Mcamdbkbilaiaw

http://tri-veli-ario.blogspot.co.id/p/blog-page.html

Jumat, 22 Desember 2017

My classmate and me dead being killed but i life again in another world!? : Chapter 019



My classmate and me dead being killed but i life again in another world!?
Chapter 19 : Dream...?

Aku telah berhasil membunuh Orc Hitam, tetapi saat aku mengarah pandangan ke Seira...Tiba-tiba  pandangan terlihat kabur dan entah mengapa pemandanganku tiba-tiba berubah, aku telah berada ditempat lain.

‘...Ini dimana?’ Velius

[O-------ma] ???

‘Suara apa itu?’ Velius

[Oni----ma] ???

‘Suara seseorang?’ Velius

[Oni----ma] ???

‘Suaranya kurang jelas.’ Velius

[Oni---ama] ???

[Oni---ama] ???

‘ ‘Oni ama’? Apakah dia sedang memanggil seseorang?’ Velius
Suaranya main lama makin jelas.

[Oni—sama] ???

‘ ‘Oni sama’?’ Velius

[Oni—sama] ???

[Onii-sama] ???

[Onii-sama] ???

“Onii-sama!” ???

Suaranya telah menjadi jelas. Dan seorang gadis berumur 10 tahun masuk dalam pandanganku. Gadis itu mempunyai rambut putih, mata merah yang telihat seperti batu Ruby, dan juga telinga kelinci diatas kepalanya.

“Onii-sama! Onii-sama! Apa kau dengar aku?” Helia

“Ah, maaf. Apa kau bilang sesuatu?” Velius

“Duh...Ku bilang ‘apa makanan siang ini?’. Padahal sudah kutanyakan dari tadi, hari ini Onii-sama aneh deh!” Helia

“Maaf maaf, aku cuma sedang berpikir sesuatu.” Velius

Gadis yang ada di depanku ini adalah adik ku. Namanya adalah Helia. Dia setahun lebih muda dariku, saat ini kami berumur 10 dan 9 Tahun.

“Berpikir sesuatu?” Helia

“Bukan hal penting kok. Oh, iya! Makanan hari ini adalah kesukaanmu, ‘Kelinci Barbeque’ Lho!” Velius

“Yeee! Wai Wai!” Helia

‘Kelinci Berbeque’ adalah makanan yang dibuat dari daging ‘Horn Rabbit’ sebagai bahan utamanya, dan ini adalah salah satu makanan kesukaan Helia....yaaa walaupun entah mengapa saat melihatnya memakan Kelinci Barbeque, aku merasa ada yang sedikit aneh...Apa karena adik ku ini Kelinci ? Karena itu saat melihat nya memakan Kelinci Barbeque...kau tau..pasti ada yang terasa aneh.....kan?

Kami lalu berjalan bersama kearah halaman belakang rumah. , Karena aku telah mempersiapkannya sejak tadi, peralatan panggang dan bahan-bahan memasak sudah siap.

Helia lalu berjalan kearah meja makan yang sudah kusiapkan dan duduk disana, sedangkan aku berjalan kearah perlengkapan dan bahan-bahan untuk memasak. Aku lalu mulai memasak.

Beberapa saat kemudian. Sesaat sebelum masakanku jadi, aku mendengar suara langkah seseorang datang kearah sini. Saat aku menengok, aku melihat Seorang pria dan wanita. Yang pria memiliki rambut putih dan mata biru, dan yang wanita memiliki rambut putih dengan telinga kelinci diatas kepalanya dan juga mata merah ruby. Mereka berdua adalah orang tua kami.

“Hnn, sudah kuduga aromanya berasal dari sini. Mencium aromanya saja sudah membuatku berliuran.” Ayah

“Ara Ara Ara.” Ibu

“Yeee, Otou-sama, Okaa-sama sudah pulang.” Helia

“Kami pulang.” Ayah

“Vel-chan, Hel-chan kami pulang.” Ibu

“Selamat datang. Tunggu saja sebentar, sebentar lagi makanannya akan jadi.”

Ayah dan Ibu lalu pergi dan duduk dimeja makan. Setelah makananku sudah jadi, aku lalu meletakkannya di piring ditengah meja makan. Setelah kami selesai berdoa kami lalu mulai mengambil bagian dan makan.

“Mugu Mugu *Gulp* Ahh, makanan buatan Onii-sama memang yang terbaik.” Helia

“*Munch*Munch*Munch*Gulp*” Ayah

“Makanan yang dibuat Vel-chan selalu terasa enak. Bagaimana jika nanti waktu Vel-chan sudah besar, Vel-Chan membuka Restorannya sendiri. Pasti akan ada yang banyak pelanggan yang datang.” Ibu

“Ya ya ya, makan saja dulu nanti bicaranya.” Velius

‘...Membuka Restoranku sendiri kah....Akan kupikirkan...’ Velius

Saat aku melihat semua keluarga tersenyum memakan makanan buatanku, akupun tersenyum senang karenanya(Walaupun ada pemandangan yang sedikit aneh.).

‘Aku berharap kita bisa tetap selamanya seperti ini.’ Velius

Tiba-tiba pemandanganku berubah sekali lagi.

Saat ini aku berada didekat Forgus Forest. Saat ini aku dengan Helia dipunggungku sedang berlari dari sesuatu. Helia saat ini sedang menangis, sebenarnya aku juga ingin menangis tetapi karena aku adalah seorang kakak, aku harus terlihat kuat dan tak boleh menangis didepan adikku, Karena itu aku menahan tangisku.

Suara dari yang mengejar kami terasa sudah mulai dekat

*Stop*

“*Sob* Ohii-shana?(Onii-sama)” Helia
 Aku lalu berhenti dan menurunkan Helia.

“Helia, Larilah kearah sana. Aku akan tetap disini.” Velius

“Idak nau!*Sob* Au nau eap ana Ohii-shana!(Tidak mau! Aku mau tetap mau sama Inii-Sama!)” Helia

“Helia cepat lari! Sebelum monster itu sampai disini!” Velius

“I-(Ti-)” Helia

“CEPAT LARI!!!” Velius

“!!!*Sob*Sob*” Helia
Karena aku ingin dia cepat kabur dari sini, aku tidak sengaja membentaknya.

