My classmate and me dead being
killed but i life again in another world!?
Chapter 23 : ...Are You Sword
Master?
Hm...apa yang dia bilang tadi?
Aku tak salah dengarkan...?
‘Siapa...?’ Velius
[Dewi Sastia, dia lah
penciptaku!] Grim
‘...Serius?’ Velius
[Serius!] Grim
WTF!?
‘...’ Velius
[...] Grim
‘...Kenapa dia tertarik padaku?’
Velius
[Aku tak terlalu mengetahuinya.]
Grim
‘...’ Velius
[...K-Kumohon jangan melihatku
seperti itu. Aku juga tak diberitahu alasan mengapa, Dewi Sastia tertarik pada
Tuan!] Grim
‘...Oh, Begitukah.’ Velius
[J-Jika Tuan ingin tau, kenapa
Tuan tidak menanyakannya langsung nanti!] Grim
‘...Kau berkata seolah-olah dia
akan datang menemui ku nanti...’ Velius
[Dewi Sastia berkata bahwa dia
akan menemui Tuan saat Unique Class yang Tuan miliki berjumlah tiga!] Grim
‘...Serius Lo?’ Velius
[Serius! Dewi Sastia berkata
bahwa Dia akan menjawab semua pertanyaan yang telah membingungkan Tuan!] Velius
‘...Semua pertanyaan ya.... Kata
mu dia akan mendatangiku saat Unique Class yang kumiliki telah ada tiga, benar
begitu?’ Velius
[Ya!] Grim
Dengan begini mungkin aku akan
mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padaku dan teman-temanku!
‘Oh, iya. Aku hampir lupa!
Kembali kepertanyaan sebelumnya, dimana tempat ini?’ Velius
[Tempat ini adalah alam bawah
sadar Tuan!] Grim
‘Bukannya alam sadarku waktu itu
tempatnya sangat gelap?’ Velius
[Itu karena Tuan saat itu sedang
dalam keputusasaan!] Grim
‘Begitu ya... Baiklah, itu saja pertanyaanku.
Bukankah kau memiliki tujuan memanggil ku kesini, jadi apa urusannya?’ Velius
[Tuan, aku ingin menyempurnakan
Kontrak kita!] Grim
‘Menyempurnakan Kontrak...?’
Velius
[Sebenarnya sejak pertama Tuan
menggunganakanku, sejak itu Kontrak kita telah tercipta. Tetapi Kontrak itu
belum sempurna!] Grim
‘Jadi, begitu. Kamu memanggil ku
kesini untuk menyempurnakan Kontrak kita, benar begitu?’ Velius
[Tidak, untuk saat ini aku hanya
ingin mengungkapkan keinginanku!] Grim
‘...Apa Kontrak itu tidak bisa
kita sempurnakan sekarang?’ Velius
[Tuan, Kontrak kita tidak bisa
disempurnakan disini, Karena disini adalah alam bawah sadar Tuan!] Grim
‘Berarti harus dilakukan didunia
nyata yaa...Baiklah, jadi bagaimana caranya aku menyempurnakan Kontrak kita?’
Velius
[Tuan harus Bla Bla Bla...] Grim
‘O.K, akan kulakukan sesuai
dengan hal yang kamu katakan.’ Velius
[Jika kita berhasil
menyempurnakan Kontrak kita, Tuan akan dapat melihat kemampuan sebenarnya dari
ku.] Grim
‘Kemampuan mu yang sebenarnya
ya...Aku tak sabar menantinya.’ Velius
[Begitu juga aku...Ah, sepertinya
waktu kita disini sudah hampir habis.] Grim
‘Ah!? Begitukah....Kalau begitu
sampai jumpa lagi. Berbicara denganmu cukup menyenangkan.’ Velius
[Sampai jumpa juga Tuan, sesegera
mungkin kita akan berjumpa lagi.] Grim
~Velius pun keluar dari dalam
bawah sadarnya. Ada sesuatu hal yang sejak tadi tak disadari Velius, bahwa
sejak berada didalam bawah sadar nya perlengkapannya telah berubah sedikit.~
.
.
.
*Chirp*Chirp*Chirp*
“Keigo, Bisa kah kau bangunkan
Vel-San.” Rais
“Biarkan aku saja yang
melakukannya, karena aku adalah budaknya Vel-Sama!” Verse
*Run*Step*Step*Step*
“Vel-Sama, Bangunlah. Sudah Pagi
Lho.” Verse
Saat aku membuka mataku dan
terbangun. Aku lalu mendengar suara Verse memanggilku dari luar tenda tempat ku
tidur.
Setelah sedikit merapikan
rambutku, aku pun keluar dari Tenda. Saat aku keluar, aku melihat wajah Verse
yang terkejut akan sesuatu saat melihatku. Apakah ada sesuatu?
“V-Vel-Sama, penampilan mu yang
sekarang terlihat sungguh menganggumkan! Kamu benar-benar terlihat keren!”
Verse
‘Hah?...Padahal aku cuma sedikit
merapikan rambut ku Lho. Apakah memang penampilanku saat ini memang terlihat
keren? Ah, ini mungkin adalah pujian yang biasa digunakan oleh Pelayan saat memuji
Tuannya mirip seperti yang ada di Film dan cerita pernah kulihat. Kalau begitu
jawaban yang benar adalah...’ Velius
“Terima Kasih, Ayo! Kita akan
segera mulai memasak untuk sarapan Pagi!” Velius
“I-Iy-.Siap!” Verse
Saat kami melangkah kearah yang
lainnya. Mereka semua terlihat sedikit terkejut saat melihatku...Kenapa?
“...Velius-Kun...Perlengkapan
itu...terlihat cukup cocok...dengan mu.” Seira
“Vel-San, kalau kau memang
mempunyai perlengkapan yang lainnya harusnya kau pakai sejak kemaren!” Rais
“Vel-San, jika kau memang
mempunyai sebuah Jubah harusnya kau gunakan saja dari pada kau menggunakan
Jaket mu yang telah robek seperti kemaren!” Raizer
“Vel-San, Kau terlihat Luar
biasa! Kau sekarang terlihat seperti benar-benar hidup sesuai dengan julukanmu!
Benar-benar terlihat seperti Grim-*Punch*Gohok!!” Keigo
Saat mereka mengatakan hal
seperti itu, aku pun segera melihat perlengkapan yang kugunakan.
Tanpa ku sudari perlengkapanku
telah berubah. Jaket Hitam(Jubah Hitam) ku telah berubah menjadi Jubah Hitam
yang sebenarnya. Saat ku perhatikan dengan lebih sesama lagi, Sepatu kulit ku
juga telah berubah. Dari Sepatu Kulit Hitam menjadi Sepatu Kulit yang keunguan.
‘Apa yang sebenarnya terjadi!?’
Velius
Aku lalu segera menggunakan
Apraisal ku ke Jubah dan sepatuku.
Saat aku baru saja selesai
membaca informasi mengenai Perlengkapan baru ku sebuah ikon muncul dihadapanku.
‘Mail...!?’ Velius
‘.....Apa-apaan ini?’ Velius
“...Velius-Kun?” Seira
“Vel-Sama, ada apa? Kenapa
Vel-Sama menajadi terdiam?” Verse
“Oi, Vel-San! Vel-San! Vel-San!
Percuma dia tidak bereaksi sama sekali!” Keigo
“Aneh, kenapa Vel-San menjadi
seperti ini!?” Raizer
“...Velius-Kun apa ada yang
salah?” Seira
Aku menjadi sangat kebungan. Karena
semakin kebingungannya aku, otak ku menjadi berhenti berkerja karenanya.
.
.
.
Setelah aku telah bisa berpikir
jelas kembali, aku pun segera menyiapkan sarapan untuk kami semua.
Saat kami telah selesai sarapan,
kami segera membereskan kemah kami. Setelah kami sudah siap, kamipun segera
berangkat melanjutkan perjalanan kami.
‘Sungguh memalukan, sampai
terdiam karena hal semacam ini. Ah, malunya! Apa lagi aku terdiam seperti
patung tepat didepan banyak orang! Aku sungguh malu! Apa lagi semua terlihat
benar-benar khawatir karena kondisi ku tadi. Untuk saat ini, lebih baik aku
jangan terlalu berpikir keras mengenai hal ini.’ Velius
Dalam perjalanan kami mendekteksi
sekelompok Goblin dalan jumlah banyak berada didepan kami. Entah mengapa, sejak
kemaren kami hanya bertemu monster Goblin saja. Karena tidak ada monster jenis
lainnya, aku pun tidak bisa mendapatkan Skill baru.
Karena tubuh benar-benar telah
pulih dan aku dari kemaren tak bertarung. Aku pun memak-Ehem memohon kepada
para Senior untuk membiarkan bergabung dalam pertarungan, dan setelah beberapa
saat mereka pun membolehkan ku bergabung dalam pertarungan.
‘O.K! Akhirnya, setelah sekian
lama sejak aku bertarung...aku akhirnya bisa bertarung lagi!’ Velius
Jika ada orang lain yang
mendengar hal yang kupikirkan ini, mereka pasti bilang “Bukankah baru beberapa
hari lalu sejak kamu dan temanmu bertarung dengan pasukan monster, dan hampir
sebagian besar dari pasukan itu kamu bunuh sendirian.”.
‘Moon Scythe...Grim,
istirahatlah untuk sementara waktu. Kali
ini aku akan menggunakan Pedang hitamku tanpa menggunakan Skill aktif. Aku
ingin mengetahui seberapa besar kemampuan fisik ku saat ini telah meningkat.’ Velius
“Hm?...Velius-San, kenapa kau menggunakan
Pedang? Bukankah kau pengguna Sabit?” Rain
“Ah, aku hanya ingin sabit ku
beristirahat sebentar karena itu aku menggunakan Pedang.” Velius
“...Kau berbicara seolah-olah
Sabit mu itu mahluk hidup.” Gantz
“Selain itu, aku juga mempunyai
sesuatu yang ingin aku periksa.” Velius
“?” Semua orang
Saat jarak dari kelompok Goblin
dengan kami telah dekat, kamipun segera turun dari Kargo. Sebagian berjaga di
Wagon, dan sebagian menyerang. Aku termasuk dalam bagian menyerang.
Serangan pertama dimulai oleh
Monica. Monica melesatkan panah pertamanya kearah tempat para Goblin sedang bersembunyi.
*Pierce*
“!!? GOKKI!!! SIALAN! KITA TELAH
KETAHUAN!! SEMUANYA SERANG!!!” Goblin A
Sepertinya serangan Monica
berhasil mengenai salah satu dari para Goblin.
Para Goblin mulai menunjukan diri
mereka. Mereka lalu berlari kearah kami dengan sejata mereka.
Melihat mereka berlari kearah
sini, akupun segera berlari juga kearah mereka dengan sengaja sedikit
melambatkan pergerakan lariku.
“HaH!? Velius-San, Berhenti!-”
Rain
Saat aku telah dekat mereka.
Hujan Panah yang berasal dari belakang Goblin jatuh kearahku. Aku sudah menduga
hal ini akan terjadi, karena sejak tadi aku telah mendekteksi sebagian Goblin
masih bersembunyi.
Melihat Hujan Panah jatuh
kearahku, aku lalu mempercepat langkahku sampai maksimum. Langkahku sangat
cepat, dalam sekejap aku telah berada didepan kelompok Goblin yang ingin
berlari kearah kami.
*Slash*Slash*
Hanya dengan satu tebasan dari
pedangku lima Goblin terbunuh. Dalam sekejap sepuluh Goblin telah terbunuh.
[300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received] [300 Exp.
Have Been Received]
[300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received] [300 Exp.
Have Been Received]
[300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received] [300 Exp.
Have Been Received]
[300 Exp. Have Been Received]
Saat menyadari
serangan dari panah mereka telah meleset dan melihat teman mereka mati dihadapan
mereka. Mereka melesatkan Hujan Panah sekali lagi kearahku.
Kali ini aku
tidak menghindarinya dan mencoba berhadapan langsung dengan serangan mereka.
Karena Skill ku,
aku pun bisa membaca semua gerakan dan arah tujuan dari panah-panah itu.
*Plinks*Plinks*Plinks*
Dengan Pedang
ditanganku aku menangkis Panah-panah yang mengarahku. Aku mengerakan Pedangku secara
natural, rasanya bagai Pedang ini telah menjadi salah satu bagian dariku.
*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*
Pedang adalah
satu bagian denganku. Aku adalah Pedang, Pedang adalah Aku. Itu lah yang
kupikirkan saat ini. Pedang ditanganku seolah-olah telah menjadi satu denganku.
*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*
*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*
Sejak ingatan
yang satunya telah bergabung dan menjadi satu denganku. Pengetahuan dan
Kemampuan berpedangku meningkat pesat.
Hujan Panah
telah berhenti, karena mereka mencoba kabur sepertinya mereka kehabisan anak panah.
Saat aku
merasakan mereka ingin kabur.*Fast Step*Aku lalu melesat
berlari kearah mereka dengan cepat.
*Slash*
Sesaat aku telah
berada mereka, aku langsung menebas kepala dari tiga Goblin bersamaan.
[300 Exp. Have Been Received]
[Level Up]
[300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received]
*Fast Step*Pierce* Saat salah satu dari mereka masuk dalam pandanganku, aku
segera melesat kearahnya dan menusuk Kepalanya.
[300 Exp. Have Been Received]
Sekali lagi beberapa
Goblin masuk dalam pandanganku, aku segera berlari kearah mereka dan menebas
mereka sekaligus.
*Slash*
[300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received] [300 Exp.
Have Been Received]
[300 Exp. Have Been Received]
Saat aku tidak
merasakan pergerakan ataupun mendekteksi para Goblin aku pun berdiam sebentar
ditempat.
Tidak lama
kemudian yang lainnya telah sampai disini. Saat mereka tiba, mereka melihat
dengan wajah terkejut dan mulut ternganga.
“...Kau bahkan
terlihat lebih ahli dengan pedangmu dari pada Sabit mu....Apa kau ini Master Pedang?”
Rain
The End of
Chapter 23