Mcamdbkbilaiaw

http://tri-veli-ario.blogspot.co.id/p/blog-page.html

Kamis, 18 Januari 2018

My classmate and me dead being killed but i life again in another world!? : Chapter 023


My classmate and me dead being killed but i life again in another world!?
Chapter 23 : ...Are You Sword Master?

Hm...apa yang dia bilang tadi? Aku tak salah dengarkan...?

‘Siapa...?’ Velius

[Dewi Sastia, dia lah penciptaku!] Grim

‘...Serius?’ Velius

[Serius!] Grim

WTF!?
‘...’ Velius

[...] Grim

‘...Kenapa dia tertarik padaku?’ Velius

[Aku tak terlalu mengetahuinya.] Grim

‘...’ Velius

[...K-Kumohon jangan melihatku seperti itu. Aku juga tak diberitahu alasan mengapa, Dewi Sastia tertarik pada Tuan!] Grim

‘...Oh, Begitukah.’ Velius

[J-Jika Tuan ingin tau, kenapa Tuan tidak menanyakannya langsung nanti!] Grim

‘...Kau berkata seolah-olah dia akan datang menemui ku nanti...’ Velius

[Dewi Sastia berkata bahwa dia akan menemui Tuan saat Unique Class yang Tuan miliki berjumlah tiga!] Grim

‘...Serius Lo?’ Velius

[Serius! Dewi Sastia berkata bahwa Dia akan menjawab semua pertanyaan yang telah membingungkan Tuan!] Velius

‘...Semua pertanyaan ya.... Kata mu dia akan mendatangiku saat Unique Class yang kumiliki telah ada tiga, benar begitu?’ Velius

[Ya!] Grim

Dengan begini mungkin aku akan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padaku dan teman-temanku!

‘Oh, iya. Aku hampir lupa! Kembali kepertanyaan sebelumnya, dimana tempat ini?’ Velius

[Tempat ini adalah alam bawah sadar Tuan!] Grim

‘Bukannya alam sadarku waktu itu tempatnya sangat gelap?’ Velius

[Itu karena Tuan saat itu sedang dalam keputusasaan!] Grim

‘Begitu ya... Baiklah, itu saja pertanyaanku. Bukankah kau memiliki tujuan memanggil ku kesini, jadi apa urusannya?’ Velius

[Tuan, aku ingin menyempurnakan Kontrak kita!] Grim

‘Menyempurnakan Kontrak...?’ Velius

[Sebenarnya sejak pertama Tuan menggunganakanku, sejak itu Kontrak kita telah tercipta. Tetapi Kontrak itu belum sempurna!] Grim

‘Jadi, begitu. Kamu memanggil ku kesini untuk menyempurnakan Kontrak kita, benar begitu?’ Velius

[Tidak, untuk saat ini aku hanya ingin mengungkapkan keinginanku!] Grim

‘...Apa Kontrak itu tidak bisa kita sempurnakan sekarang?’ Velius

[Tuan, Kontrak kita tidak bisa disempurnakan disini, Karena disini adalah alam bawah sadar Tuan!] Grim

‘Berarti harus dilakukan didunia nyata yaa...Baiklah, jadi bagaimana caranya aku menyempurnakan Kontrak kita?’ Velius

[Tuan harus Bla Bla Bla...] Grim

‘O.K, akan kulakukan sesuai dengan hal yang kamu katakan.’ Velius

[Jika kita berhasil menyempurnakan Kontrak kita, Tuan akan dapat melihat kemampuan sebenarnya dari ku.] Grim

‘Kemampuan mu yang sebenarnya ya...Aku tak sabar menantinya.’ Velius

[Begitu juga aku...Ah, sepertinya waktu kita disini sudah hampir habis.] Grim

‘Ah!? Begitukah....Kalau begitu sampai jumpa lagi. Berbicara denganmu cukup menyenangkan.’ Velius

[Sampai jumpa juga Tuan, sesegera mungkin kita akan berjumpa lagi.] Grim

~Velius pun keluar dari dalam bawah sadarnya. Ada sesuatu hal yang sejak tadi tak disadari Velius, bahwa sejak berada didalam bawah sadar nya perlengkapannya telah berubah sedikit.~

.
.
.
*Chirp*Chirp*Chirp*

“Keigo, Bisa kah kau bangunkan Vel-San.” Rais

“Biarkan aku saja yang melakukannya, karena aku adalah budaknya Vel-Sama!” Verse

*Run*Step*Step*Step*

“Vel-Sama, Bangunlah. Sudah Pagi Lho.” Verse

Saat aku membuka mataku dan terbangun. Aku lalu mendengar suara Verse memanggilku dari luar tenda tempat ku tidur.