Aku lalu meletakan tanganku diatas kepalanya, dan mengelus lembut kepalanya.
“Maaf Helia. Aku tidak sengaja membentakmu.” Velius

“*Sob*Hnn” Helia

“Lari-Pergilah kearah sana duluan. Nanti akan kususul.” Velius

“*Sob*Enalkah?*Sob* Aa Ohii-shama *Sob* idak akhan m-(Benarkah? Apa Onii-Sama tidak akan m-)” Helia

“Aku pasti akan menyusul. Karena itu pergilah duluan!” Velius

“*Sob*Hnn.*Sob* Ohii-shama haus eap idu*Sob*.(Onii-Sama harus tetap hidup)”  Helia

“Hal itu sudah pasti! Karena itu pergilah! Waktu kita tinggal sedikit!” Velius

“Hnn.*Sob*” Helia

*Run*

Setelah Helia sudah pergi, aku lalu menunggu sampai monster itu sampai sini.

*Scrapeee*Hiss*

Ular hitam raksasa lalu muncul dihadapanku, dia lalu menatap tajam kearahku seolah sudah menemukan mangsanya. Monster yang sedang menatapku ini adalah ‘Naga’.

Setelah aku melihatnya, aku lalu mengaktifkan jebakan yang sudah kupersiapkan dengan menggunakan Magic Tool hadiah pemberian orang tua ku.
*BooM*

Karena aku tau ledakan seperti itu tidak mungkin akan mempan terhadapnya. Saat ledakan telah terjadi aku lalu berlari kedalam hutan untuk memancingnya kesana.

*Scrapee*

Saat aku merasa ‘Naga’ mulai dekat denganku, aku lalu mengeluarkan Magic Tool berbentuk Bola dari Item Box ku dan melemparnya kearah belakangku.

*Boom*Hiss*Scrapee*

Aku terus berlari dan berlari sambil melemparkan Magic Tool dari Item Box ku.

*Scrapee*Hiss*

Saat aku ingin mengeluarkan Magic Tool lagi dari Item Box ku, aku tak bisa mengapai ataupun merasakan Objek-objek yang berada didalam Item Box ku.....dengan kata lain Magic Tool ku telah habis.

Saat aku berlari, kakiku tidak sengaja tersandung. Akupun terjatuh. Saat aku ingin mencoba bangkit berdiri kembali. Melihat kearah depan, wajah ‘Naga’ masuk dalam pandangan mataku....Jalanku semuaya telah tertutup.

‘Ah, ini adalah akhirku ya...’ Velius

Tiba-tiba aku terbayang dan teringat wajah dari seseorang...

‘Naga’ menatapku dengan tajam

Wajah dari teman masa kecilku, wajah dari guru pedangku, wajah dari tetanggaku, wajah dari penjual bunga. Wajah dari orang yang kukenal mulai muncul bergantian.

‘Naga’ lalu membuka mulutnya

Lalu aku terbayang wajah dari orang tuaku...dan juga adikku.

‘Maafkan aku Helia. Selamat tinggal. Tetaplah Hidup.’ Velius

Naga lalu bergerak cepat kearahku, mencoba menelanku. Duniaku kemudian berubah menjadi gelap.
.
.
.
"HAH!!" Velius
"!!!" Semua orang diruangan.

Saat aku melihat sekitarku, aku sudah berada ditempat yang berbeda lagi.
Tubuhku berkeringat sangat banyak, aku benar-benar sangat kebingungan tentang apa yang sebenarnya yang terjadi padaku.

‘Apa-apaan yang tadi itu!? Mimpi? Tetapi terasa terlalu realistis untuk sebuah mimpi...rasanya seolah-olah benar-benar terjadi padaku. Lalu apa-apaan dengan informasi-informasi yang bermunculan saat aku baru bangun ini!?’ Velius

“Velius-kun...” Seira

Kuperhatikan sekitarku sekali lagi, sepertinya aku sedang berada disalah satu bangunan markas Orc. Saat ini aku sedang berbaring dengan Seira duduk disampingku. Kulihat semua orang menatapku dengan wajah khawatir.

“Velius, apakah tubuhmu ada yang terasa sakit?” Monica

“Vel-san, apakah kau merasa tidak enak badan?” Rais

“Vel-san, apakah kau merasa kedinginan?” Keigo

“Vel-san, ini handuk untuk membersihkan keringatmu.” Tina

“Serahkan padaku...biarkan aku membersihkan keringatnya!” Seira

“O-Oh, silahkan...” Tina

Saat aku melihat betapa khawatir dan perhatiannya mereka padaku, aku menjadi merasa senang melihatnya.

Entah mengapa tiba-tiba wajah mereka terlihat terkejut.

“...Vel-san tersenyum...” Raizer

“...” Rais

“...” Tina

“...” Seira

“...” Keigo

“...” Monica

‘...Apa-apaan dengan ketenangan ini!? Kenapa kalian terlihat terkejut dan terdiam!?’

“G-Gawat! Vel-san benar-benar sakit!” Rais

“J-Jangan saat bertarung tadi, kepala Vel-san terbentur keras!?” Keigo

“Wa Wa Wa, Vel-san sudah mulai gila!” Tina

 “Medis! Medis! Medis! Apakah ada Dokter disini? Gawat! Aku baru ingat ini masih jauh dari kota!” Raizer

‘...Aku boleh marahkan.’ Velius

The End of Chapter 19
Previous   ToC   Next

Senin, 18 Desember 2017

My classmate and me dead being killed but i life again in another world!? : Chapter 018



My classmate and me dead being killed but i life again in another world!?
Chapter 18 : End Orc Lord Arc

Seina PoV

‘Itu....Velius-Kun kan?’ Seina
 Penampilan Velius-Kun sedikit berubah. Rambutnya bertambah panjang, wajahnya juga bertambah cantik...dan entah mengapa...ada telinga kelinci melambai-lambai diatas kepalanya....Terlihat muncul garis bercahaya biru pada tubuhnya yang dikelilingi dan diselimuti api biru dan aura hitam......dan kedua tangannya yang awalnya putus telah pulih-bukan, lebih tepatnya telah tumbuh kembali......Velius-Kun itu ‘Human’ Kan?

