitu juga saya. Mohon Kerja samanya!] Grim

‘Jadi, alasan ketiganya?’ Velius

[Alasan terakhirku, itu karena penciptaku tertarik pada Tuan!] Grim

‘Pencipta mu? Dia tertarik padaku?’ Velius

[Ya!] Grim

‘Hmm...Lalu, siapa sebenarnya penciptamu?’ Velius

[Dia adalah seseorang yang sangat cantik dan memiliki karisma yang-] Grim

‘Aku bertanya Identitasnya! Bukan ungkapan ataupun pendapatmu mengenainya!’ Velius
[...Dia adalah Dewi Kegelapan, Kehancuran dan Ketakutan] Grim

‘Hmm....!?’ Velius

[Namanya adalah Sastia.] Grim

The End of Chapter 22