Setelah sedikit merapikan rambutku, aku pun keluar dari Tenda. Saat aku keluar, aku melihat wajah Verse yang terkejut akan sesuatu saat melihatku. Apakah ada sesuatu?

“V-Vel-Sama, penampilan mu yang sekarang terlihat sungguh menganggumkan! Kamu benar-benar terlihat keren!” Verse

‘Hah?...Padahal aku cuma sedikit merapikan rambut ku Lho. Apakah memang penampilanku saat ini memang terlihat keren? Ah, ini mungkin adalah pujian yang biasa digunakan oleh Pelayan saat memuji Tuannya mirip seperti yang ada di Film dan cerita pernah kulihat. Kalau begitu jawaban yang benar adalah...’ Velius

“Terima Kasih, Ayo! Kita akan segera mulai memasak untuk sarapan Pagi!” Velius

“I-Iy-.Siap!” Verse

Saat kami melangkah kearah yang lainnya. Mereka semua terlihat sedikit terkejut saat melihatku...Kenapa?

“...Velius-Kun...Perlengkapan itu...terlihat cukup cocok...dengan mu.” Seira

“Vel-San, kalau kau memang mempunyai perlengkapan yang lainnya harusnya kau pakai sejak kemaren!” Rais

“Vel-San, jika kau memang mempunyai sebuah Jubah harusnya kau gunakan saja dari pada kau menggunakan Jaket mu yang telah robek seperti kemaren!” Raizer

“Vel-San, Kau terlihat Luar biasa! Kau sekarang terlihat seperti benar-benar hidup sesuai dengan julukanmu! Benar-benar terlihat seperti Grim-*Punch*Gohok!!” Keigo

Saat mereka mengatakan hal seperti itu, aku pun segera melihat perlengkapan yang kugunakan.
Tanpa ku sudari perlengkapanku telah berubah. Jaket Hitam(Jubah Hitam) ku telah berubah menjadi Jubah Hitam yang sebenarnya. Saat ku perhatikan dengan lebih sesama lagi, Sepatu kulit ku juga telah berubah. Dari Sepatu Kulit Hitam menjadi Sepatu Kulit yang keunguan.

‘Apa yang sebenarnya terjadi!?’ Velius

Aku lalu segera menggunakan Apraisal ku ke Jubah dan sepatuku.


Saat aku baru saja selesai membaca informasi mengenai Perlengkapan baru ku sebuah ikon muncul dihadapanku.




‘Mail...!?’ Velius



‘.....Apa-apaan ini?’ Velius

“...Velius-Kun?” Seira

“Vel-Sama, ada apa? Kenapa Vel-Sama menajadi terdiam?” Verse

“Oi, Vel-San! Vel-San! Vel-San! Percuma dia tidak bereaksi sama sekali!” Keigo

“Aneh, kenapa Vel-San menjadi seperti ini!?” Raizer

“...Velius-Kun apa ada yang salah?” Seira

Aku menjadi sangat kebungan. Karena semakin kebingungannya aku, otak ku menjadi berhenti berkerja karenanya.
.
.
.
Setelah aku telah bisa berpikir jelas kembali, aku pun segera menyiapkan sarapan untuk kami semua.
Saat kami telah selesai sarapan, kami segera membereskan kemah kami. Setelah kami sudah siap, kamipun segera berangkat melanjutkan perjalanan kami.

‘Sungguh memalukan, sampai terdiam karena hal semacam ini. Ah, malunya! Apa lagi aku terdiam seperti patung tepat didepan banyak orang! Aku sungguh malu! Apa lagi semua terlihat benar-benar khawatir karena kondisi ku tadi. Untuk saat ini, lebih baik aku jangan terlalu berpikir keras mengenai hal ini.’ Velius

Dalam perjalanan kami mendekteksi sekelompok Goblin dalan jumlah banyak berada didepan kami. Entah mengapa, sejak kemaren kami hanya bertemu monster Goblin saja. Karena tidak ada monster jenis lainnya, aku pun tidak bisa mendapatkan Skill baru.

Karena tubuh benar-benar telah pulih dan aku dari kemaren tak bertarung. Aku pun memak-Ehem memohon kepada para Senior untuk membiarkan bergabung dalam pertarungan, dan setelah beberapa saat mereka pun membolehkan ku bergabung dalam pertarungan.

‘O.K! Akhirnya, setelah sekian lama sejak aku bertarung...aku akhirnya bisa bertarung lagi!’ Velius

Jika ada orang lain yang mendengar hal yang kupikirkan ini, mereka pasti bilang “Bukankah baru beberapa hari lalu sejak kamu dan temanmu bertarung dengan pasukan monster, dan hampir sebagian besar dari pasukan itu kamu bunuh sendirian.”.