‘Ah, pasti Velius-Kun juga mempunyai Special Skill sepertiku. Mungkin jenis Skill Regenesasi, karena itu tangannya bisa tumbuh lagi! Tapi...kenapa timbul telinga kelinci diatas kepala Velius? Telinga manusianya juga mehilang...’ Seina

Saat aku sedang memikirkan ini, Velius-Kun telah mulai bertindak lagi.

“ ‘MOON SCYTHE’!!!” Velius
Saat dia meneriakkan itu. Entah mengapa Sabit Besar milik Velius-Kun yang telah terlempar jauh darinya tiba-tiba mengambang dan melesat terbang kearah Velius-Kun.
*Catch* Saat Sabit Besar itu telah kembali kedalam gengamannya. Api Biru dan Aura Hitam juga mulai menyelimuti Sabit Besar itu.

Sosok tubuh milik Velius mulai terlihat kabur dan tiba-tiba menghilang.

Tanpaku sadari Velius-Kun telah berada dibelakang Orc Hitam yang menjadi lawannya.

*Splash*Drop* Air mancur merah tercipta dari daerah bagian lehernya dan kepala dari Orc Hitam pun jatuh dari tubuhnya *Fa-thud* setelah kepalanya jatuh tubuhnya pun ikut jatuh menyusulnya.
Setelah Velius-Kun telah berhasil membunuh lawannya. Dia lalu berbalik kearah sini. Saat Velius-Kun memandangku, aku baru teringat bahwa aku masih dalam pertarungan. Cerobohnya diriku....tetapi kenapa Orc Lord tidak mengambil kesempatan saat aku melamun untuk menyerangku? Kalauku perhatikan dari sifat dan gerak-geriknya, tidak mungkin dia tidak mengambil kesempatan ini untuk menyerangku...saat aku mengarah pandanganku ke Orc Lord. Dia masih tetap berada diposisinya sebelumnya tanpa bergerak sedikitpun dari posisinya sejak tadi. Orc Lord masih berdiri diposisinya, saat kuperhatikan lagi tubuh Orc Lord terlihat....bergetar dengan hebat.....Tubuh Orc Lord berdiri tegak sambil mengigil karena ketakutan.

‘Dia ketakutan!...Memang sih Velius-Kun saat ini terlihat sedikit menakutkan...tapi tidak mungkin itu akan membuatnya setakut ini.......Kan? Ah, benar juga! Ini kesempatan!’ Seina

Karena Orc Lord saat ini tidak mau atau tidak bisa bergerak. Akupun menjadikannya sasaran untuk teknik baru yang baru saja kubuat. Teknik baru ini adalah hasil inspirasiku dari melihat hal yang baru saja dilakukan Velius-Kun yang bahkan aku tidak bisa lihat pergerakannya, Teknik ini kunamai ‘One-Hit One-Kill’.

“Hooh fwew.” Seina
Aku lalu menarik nafas dalam-dalam, bersiap-siap untuk melakukan teknik baruku.
Aku menggunakan posisi siap berlari. Setelah itu, aku lalu mengkosentrasikan manaku kearah betis kakiku untuk memperkuatnya.

*Fast Step* Akupun melesat kedepan dengan kecepatan penuhku. Dalam sekejap aku telah berada didepan Orc Lord. Saat aku berada didepannya akupun menciptakan ledakan mana kecil dan mempersiapkan. Karena ledakan mana dibawah kakiku, aku jadi melesat dengan cepat kearah atas Orc Lord. Saat itu dunia seperti telah dipercepat. Aku mempersiapkan Sonic Blade *Splash*Drop*, semakin cepat dan kuatnya diriku dalam waktu singkat kepala dari Orc Lord juga telah terpisah dari tubuhnya.

‘Lihat-lihat! Dengan sedikit usaha aku juga bisa melakukan hal yang sama! Hebatkan? Hebatkan? Terpesonalah karena kemampuan dari si jenius ini!!’ Seina

Setelah aku berhasil membunuh Orc Lord, aku lalu berbalik dan memandang Velius-Kun.

Saat aku berbalik, aku...melihat....sebuah senyuman. Senyum. Velius-Kun tersenyum kearahku. Senyumannya terlihat sangat manis sampai membuatku terpesona karenanya.

‘.....Padahal aku ingin membuatnya terpesona... tetapi malah aku yang terpesona karenanya...’ Seina

Saat aku masih terpesona dengan senyuman Velius-Kun. Api Biru dan Aura Hitam beserta garis bercahaya biru mulai mehilang. Telinga Kelinci miliknya juga sepertinya mulai terlihat menyusut dan masuk kembali kedalam kepalanya. Setelah Telinga Kelinci sudah tak terlihat dari kepalanya, rambutnya juga memendek sedikit demi sedikit sampai mencapai panjang awal rambut yang sebelumnya dimilikinya.

Terlihat Velius-Kun mulai kehilangan keseimbangan tubuhnya *Fa-Thud*

“VELIUS-KUN!!!” Seina

Aku segera belari kearahnya dan memeriksa tubuhnya.

“Fwooh!” Seina
Akupun lega setelah mengetahui dirinya hanya pingsan tanpa luka sedikitpun.

*Step*Step*Step*
 ‘Masih ada lagi!!’ Seina

Saat mendengar suara itu. Aku kembali merasa tegang, karena mungkin masih ada Orc yang tersisa.
Aku lalu mengeluarkan kasur dari Item Box ku dan merebahkan Velius-Kun disitu. Setelah itu aku mempersiapkan diri untuk bertarung.

*Step*Step*Step*
Saat aku melihat siapa yang datang, aku menjadi tenang.

“Vel-San! Seira-San!” Keigo
Tiga orang dari kelompok yang mengikuti Ujian sama seperti kami berlari kearah sini.

“Ha, Haa Haa! S-Seira-San, apa yang terjadi pada Vel-San!” Rais

“...Dia hanya pingsan.” Seina

“Bagaimana dengan kondisi tubuhnya? Apa dia terluka parah?” Rais

“...Dia tidak memiliki luka parah ...hanya kelelahan saja.” Seina

“Haaa, Syukurlah!” Rais

“...Bukankah lebih baik kita segera kembali.” Monica

“Ah, benar! Lebih baik kita segera membawa Vel-San ketempat aman!.” Rais

“Keigo, kau yang membawa Velius!” Monica

“Hai!” Keigo
.
.
.
Kami pergi menuju ke salah satu bangunan bekas markas Bandit.

Saat kami memasukinya. Aku melihat wajah-wajah orang baru diruangan ini. Di dalam ruangan ini selain wajah dari orang baru, ada Rain-Senpai dan Gantz-Senpai sedang berbaring karena terluka parah, dan yang lainnya sedang menjaga dan merawatnya.

Setelah aku meletakan kasur dari Item Box milikku dan membaringkan Velius-Kun disitu. Aku lalu melangkah mendekati Rain-Senpai dan Gantz-Senpai. Saat aku telah berada diepan mereka berdua, aku lalu menjulurkan kedua tangan kearah mereka berdua.

“Wipe Out all the Curses. Remove all Injuries. Regenerate the lost parts of the body. ‘Ex-Healing’ !” Seina
Saat aku menyelesaikan mantra sihirku, tubuh merekapun dikelilingi oleh cahaya. Semua luka mulai menutup dan menghilang, dan tangan Senior Rain yang putus kemudian tumbuh kembali.

“...Sihir Penyembuh juga bisa kau gunakan...diatas itu semua sihir yang kau gunakan kelas tinggi......bukankah kau itu terlalu Cheat!?” Monica

“...Aku tak terlalu mengerti...kenapa kau memanggilku Cheat...tetapi asal kau tau...
Velius-Kun dengan sendirinya dapat menumbuhkan tangannya kembali dalam sekejap saat kedua tangannya terputus!” Seina

“HAH!!!” Semua orang
Saat aku mengatakan itu semuanya tercengang dengan mulut terbuka.

Setelah aku selesai menyebuhkan Rain-Senpai dan Gantz-Senpai, aku lalu melangkah kembali kearah Velius-Kun dan duduk didekatnya.

“...Mereka siapa?” Seina
Saat aku melihat wajah orang-orang baru sekali lagi. Akupun bertanya pada yang lainnya tentang mereka.

“Ah, mereka itu adalah orang-orang yang telah diselamat Vel-San saat dia menjalankan tugas tadi.” Rais

“Haa, aku tak tau harus bilang apa. Aku tak punya komentar untuk tindakannya.” Raizer

“Seperti yang diduga dari Vel-San! Kemampuannya memang kelas atas! Kalau aku, tidak mungkin aku bisa melakukannya.” Keigo

“Aku juga tidak bisa melakukannya! Tidak mungkin aku bisa sempat menyelamatkan mereka.” Rais

‘Hooo, seperti yang diduga dari Velius-Kun! Dia masih sempat menyelamatkan mereka padahal masih ditengah-tengah menjalankan misi.’ Seina

“Ehem. Salam kenal. Nama saya adalah Kanarina Welston. Ayahku adalah pemimpin dan pemilik Slave Market. Tetapi seperti yang kalian ketahuai, Ayahku telah terbunuh pada saat Orc menyergap dan menyerang kami. Karena itu pemimpin dan pemilik Slave Market saat ini adalah saya.” Kanarina

Walaupun hanya sesaat, aku sempat melihat ekspresi sedihnya saat menyebutkan ayahnya, tetapi itu hanya sesaat karena ekspresi wajahnya seketika berubah menjadi tenang.

Dia lalu berjalan kearahku sambil mengeluarkan sebuah kartu dan memberikannya padaku.
“...Ini apa?” Seina

“Ini adalah Tiket Diskon khusus untuk pembelian di Slave Market. Dengan menggunakan tiket ini, kamu akan mendapatkan Diskon sebesar 70% saat berbelanja di Slave Market. Tiket ini hanya sekali pakai, jadi harap perhatian dengan penggunaannya.” Kanarina

‘70%!? Bukannya itu terlalu banyak? Apa itu tidak akan membuatnya rugi besar?’ Seina

“...Apa tidak apa?...Aku menerimanya..” Seina

“Tidak apa! Semuanya sudah kuberi masing-masing satu. Kalian satu kelompok dengan penyelamat kami, dan kalian juga berusaha menyelamatkan kami kan. Jadi, anggap saja ini adalah tanda terima kasih ku karena telah menyelamatkan kami!” Kanarina

“...Baiklah..” Seina

‘Jika kau memaksa, akan kuterima tanda terima kasihnya.’ Seina

Saat itu aku mendengar suara dari belakangku.
“Helia...” Velius

‘Sepertinya Velius-Kun sedang mengigau. Helia...kalau tidak salah itu nama adiknya kan? Kira-kira sedang bermimpi apa dia ya...’ Seina

Saat aku memerhatikan wajahnya. Dari ekspresinya(walaupun wajahnya jarang menunjukankan ekspresi), dia terlihat seperti ketakutan.

“Helia..Helia..Cepat...Kabur..dari..sini..” Velius

The End of Chapter 18
Previous   ToC   Next

Jumat, 15 Desember 2017

My classmate and me dead being killed but i life again in another world!? : Chapter 017


My classmate and me dead being killed but i life again in another world!?
Chapter 17 : I Eat You!

*Slash*Splash*

Tangan kanan yang dimilki Senior Rain terbang terlepas dari tubuhnya.
“AAAARGH!” Rain

“HaHaHaHaHa! Kau beruntung sekali tidak mati dan hanya terpotong tangan dari seranganku.” Orc Lord

‘Dia sengaja! Dia jelas-jelas sengaja tidak membunuh Senior Rain dan hanya mengincar tangannya!’ Velius

“Karena kau beruntung, terimalah seranganku yang berikutnya!” Orc Lord
Saat aku melihat Orc Lord sekali lagi ingin menyerang Senior Rain, Akupun tidak bisa menahan rasa marahku dan berlari dengan sekuat tenagaku.

“ ‘Shadow Move:On’ ” Velius

Saat aku tinggal berjarak 8 meter dari Orc Lord. Aku merasakan pergerakan dan suara pergesekan angin menuju kearahku dengan cepat.
“!!! *Jump*” Velius

“*Swoosh*Swing*-Tsk” Orc?


Saat ku melilhat tempatku berada tadi, aku melihat Orc yang terlihat berbeda dengan jenis dari Orc yang telah kubunuh dan telah liat. Orc ini terlihat lebih langsing dan berotot dari pada Orc pada umumnya. Dia benar-benar berbeda dari Orc yang lainnya semua Orc pada umumnya memiliki tubuh dengan lemak yang banyaK(Gemuk) tetapi Orc ini malah meliki tubuh yang berotot, jika aku tak melihat wajahnya aku pasti mengira dia Ogre. Warna kulitnya juga berbeda dari Orc pada umumnya, warna kulit yang dimiliki para Orc pada umumnya kecoklatan tetapi Orc ini memiliki Kulit yang kehitaman malah terlalu hitam. Aku jadi bertanya-bertanya apa yang berada didepanku ini benar-benar Orc atau bukan.

“Kau terlihat Berbahaya!” Orc?

“!!!” Velius

‘...Sampai Monster juga mengejek penampilanku! Padahal Cuma Monster! Mau cari masalah HuH-Ah, kamu itu musuh tentu saja kamu mencari masalah!’ Velius

“Karena itu!” Orc?
Lalu Orc? itu mengangkat Pedang dan mengarahkannya kepadaku.

“Tak akan kubiarkan kau mendekati Father!!” Orc

‘Ternyata dia benar-benar Orc! Dia memanggil Orc Lord ‘Father’ jadi dia pasti anaknya Orc Lord! Karena itu sudah pasti dia itu Orc! Selamat kau sudah lulus dari Orc? dan menjadi Orc!...Bukan saatnya berpikir hal sepeti ini! Senior Rain! Apa yang terjadi dengan Senior Rain!?’ Velius

Saat aku melihat kearah Senior Rain dan Orc Lord berada. Aku melihat Seira sedang menahan pedang besar Orc Lord dengan Pedang Trasparan di kedua tangannya. Setelah aku melihatnya, aku merasa tenang karena Seira yang akan menjadi lawan Orc Lord dan karena aku percaya Seira pasti bisa melawan Orc Lord.

“Ugh-J-Jangan lawan Orc itu! Orc i-itu sekuat-*Cough*Chough* R-Rank A!” Gantz

‘RANK A!? Lebih kuat dari Orc Lord!? Jadi dia penyebab para Senior yang membuat mereka kesulitan melawan Orc Lord!’ Velius

Orc yang berada didepanku-Orc Hitam lalu mulai melakukan pergerakan.
*Swoosh* Dalam sekejap mata dia telah berada dihadapanku dengan Pedangnya terangkat keatas.

*Swing*Pedangnya lalu turun dengan cepat menuju kearahku, bersamaan dengan itu aku lalu mengeluarkan ‘Moon Scythe’ dari Item Box. Kali ini aku tidak mehindari serangan dan memilih untuk menahan serangannya secara langsung.

*Clash*CraaacK*

Serangannya terasa sangat berat saat aku berusaha menahannya, semakin beratnya sampai membuat retak ditempat pijakanku. Aku sekarang ini bisa menahan serangan ini mungkin efek dari Skill Hercules.

“Kau bisa menahan seranganku! Sudah kuduga kau berbahaya!” Orc Hitam

“Bukankah ‘Father’mu sedang diserang orang yang berbahaya juga.” Velius

“...Dia juga berbahaya tetapi aku merasa kau adalah yang paling berbahaya dari antara orang-orang disini! Karena itu akan mengurus lebih dulu!!” Orc Hitam

“Silahkan coba kalau bisa!” Velius

*Clink*Scrape* Dia lalu menambah kekuatan tekanan pedangnya dan mendorongku membuatku termundur beberapa langkah.

*Clash*Clash*Clash*Clash*Clash*Clash* Kami lalu saling bertukar serangan, membuat senjata kami saling berbentur dan membuat suara yang nyaring. Suaranya sangat nyaring membuat suaranya seolah-olah mengisi malam. Saat ini Saira dan Orc Lord mungkin sedang membuat suara yang sama, tetapi saat ini aku hanya bisa mendengar suara dari benturan senjata kami.

Saat aku melawan Orc Hitam aku memperkuat kosentrasiku sekuat mungkin agar tidak melewatkan setiap pergerakan yang dibuatnya. Karena walaupun aku mempunyai Skill ‘Mind Eye’ yang membuatku bisa membuatku membaca semua pergerakan dalam jarak 20 meter dariku, tetap saja aku susah membaca pergerakannya! Karena gerakannya sangat cepat dan membuatnya hampir tidak bisa dibaca oleh ‘Mind Eye’.

*Clash*Clash*Clash*Chink*Clink*Scrape* Dia membenturkan senjatanya dan menambahkan kekuatannya sekali lagi membuatku terpental sedikit kebelakang, aku berhasil untuk mempertahankan posisi bertahanku agar tetap berdiri dan tak terjatuh.

Setelah itu dia mulai menghisap udara melalui mulutnya dan mengeluarkan
*ROOOOOAAAAAAAR* Suara auman/teriakan yang sangat nyaring.

‘Jadi,dia yang membuat suara nyaring tadi ya.’ Velius

Setelah dia selesai melakukan auman/teriakan nya, dia lalu berlari dengan sangat cepat kearahku dan melepaskan serangannya.

“*Chink*Clink* ...Kau masih bisa bergerak, seperti yang kuduga kau memang berbahaya!” Orc Hitam

‘HaH!? Seharusnya aku tidak bisa bergerak saat mendengar suara tadi ya? Jadi, yang tadi itu Skill ya? Kukira dia Cuma berteriak kesal karena tidak bisa membunuhku.’ Velius

*Clink*Scrape*Clash*Clash*Clash*Clink*Scrape*Clash*Clink*Scrape*
Dia menyerangku dan mendorong kebelakang dengan tekanan serangannya yang membuatku terpental beberapa kali lalu dia berlari mengejarku dan menyerangku lagi, dia melakukankan hal yang sama berkali. Aku tau dia mempunyai rencana saat melakukan ini berulang kali, tetapi aku tidak tau apa rencananya tetapi jika hal ini terjadi terus menerus aku mungkin akan mati. Aku mau memuji diriku karena masih bisa menjaga keseimbangan dan bertahan dari serangannya sejak tadi, ‘Moon Scythe’ juga bukan main kuatnya bertahan dari serangan itu. Ah, tapi aku benar-benar merasa minta maaf terhadap ‘Moon Scythe’, karena aku masih belum bisa menggunakan sabit dengan baik aku jadi menggunakannya seperti saat aku menggunakan pedang.

*Cliiiink*Scrapeeee*Bump* Kali ini dia melakukan serangan yang lebih kuat dari serangan-serang sebelumnya dan membuatku terpental beberapa meter, tubuhku lalu membentur sesuatu yang keras padahal dibelakangku tidak ada apa-apa kecuali udara kosong. Saat itu aku menyadarinya

‘Barier! Dia ingin menyudutkan aku sampai ke batas Barier!’ Velius

Saat aku baru menyadarinya, Orc Hitam telah bersiap melepaskan serangan selanjutnya.
Energi berwarna hitam lalu berkumpul ditangan kirinya dan membentuk sebuah bola energi. Dia lalu mengarahkannya padaku

“ ‘DARK BULLET’ MATI KAU!!!” Orc Hitam
Banyak Bola Hitam melesat menuju kearahku. Saat melihat itu aku menendang tanah sekuat tenaga dan melesat berlari kedepan dengan kecepatan penuh. Jika, orang lain melihat ini mereka pasti mengira aku ingin bunuh diri. Karena orang biasanya tidak bisa menghindari serangan sebanyak itu. Yap, ‘Orang Biasa’. Karena Skill yang kumiliki aku menjadi bisa membaca pergerakan dan menghadapi ‘Rintangan’ yang ada dihadapanku ini.

Saat salah satu Bolanya berada dihadapanku aku lalu melompat sedikit kesamping untuk menghindarinya dan melanjutkan lariku*Boom*. Saat ada lima Bola menuju kearahku aku lalu menarik jubahku sedikit kuat lalu menunduk tubuhku dan mempercepat langkahku, aku berlari dengan kecepatan penuh menuju Kelima Bola itu dan menebasnya dengan ‘Moon Scythe’*Blast*. Asap yang besar tercipta karena ledakan dari Bola Hitam yang kutebas. Aku tetap melanjutkan lariku dan menembus asap ini menuju kearah Orc Hitam.

“HAH!*Chink*” Orc Hitam

*Clink* Kali ini aku yang menyerangnya dan membuatnya terlihat terkejut dan membatalkan serangannya.

*Boom*Boom*Boom*Boom*Boom*Boom*Crash*

Saat aku mendengar sesuatu yang keras hancur aku lalu refleks menengok sedikit kebelakang. Aku lalu melihat sesuatu seperti kaca berada di udara hancur dan jatuh satu persatu.

*Clatter*Clatter*

“B-BARIER HANCUR!!” Orc Hitam

“APA YANG KAU LAKUKAN!! DASAR ANAK BODOH!!!” Orc Lord

‘Ah, jadi begitu! Serangan lain yang tak mengenaiku tidak sengaja mengenai Barier dan menghancurkannya...aku tak tau kalau Barier-nya selemah ini. Jika ku tau serangan seperti tadi dapat menghancurkannya sudah akan kuhancurkan dari tadi...Ah, bukankah ini kesempatan!!’ Velius

“SEMUANYA LARI! BARIER-NYA TELAH HANCUR!! CEPAT KABUR DARI SINI DENGAN SENIOR!! BIAR KAMI TANGANI HAL YANG ADA DISINI!!..Karena itu kabur lah.” Velius

‘Tenggorokanku terasa sakit, ini pertama kalinya aku bisa menaikkan suaraku sampai senyaring itu.....Dengan kenyaringan suaraku apa ini bisa di hitung sebagai teriakan pertamaku?’ Velius

Saat mereka mendengar suaraku mereka awalanya terlihat enggan tetapi saat mereka melihat situasi. Mereka pun mencoba pergi dengan membawa Senior Rain dan Senior Gantz. Saat mereka mencoba pergi mereka terlihat memiliki ekspresi menyesal, marah dan kesal.

*Cliiink* Saat melihat yang lainnya ingin kabur. Orc Hitam sekali lagi mencoba mendorongku dengan kekuatannya, dia ingin menghentikan yang lainnya untuk kabur.

“*CliiiinK* TAK AKAN KUBIARKAN KALIAN KABUR!” Orc Hitam

“Kau pikir aku akan membiarkanmu! ‘Soul Enchant’ ” Velius
Aku lalu menggunakan Skill ‘Soul Enchantment’ ke ‘Objek’ yang berada dalam genggamanku.
Api berwarna biru lalu muncul menyelimuti ‘Moon Scythe’. Entah kenapa saat aku melihat api ini aku merasa terpesona karenanya.

‘Jadi ini ‘Soul Enchantment’...Indah sekali....’ Velius

“MENYINGKIR!!!” Orc Hitam

“Apa kau pikir aku akan menurutimu?” Velius

‘Memangnya jika kau bilang sesuatu orang lain akan menurutimu begitu saja? Bodoh ya?’ Velius

*Clash*Clash*Clash*Clash* Kami bertukar serang sekali lagi, yang berbeda kali ini aku yang menyerangnya secara beruntun.

“*Clash*Clash*Clash*ChiiinK* MATI KAU!! CEPAT MATI!!” Orc Hitam

“Enggak mau.” Velius
Orc Hitam terlihat sudah mulai kehilangan kendali karena amarahnya, membuat serangannya lebih mudah untuk dibaca.

*Swing*Saat Orc Hitam melesatkan serangan yang berikutnya. Aku menghindarinya dengan melompat sedikit kebelakang. Saat serangannya telah dilepaskan dan meleset tak mengenai objek apapun, dalam kesepatan itu aku melesat kedepannya dan mengayunkan ‘Moon Scythe’.

“*Slash*Splash*GYAAA-AARGH!!” Orc Hitam
 Aku telah memotong tangan kanan dari Orc Hitam yang mengengam senjata.
‘Ini untuk Senior Rain. Kau pernah dengarkan ‘Dosa Orang tua ditangung oleh anak.’...... Atau sebaliknya? Ah, bodo amat! Yang penting pembalasan sudah kulakukan!’ Velius

Aku tak menghentikan serangan di situ saja aku lalu memotong tangan yang lain dan kedua kakinya dalam satu tebasan. Dan diteruskan dengan serangan bertubi-tubi dariku menuju tubuhnya.

*Slash*Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash*

Karena musuhku setingkat Rank A, aku jadi tak menahan diri dan mengerahkan seluruh kekuatanku. Kulitnya mulai dipenuhi luka tebas dan darah diseluruh tubuhnya. Saat tubuhnya sepertinya sudah mulai kehilangan kekuatan, aku menghentikan seranganku.
Tubuhnya terlihat sudah tak berbentuk. Orc Hitam telah menjadi daging Orc Cincang.

‘...Apakah aku terlalu berlebihan?...Biarlah yang penting misi selesai. Sisanya tinggal membantu Seira melawan Orc Lord.’ Velius

Setelah aku berhasil mencincang Orc Hitam dan membunuhnya, Aku menonaktifkan ‘Shadow Move’ lalu berbalik pergi menuju kearah Seira dan Orc Lord.

.....Tetapi saat aku berjalan aku menyadari sesuatu yang aneh....kenapa aku masih belum menerima Exp ?

*Swoosh* “!!!” Velius
 Aku lalu merasakan ada pergerakan dibelakang. Aku terkejut, Seharusnya tidak ada siapa-siapa dibelakang. Secepat mungkin aku lalu melakukan posisi bertahan.

*Plinks* Karena serangannya terlalu kuat aku jadi tidak bisa mepertahankan posisi bertahanku, ‘Moon Scythe’ terlepas dari tanganku dan terlempar jauh.

*Slash*BaM* Aku mendengar suara sesuatu terpotong tetapi aku tidak tau apa hal yang terpotong itu, karena saat mendengar suara itu aku ditendang oleh seseorang dengan keras diperutku membuatku terpental jauh.

“*Scrapeeeee*...*Cough*Cough*Cough*” Velius

“VELIUS-KUN!!!” Seira

“Lengah!*Clash* Tsk” Orc Lord

Karena tendangan itu aku sampai terpental dan terguling-guling sampai beberapa meter dan membuatku batuk darah karenanya.

Mataku terasa berat, tapi aku berhasil memaksa mataku terbuka. Dan kulihat Orc Hitam berdiri dilokasi tempatku sebelum terpental.

Kulihat tangan kirinya mulai tumbuh dan kembali seperti semula, tangan kanan dan kedua kakinya berserta tubuhnya sudah kembali seperti semula, bekas luka tebasku tak terlihat sedikitpun dari tubuhnya. Muncul garis bercahaya merah seperti tato pada sekujur tubuhnya.

Dan saatku perhatikan sekali lagi, ditangan kanannya dia mengenggam sebuah objek. Objek itu adalah sebuah tangan, dan entah mengapa aku merasa sangat mengenal tangan itu.

Saat aku melihat kearah tempat tanganku seharusnya berada. Kedua tanganku tidak berada ditempatnya. Aku segera menyadarinya....Tangan itu.....adalah tanganku...

“*Chomp*Munch*Munch*Munch*Gulp* Hm, WALAUPUN KAU CUMA MAHLUK SIALAN! TERNYATA DAGINGMU CUKUP ENAK!!” Orc Hitam

Orc Hitam lalu berbicara kearahku, sepertinya dia sengaja berteriak agar aku dapat mendengar suaranya.

“DENGARKAN AKU!!” Orc Hitam

Tubuhku terasa dingin dan berat untuk digerakkan.

“SETELAH KAU MATI, PEREMPUAN YANG BERTARUNG BERSAMAMU SAAT INI AKAN KUTANGKAP DAN KUJADIKAN TERNAKKU!!” Orc Hitam

Seluruh tenaga mulai mehilang dari tubuhku.

“ORANG-ORANG YANG KAU BANTU KABUR!! YANG LAKI-LAKI AKAN KUBUNUH DAN PEREMPUAN AKAN KUTANGKAP!!” Orc Hitam

Pandanganku mulai kabur. Penglihatanku mulai terlihat buram.

“SETELAH SEMUA TERNAK KUTANGKAP!! AKU AKAN BERMAIN-MAIN DENGAN TUBUH MEREKA SEPUAS HATIKU!! TETAPI SEBELUM ITU KULAKUKAN KAU HARUS MATI!! AKU AKAN MELAHAP DAN MEMAKAN TUBUH SEDIKIT DEMI SEDIKIT!!” Orc Hitam

Kelopak mataku mulai turun dan menutup dengan sendirinya

“MULAI DARI DAGING SAMPAI TULANGMU!! SEMUA AKAN KULAHAP!!” Orc Hitam

Mataku pun tertutup.

Saat aku membuka mataku sekali lagi. Aku telah berada tempat yang sangat gelap tanpa cahaya. Entah mengapa tubuhku saat ini mengambang disini.

‘Apakah aku sudah mati?’ Velius

Setelah memperhatikan situasi ini, hal inilah yang kupikirkan.

‘Apakah aku mati sekali lagi?’ Velius

[Sampai kapan kau akan tidur? Cepat Bangun!!] ???

Tiba-tiba aku mendengar suara seseorang tetapi aku tidak dapat melihatnya.

‘Apa maksud-‘ Velius

[Apa kau hanya ingin tetap berbaring?] ???

‘....’ Velius

[Apa kau tetap ingin berbaring lalu mati? Dan kehilangan seseorang yang dekat denganmu lagi?] ???

‘...Aku...Kehilangan...Lagi...’ Velius

[Apa kau ingin kehilangan lagi, tanpa dapat mempertahankannya lagi?] ???

‘..Aku...’ Velius

[Bukankah kau masih ada urusan yang harus kau urus?] ???

‘...Urusan?’ Velius

[Bukankah kau masih belum membalas temanmu? Bukankah kau masih ada Dendam yang belum kau balas?] ???

‘...Balas Dendam?’ Velius

Saat mendengar itu, sesuatu mulai menyulut dan membara dalam diriku. Dan aku teringat akan temanku, akan sahabatku dan akan diriku. Aku teringat akan kehidupanku didunia ku dulu. Dan aku teringat kejadian yang menimpa kami. Sesuatu dari dalam diriku mulai bertambah membara seolah membakar diriku dari dalam. Aku teringat kejadian yang menimpa kami. Aku teringat saat-saat teman sekelasku terbunuh satu persatu. Aku teringat saat-saat Sahabatku dibunuh. Dan aku teringat......... saat-saat terakhirku.


Sebuah mata raksasa lalu muncul dihadapanku dan menatapku. Tetapi aku tidak merasa takut saat melihatnya, melainkan aku merasa kekuatan saat mata itu menatapku.

[Bukankah kau ingin balas Dendam?] ???

‘....’ Velius

[Kalau begitu bangunlah...Wahai Tuanku] ???

 Ordinal PoV

‘Akhirnya orang itu sudah mati!’ Ordinal
 Akhirnya setelah perjuangan kerasku Adventure yang menjadi lawanku telah mati. Jadi akupun bisa mengambil nafas dengan tenang.

‘...Aku bilang aku akan melahapnya lebih dulu, tetapi dia sudah mati. Jadi lebih baik aku segera membantu Father.’ Ordinal

Aku lalu membuang tangan yang digengamanku ketanah dan mencoba berbalik. Saat aku ingin berbalik dan lari kearah tempat Father bertarung. Aku mendengar suara. Saat aku melihat asal suara. Aku melihat Adventure yang ku kira telah mati berdiri lagi.

‘Apa-apaan!? Dia masih hidup?’ Ordinal
Padahal dia telah kehilangan kedua tangannya, tapi entah mengapa dia masih bisa hidup berdiri. Dia banyak kehilangan darah dari tubuh jadi seharusnya dia sudah mati.

‘Ah, paling dia Cuma memaksakan dirinya saja.’ Ordinal

“HENTIKAN SAJA!! PERCUMA KAU-” Ordinal
Aku menghentikan kata-kataku. Tiba-tiba aku merasakan hawa datang darinya. Hawa yang sangat mengerikan, sampai membuat suhu tubuhku menurun karena takut.

‘Aku!? Dari sekian banyak orang! Aku!? Aku merasa takut!? Dan penyebab rasa takut ku adalah Adventure yang sedang sekarat dan susah untuk berdiri? AKU!?........JANGAN BERCANDA!!!’ Ordinal

Tiba-tiba suatu aura mulai timbul dari tubuh Adventure yang berada didepanku. Aura makin kuat, kuat, kuat, kuat, kuat *BLAAAAST* dan terciptalah ledakan energi yang menyebar kemana-kemana. Hasilnya asap dan debu yang bertebaran pun muncul menutupi sosok Adventure.

Saat asap dan debu mulai mehilang sosok Adventure itu pun mulai muncul. Kali ini jubah yang menutupi penampilan wajahnya telah terbuka.

Saat aku melihat penampilannya aku terdiam. Rambut putih yang panjang terlihat bersinar karena cahaya bulan, telinga kelinci yang melambai-lambai diatas kepalanya, dan wajahnya sangat cantik bahkan jika dikatakan kecantikannya menyaingi orang-orang surga itu tidak bisa diangap berlebihan. Walaupun tidak terlihat emosi pada ekspresi wajahnya hal itu tidak menurunkan kencantikannya. Dia adalah mahluk tercantik pernah kulihat dalam hidupku.

Mahluk cantik itu lalu menatap tajam kearahku dan berkata
“Kau tadi bilang ingin memakanku kan? Jadi kau tidak akan keberatan jika aku akan memakanmu kan?” Mahluk Cantik

Setelah dia berkata itu api biru dan aura hitam lalu muncul dan mengelilingi sekujur tubuhnya. Sosok Mahluk Cantik itu lalu terlihat kabur.....Dia telah berlari kearahku dengan kecepatan yang sangat tinggi.

‘Ah, tidak! Ini bukan saatnya terpesona! Dia memang cantik tapi dia adalah musuh!!’ Ordinal
Saatku melihat dirinya sudah dekat denganku. Segera aku menggunakan Sihir yang kugunakan untuk memotong tangannya tadi.

Kedua tanganku lalu diselimuti dengan energi hitam. Akupun bersiap-siap menyerangnya.

Saat dia telah berada didepanku. Aku segera melesatkan pukulanku yang sudah kuperkuat dengan sihir. Saat kukira pukulanku sudahku mengenainya dengan telak, sosoknya mulai terlihat kabur mehilang lagi dan tiba-tiba muncul berdiri diatas tangan yang kugunakan untuk memukul dan mehilang lagi.

“*Munch*Munch*” Mahluk Cantik

Tanpa kusadari dia telah berada didepanku lagi. Dan saat ini dia sedang mengunyah sesuatu dimulutnya.

“*Munch*Munch*Munch*Gulp* Hm, Daging memang susah dikunyah, tetapi rasanya cukup enak untuk Babi Berdiri sepertimu!” Mahluk Cantik

Saat aku mendengar kata-katanya. Tanganku pun refleks meraba ke wajahku....dan ternyata ada sedikit daging mehilang diwajahku.

‘Apa dia sudah kehilangan kewarasannya!? Dia memakan dagingku mentah-mentah!! Orang Kota yang waras tidak mungkin akan melakukan ini! Jangankan orang Kota, orang Desa juga tak akan melakukan ini!!’ Ordinal

Tiba-tiba sebuah garis bercahaya biru muncul dan terlihat disekitar wajahnya.

Dan tangan-tangannya yang telah kupotong putus mulai tumbuh dan kembali seperti semula.

Dia lalu menarik nafas dalam-dalam dan
*ROOOOOOAAAAAAAR* teriakan-bukan. Auman yang sangat kuat keluar dari mulutnya.

Dia pun menunjukkan ekspresi wajah pertamanya padaku

“I♪...E..a..t...YOU.” Mahluk Cantik

Dia tersenyum. Senyumannya memperkuat kecantikan yang dimilikinya dua kali lipat. Tetapi saat ini yang dapat kurasakan saat melihatnya hanyalah......Ketakutan!

~Pada hari itu terlahirlah mahluk yang menjadi mimpi buruk bagi semua Monster~

The End of Chapter 17

Previous   ToC   Next