‘Moon Scythe...Grim, istirahatlah  untuk sementara waktu. Kali ini aku akan menggunakan Pedang hitamku tanpa menggunakan Skill aktif. Aku ingin mengetahui seberapa besar kemampuan fisik ku saat ini telah meningkat.’ Velius

“Hm?...Velius-San, kenapa kau menggunakan Pedang? Bukankah kau pengguna Sabit?” Rain

“Ah, aku hanya ingin sabit ku beristirahat sebentar karena itu aku menggunakan Pedang.” Velius

“...Kau berbicara seolah-olah Sabit mu itu mahluk hidup.” Gantz

“Selain itu, aku juga mempunyai sesuatu yang ingin aku periksa.” Velius

“?” Semua orang

Saat jarak dari kelompok Goblin dengan kami telah dekat, kamipun segera turun dari Kargo. Sebagian berjaga di Wagon, dan sebagian menyerang. Aku termasuk dalam bagian menyerang.

Serangan pertama dimulai oleh Monica. Monica melesatkan panah pertamanya kearah tempat para Goblin sedang bersembunyi.

*Pierce*
“!!? GOKKI!!! SIALAN! KITA TELAH KETAHUAN!! SEMUANYA SERANG!!!” Goblin A

Sepertinya serangan Monica berhasil mengenai salah satu dari para Goblin.
Para Goblin mulai menunjukan diri mereka. Mereka lalu berlari kearah kami dengan sejata mereka.

Melihat mereka berlari kearah sini, akupun segera berlari juga kearah mereka dengan sengaja sedikit melambatkan pergerakan lariku.

“HaH!? Velius-San, Berhenti!-” Rain

Saat aku telah dekat mereka. Hujan Panah yang berasal dari belakang Goblin jatuh kearahku. Aku sudah menduga hal ini akan terjadi, karena sejak tadi aku telah mendekteksi sebagian Goblin masih bersembunyi.

Melihat Hujan Panah jatuh kearahku, aku lalu mempercepat langkahku sampai maksimum. Langkahku sangat cepat, dalam sekejap aku telah berada didepan kelompok Goblin yang ingin berlari kearah kami.
*Slash*Slash*
Hanya dengan satu tebasan dari pedangku lima Goblin terbunuh. Dalam sekejap sepuluh Goblin telah terbunuh.
[300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received]
[300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received]
[300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received]
[300 Exp. Have Been Received]

Saat menyadari serangan dari panah mereka telah meleset dan melihat teman mereka mati dihadapan mereka. Mereka melesatkan Hujan Panah sekali lagi kearahku.

Kali ini aku tidak menghindarinya dan mencoba berhadapan langsung dengan serangan mereka.

Karena Skill ku, aku pun bisa membaca semua gerakan dan arah tujuan dari panah-panah itu.
*Plinks*Plinks*Plinks*
Dengan Pedang ditanganku aku menangkis Panah-panah yang mengarahku. Aku mengerakan Pedangku secara natural, rasanya bagai Pedang ini telah menjadi salah satu bagian dariku.
*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*
Pedang adalah satu bagian denganku. Aku adalah Pedang, Pedang adalah Aku. Itu lah yang kupikirkan saat ini. Pedang ditanganku seolah-olah telah menjadi satu denganku.
*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*
*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*Plinks*
Sejak ingatan yang satunya telah bergabung dan menjadi satu denganku. Pengetahuan dan Kemampuan berpedangku meningkat pesat.

Hujan Panah telah berhenti, karena mereka mencoba kabur sepertinya mereka kehabisan anak panah.

Saat aku merasakan mereka ingin kabur.*Fast Step*Aku lalu melesat berlari kearah mereka dengan cepat.
*Slash*
Sesaat aku telah berada mereka, aku langsung menebas kepala dari tiga Goblin bersamaan.
[300 Exp. Have Been Received]
[Level Up]
[300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received]
*Fast Step*Pierce* Saat salah satu dari mereka masuk dalam pandanganku, aku segera melesat kearahnya dan menusuk Kepalanya.
[300 Exp. Have Been Received]
Sekali lagi beberapa Goblin masuk dalam pandanganku, aku segera berlari kearah mereka dan menebas mereka sekaligus.
*Slash*
[300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received] [300 Exp. Have Been Received]
[300 Exp. Have Been Received]
Saat aku tidak merasakan pergerakan ataupun mendekteksi para Goblin aku pun berdiam sebentar ditempat.

Tidak lama kemudian yang lainnya telah sampai disini. Saat mereka tiba, mereka melihat dengan wajah terkejut dan mulut ternganga.

“...Kau bahkan terlihat lebih ahli dengan pedangmu dari pada Sabit mu....Apa kau ini Master Pedang?” Rain

The End of Chapter 23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar