My
classmate and me dead being killed but i life again in another world!?
Chapter
17 : I Eat You!
*Slash*Splash*
Tangan
kanan yang dimilki Senior Rain terbang terlepas dari tubuhnya.
“AAAARGH!”
Rain
“HaHaHaHaHa!
Kau beruntung sekali tidak mati dan hanya terpotong tangan dari seranganku.”
Orc Lord
‘Dia
sengaja! Dia jelas-jelas sengaja tidak membunuh Senior Rain dan hanya mengincar
tangannya!’ Velius
“Karena
kau beruntung, terimalah seranganku yang berikutnya!” Orc Lord
Saat aku
melihat Orc Lord sekali lagi ingin menyerang Senior Rain, Akupun tidak bisa
menahan rasa marahku dan berlari dengan sekuat tenagaku.
“
‘Shadow Move:On’ ” Velius
Saat aku
tinggal berjarak 8 meter dari Orc Lord. Aku merasakan pergerakan dan suara
pergesekan angin menuju kearahku dengan cepat.
“!!!
*Jump*” Velius
“*Swoosh*Swing*-Tsk”
Orc?
Saat ku
melilhat tempatku berada tadi, aku melihat Orc yang terlihat berbeda dengan
jenis dari Orc yang telah kubunuh dan telah liat. Orc ini terlihat lebih
langsing dan berotot dari pada Orc pada umumnya. Dia benar-benar berbeda dari
Orc yang lainnya semua Orc pada umumnya memiliki tubuh dengan lemak yang
banyaK(Gemuk) tetapi Orc ini malah meliki tubuh yang berotot, jika aku tak
melihat wajahnya aku pasti mengira dia Ogre. Warna kulitnya juga berbeda dari
Orc pada umumnya, warna kulit yang dimiliki para Orc pada umumnya kecoklatan tetapi
Orc ini memiliki Kulit yang kehitaman malah terlalu hitam. Aku jadi
bertanya-bertanya apa yang berada didepanku ini benar-benar Orc atau bukan.
“Kau
terlihat Berbahaya!” Orc?
“!!!”
Velius
‘...Sampai
Monster juga mengejek penampilanku! Padahal Cuma Monster! Mau cari masalah
HuH-Ah, kamu itu musuh tentu saja kamu mencari masalah!’ Velius
“Karena
itu!” Orc?
Lalu
Orc? itu mengangkat Pedang dan mengarahkannya kepadaku.
“Tak
akan kubiarkan kau mendekati Father!!” Orc
‘Ternyata
dia benar-benar Orc! Dia memanggil Orc Lord ‘Father’ jadi dia pasti anaknya Orc
Lord! Karena itu sudah pasti dia itu Orc! Selamat kau sudah lulus dari Orc? dan
menjadi Orc!...Bukan saatnya berpikir hal sepeti ini! Senior Rain! Apa yang
terjadi dengan Senior Rain!?’ Velius
Saat aku
melihat kearah Senior Rain dan Orc Lord berada. Aku melihat Seira sedang
menahan pedang besar Orc Lord dengan Pedang Trasparan di kedua tangannya.
Setelah aku melihatnya, aku merasa tenang karena Seira yang akan menjadi lawan
Orc Lord dan karena aku percaya Seira pasti bisa melawan Orc Lord.
“Ugh-J-Jangan
lawan Orc itu! Orc i-itu sekuat-*Cough*Chough* R-Rank A!” Gantz
‘RANK
A!? Lebih kuat dari Orc Lord!? Jadi dia penyebab para Senior yang membuat
mereka kesulitan melawan Orc Lord!’ Velius
Orc yang
berada didepanku-Orc Hitam lalu mulai melakukan pergerakan.
*Swoosh*
Dalam sekejap mata dia telah berada dihadapanku dengan Pedangnya terangkat
keatas.
*Swing*Pedangnya
lalu turun dengan cepat menuju kearahku, bersamaan dengan itu aku lalu
mengeluarkan ‘Moon Scythe’ dari Item Box. Kali ini aku tidak mehindari serangan
dan memilih untuk menahan serangannya secara langsung.
*Clash*CraaacK*
Serangannya
terasa sangat berat saat aku berusaha menahannya, semakin beratnya sampai
membuat retak ditempat pijakanku. Aku sekarang ini bisa menahan serangan ini
mungkin efek dari Skill Hercules.
“Kau
bisa menahan seranganku! Sudah kuduga kau berbahaya!” Orc Hitam
“Bukankah
‘Father’mu sedang diserang orang yang berbahaya juga.” Velius
“...Dia
juga berbahaya tetapi aku merasa kau adalah yang paling berbahaya dari antara
orang-orang disini! Karena itu akan mengurus lebih dulu!!” Orc Hitam
“Silahkan
coba kalau bisa!” Velius
*Clink*Scrape*
Dia lalu menambah kekuatan tekanan pedangnya dan mendorongku membuatku
termundur beberapa langkah.
*Clash*Clash*Clash*Clash*Clash*Clash*
Kami lalu saling bertukar serangan, membuat senjata kami saling berbentur dan
membuat suara yang nyaring. Suaranya sangat nyaring membuat suaranya
seolah-olah mengisi malam. Saat ini Saira dan Orc Lord mungkin sedang membuat
suara yang sama, tetapi saat ini aku hanya bisa mendengar suara dari benturan
senjata kami.
Saat aku
melawan Orc Hitam aku memperkuat kosentrasiku sekuat mungkin agar tidak
melewatkan setiap pergerakan yang dibuatnya. Karena walaupun aku mempunyai
Skill ‘Mind Eye’ yang membuatku bisa membuatku membaca semua pergerakan dalam
jarak 20 meter dariku, tetap saja aku susah membaca pergerakannya! Karena
gerakannya sangat cepat dan membuatnya hampir tidak bisa dibaca oleh ‘Mind
Eye’.
*Clash*Clash*Clash*Chink*Clink*Scrape*
Dia membenturkan senjatanya dan menambahkan kekuatannya sekali lagi membuatku
terpental sedikit kebelakang, aku berhasil untuk mempertahankan posisi
bertahanku agar tetap berdiri dan tak terjatuh.
Setelah
itu dia mulai menghisap udara melalui mulutnya dan mengeluarkan
*ROOOOOAAAAAAAR*
Suara auman/teriakan yang sangat nyaring.
‘Jadi,dia
yang membuat suara nyaring tadi ya.’ Velius
Setelah
dia selesai melakukan auman/teriakan nya, dia lalu berlari dengan sangat cepat
kearahku dan melepaskan serangannya.
“*Chink*Clink*
...Kau masih bisa bergerak, seperti yang kuduga kau memang berbahaya!” Orc
Hitam
‘HaH!?
Seharusnya aku tidak bisa bergerak saat mendengar suara tadi ya? Jadi, yang
tadi itu Skill ya? Kukira dia Cuma berteriak kesal karena tidak bisa
membunuhku.’ Velius
*Clink*Scrape*Clash*Clash*Clash*Clink*Scrape*Clash*Clink*Scrape*
Dia
menyerangku dan mendorong kebelakang dengan tekanan serangannya yang membuatku
terpental beberapa kali lalu dia berlari mengejarku dan menyerangku lagi, dia
melakukankan hal yang sama berkali. Aku tau dia mempunyai rencana saat
melakukan ini berulang kali, tetapi aku tidak tau apa rencananya tetapi jika
hal ini terjadi terus menerus aku mungkin akan mati. Aku mau memuji diriku
karena masih bisa menjaga keseimbangan dan bertahan dari serangannya sejak tadi,
‘Moon Scythe’ juga bukan main kuatnya bertahan dari serangan itu. Ah, tapi aku
benar-benar merasa minta maaf terhadap ‘Moon Scythe’, karena aku masih belum
bisa menggunakan sabit dengan baik aku jadi menggunakannya seperti saat aku
menggunakan pedang.
*Cliiiink*Scrapeeee*Bump*
Kali ini dia melakukan serangan yang lebih kuat dari serangan-serang sebelumnya
dan membuatku terpental beberapa meter, tubuhku lalu membentur sesuatu yang
keras padahal dibelakangku tidak ada apa-apa kecuali udara kosong. Saat itu aku
menyadarinya
‘Barier!
Dia ingin menyudutkan aku sampai ke batas Barier!’ Velius
Saat aku
baru menyadarinya, Orc Hitam telah bersiap melepaskan serangan selanjutnya.
Energi
berwarna hitam lalu berkumpul ditangan kirinya dan membentuk sebuah bola
energi. Dia lalu mengarahkannya padaku
“ ‘DARK
BULLET’ MATI KAU!!!” Orc Hitam
Banyak Bola
Hitam melesat menuju kearahku. Saat melihat itu aku menendang tanah sekuat
tenaga dan melesat berlari kedepan dengan kecepatan penuh. Jika, orang lain
melihat ini mereka pasti mengira aku ingin bunuh diri. Karena orang biasanya
tidak bisa menghindari serangan sebanyak itu. Yap, ‘Orang Biasa’. Karena Skill
yang kumiliki aku menjadi bisa membaca pergerakan dan menghadapi ‘Rintangan’
yang ada dihadapanku ini.
Saat
salah satu Bolanya berada dihadapanku aku lalu melompat sedikit kesamping untuk
menghindarinya dan melanjutkan lariku*Boom*. Saat ada lima Bola menuju kearahku
aku lalu menarik jubahku sedikit kuat lalu menunduk tubuhku dan mempercepat
langkahku, aku berlari dengan kecepatan penuh menuju Kelima Bola itu dan
menebasnya dengan ‘Moon Scythe’*Blast*. Asap yang besar tercipta karena ledakan
dari Bola Hitam yang kutebas. Aku tetap melanjutkan lariku dan menembus asap
ini menuju kearah Orc Hitam.
“HAH!*Chink*”
Orc Hitam
*Clink*
Kali ini aku yang menyerangnya dan membuatnya terlihat terkejut dan membatalkan
serangannya.
*Boom*Boom*Boom*Boom*Boom*Boom*Crash*
Saat aku
mendengar sesuatu yang keras hancur aku lalu refleks menengok sedikit
kebelakang. Aku lalu melihat sesuatu seperti kaca berada di udara hancur dan
jatuh satu persatu.
*Clatter*Clatter*
“B-BARIER
HANCUR!!” Orc Hitam
“APA
YANG KAU LAKUKAN!! DASAR ANAK BODOH!!!” Orc Lord
‘Ah,
jadi begitu! Serangan lain yang tak mengenaiku tidak sengaja mengenai Barier
dan menghancurkannya...aku tak tau kalau Barier-nya selemah ini. Jika ku tau
serangan seperti tadi dapat menghancurkannya sudah akan kuhancurkan dari
tadi...Ah, bukankah ini kesempatan!!’ Velius
“SEMUANYA
LARI! BARIER-NYA TELAH HANCUR!! CEPAT KABUR DARI SINI DENGAN SENIOR!! BIAR KAMI
TANGANI HAL YANG ADA DISINI!!..Karena itu kabur lah.” Velius
‘Tenggorokanku
terasa sakit, ini pertama kalinya aku bisa menaikkan suaraku sampai senyaring itu.....Dengan
kenyaringan suaraku apa ini bisa di hitung sebagai teriakan pertamaku?’ Velius
Saat
mereka mendengar suaraku mereka awalanya terlihat enggan tetapi saat mereka
melihat situasi. Mereka pun mencoba pergi dengan membawa Senior Rain dan Senior
Gantz. Saat mereka mencoba pergi mereka terlihat memiliki ekspresi menyesal,
marah dan kesal.
*Cliiink*
Saat melihat yang lainnya ingin kabur. Orc Hitam sekali lagi mencoba
mendorongku dengan kekuatannya, dia ingin menghentikan yang lainnya untuk
kabur.
“*CliiiinK*
TAK AKAN KUBIARKAN KALIAN KABUR!” Orc Hitam
“Kau
pikir aku akan membiarkanmu! ‘Soul Enchant’ ” Velius
Aku lalu
menggunakan Skill ‘Soul Enchantment’ ke ‘Objek’ yang berada dalam genggamanku.
Api
berwarna biru lalu muncul menyelimuti ‘Moon Scythe’. Entah kenapa saat aku
melihat api ini aku merasa terpesona karenanya.
‘Jadi
ini ‘Soul Enchantment’...Indah sekali....’ Velius
“MENYINGKIR!!!”
Orc Hitam
“Apa kau
pikir aku akan menurutimu?” Velius
‘Memangnya
jika kau bilang sesuatu orang lain akan menurutimu begitu saja? Bodoh ya?’
Velius
*Clash*Clash*Clash*Clash*
Kami bertukar serang sekali lagi, yang berbeda kali ini aku yang menyerangnya
secara beruntun.
“*Clash*Clash*Clash*ChiiinK*
MATI KAU!! CEPAT MATI!!” Orc Hitam
“Enggak
mau.” Velius
Orc
Hitam terlihat sudah mulai kehilangan kendali karena amarahnya, membuat
serangannya lebih mudah untuk dibaca.
*Swing*Saat
Orc Hitam melesatkan serangan yang berikutnya. Aku menghindarinya dengan
melompat sedikit kebelakang. Saat serangannya telah dilepaskan dan meleset tak
mengenai objek apapun, dalam kesepatan itu aku melesat kedepannya dan
mengayunkan ‘Moon Scythe’.
“*Slash*Splash*GYAAA-AARGH!!”
Orc Hitam
Aku
telah memotong tangan kanan dari Orc Hitam yang mengengam senjata.
‘Ini
untuk Senior Rain. Kau pernah dengarkan ‘Dosa Orang tua ditangung oleh anak.’......
Atau sebaliknya? Ah, bodo amat! Yang penting pembalasan sudah kulakukan!’
Velius
Aku tak
menghentikan serangan di situ saja aku lalu memotong tangan yang lain dan kedua
kakinya dalam satu tebasan. Dan diteruskan dengan serangan bertubi-tubi dariku
menuju tubuhnya.
*Slash*Slash*
Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash*
Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash* Slash*
Slash* Slash*
Karena musuhku
setingkat Rank A, aku jadi tak menahan diri dan mengerahkan seluruh kekuatanku.
Kulitnya mulai dipenuhi luka tebas dan darah diseluruh tubuhnya. Saat tubuhnya
sepertinya sudah mulai kehilangan kekuatan, aku menghentikan seranganku.
Tubuhnya
terlihat sudah tak berbentuk. Orc Hitam telah menjadi daging Orc Cincang.
‘...Apakah
aku terlalu berlebihan?...Biarlah yang penting misi selesai. Sisanya tinggal
membantu Seira melawan Orc Lord.’ Velius
Setelah
aku berhasil mencincang Orc Hitam dan membunuhnya, Aku menonaktifkan ‘Shadow
Move’ lalu berbalik pergi menuju kearah Seira dan Orc Lord.
.....Tetapi
saat aku berjalan aku menyadari sesuatu yang aneh....kenapa aku masih belum
menerima Exp ?
*Swoosh*
“!!!” Velius
Aku lalu
merasakan ada pergerakan dibelakang. Aku terkejut, Seharusnya tidak ada siapa-siapa
dibelakang. Secepat mungkin aku lalu melakukan posisi bertahan.
*Plinks*
Karena serangannya terlalu kuat aku jadi tidak bisa mepertahankan posisi
bertahanku, ‘Moon Scythe’ terlepas dari tanganku dan terlempar jauh.
*Slash*BaM*
Aku mendengar suara sesuatu terpotong tetapi aku tidak tau apa hal yang
terpotong itu, karena saat mendengar suara itu aku ditendang oleh seseorang dengan
keras diperutku membuatku terpental jauh.
“*Scrapeeeee*...*Cough*Cough*Cough*”
Velius
“VELIUS-KUN!!!”
Seira
“Lengah!*Clash*
Tsk” Orc Lord
Karena
tendangan itu aku sampai terpental dan terguling-guling sampai beberapa meter
dan membuatku batuk darah karenanya.
Mataku
terasa berat, tapi aku berhasil memaksa mataku terbuka. Dan kulihat Orc Hitam
berdiri dilokasi tempatku sebelum terpental.
Kulihat
tangan kirinya mulai tumbuh dan kembali seperti semula, tangan kanan dan kedua
kakinya berserta tubuhnya sudah kembali seperti semula, bekas luka tebasku tak
terlihat sedikitpun dari tubuhnya. Muncul garis bercahaya merah seperti tato
pada sekujur tubuhnya.
Dan
saatku perhatikan sekali lagi, ditangan kanannya dia mengenggam sebuah objek.
Objek itu adalah sebuah tangan, dan entah mengapa aku merasa sangat mengenal
tangan itu.
Saat aku
melihat kearah tempat tanganku seharusnya berada. Kedua tanganku tidak berada
ditempatnya. Aku segera menyadarinya....Tangan itu.....adalah tanganku...
“*Chomp*Munch*Munch*Munch*Gulp*
Hm, WALAUPUN KAU CUMA MAHLUK SIALAN! TERNYATA DAGINGMU CUKUP ENAK!!” Orc Hitam
Orc
Hitam lalu berbicara kearahku, sepertinya dia sengaja berteriak agar aku dapat
mendengar suaranya.
“DENGARKAN
AKU!!” Orc Hitam
Tubuhku
terasa dingin dan berat untuk digerakkan.
“SETELAH
KAU MATI, PEREMPUAN YANG BERTARUNG BERSAMAMU SAAT INI AKAN KUTANGKAP DAN
KUJADIKAN TERNAKKU!!” Orc Hitam
Seluruh
tenaga mulai mehilang dari tubuhku.
“ORANG-ORANG
YANG KAU BANTU KABUR!! YANG LAKI-LAKI AKAN KUBUNUH DAN PEREMPUAN AKAN
KUTANGKAP!!” Orc Hitam
Pandanganku
mulai kabur. Penglihatanku mulai terlihat buram.
“SETELAH
SEMUA TERNAK KUTANGKAP!! AKU AKAN BERMAIN-MAIN DENGAN TUBUH MEREKA SEPUAS
HATIKU!! TETAPI SEBELUM ITU KULAKUKAN KAU HARUS MATI!! AKU AKAN MELAHAP DAN MEMAKAN
TUBUH SEDIKIT DEMI SEDIKIT!!” Orc Hitam
Kelopak
mataku mulai turun dan menutup dengan sendirinya
“MULAI
DARI DAGING SAMPAI TULANGMU!! SEMUA AKAN KULAHAP!!” Orc Hitam
Mataku
pun tertutup.
Saat aku
membuka mataku sekali lagi. Aku telah berada tempat yang sangat gelap tanpa
cahaya. Entah mengapa tubuhku saat ini mengambang disini.
‘Apakah
aku sudah mati?’ Velius
Setelah
memperhatikan situasi ini, hal inilah yang kupikirkan.
‘Apakah
aku mati sekali lagi?’ Velius
[Sampai
kapan kau akan tidur? Cepat Bangun!!] ???
Tiba-tiba
aku mendengar suara seseorang tetapi aku tidak dapat melihatnya.
‘Apa
maksud-‘ Velius
[Apa kau
hanya ingin tetap berbaring?] ???
‘....’ Velius
[Apa kau
tetap ingin berbaring lalu mati? Dan kehilangan seseorang yang dekat denganmu
lagi?] ???
‘...Aku...Kehilangan...Lagi...’
Velius
[Apa kau
ingin kehilangan lagi, tanpa dapat mempertahankannya lagi?] ???
‘..Aku...’
Velius
[Bukankah
kau masih ada urusan yang harus kau urus?] ???
‘...Urusan?’
Velius
[Bukankah
kau masih belum membalas temanmu? Bukankah kau masih ada Dendam yang belum kau balas?] ???
‘...Balas
Dendam?’ Velius
Saat
mendengar itu, sesuatu mulai menyulut dan membara dalam diriku. Dan aku
teringat akan temanku, akan sahabatku dan akan diriku. Aku teringat akan
kehidupanku didunia ku dulu. Dan aku teringat kejadian yang menimpa kami. Sesuatu
dari dalam diriku mulai bertambah membara seolah membakar diriku dari dalam.
Aku teringat kejadian yang menimpa kami. Aku teringat saat-saat teman sekelasku
terbunuh satu persatu. Aku teringat saat-saat Sahabatku dibunuh. Dan aku
teringat......... saat-saat terakhirku.
Sebuah
mata raksasa lalu muncul dihadapanku dan menatapku. Tetapi aku tidak merasa
takut saat melihatnya, melainkan aku merasa kekuatan saat mata itu menatapku.
[Bukankah
kau ingin balas Dendam?] ???
‘....’
Velius
[Kalau
begitu bangunlah...Wahai Tuanku] ???
Ordinal PoV
‘Akhirnya
orang itu sudah mati!’ Ordinal
Akhirnya
setelah perjuangan kerasku Adventure yang menjadi lawanku telah mati. Jadi
akupun bisa mengambil nafas dengan tenang.
‘...Aku
bilang aku akan melahapnya lebih dulu, tetapi dia sudah mati. Jadi lebih baik
aku segera membantu Father.’ Ordinal
Aku lalu
membuang tangan yang digengamanku ketanah dan mencoba berbalik. Saat aku ingin
berbalik dan lari kearah tempat Father bertarung. Aku mendengar suara. Saat aku
melihat asal suara. Aku melihat Adventure yang ku kira telah mati berdiri lagi.
‘Apa-apaan!?
Dia masih hidup?’ Ordinal
Padahal
dia telah kehilangan kedua tangannya, tapi entah mengapa dia masih bisa hidup berdiri.
Dia banyak kehilangan darah dari tubuh jadi seharusnya dia sudah mati.
‘Ah,
paling dia Cuma memaksakan dirinya saja.’ Ordinal
“HENTIKAN
SAJA!! PERCUMA KAU-” Ordinal
Aku
menghentikan kata-kataku. Tiba-tiba aku merasakan hawa datang darinya. Hawa
yang sangat mengerikan, sampai membuat suhu tubuhku menurun karena takut.
‘Aku!? Dari
sekian banyak orang! Aku!? Aku merasa takut!? Dan penyebab rasa takut ku adalah
Adventure yang sedang sekarat dan susah untuk berdiri? AKU!?........JANGAN BERCANDA!!!’
Ordinal
Tiba-tiba
suatu aura mulai timbul dari tubuh Adventure yang berada didepanku. Aura makin
kuat, kuat, kuat, kuat, kuat *BLAAAAST* dan terciptalah ledakan energi yang
menyebar kemana-kemana. Hasilnya asap dan debu yang bertebaran pun muncul
menutupi sosok Adventure.
Saat
asap dan debu mulai mehilang sosok Adventure itu pun mulai muncul. Kali ini
jubah yang menutupi penampilan wajahnya telah terbuka.
Saat aku
melihat penampilannya aku terdiam. Rambut putih yang panjang terlihat bersinar
karena cahaya bulan, telinga kelinci yang melambai-lambai diatas kepalanya, dan
wajahnya sangat cantik bahkan jika dikatakan kecantikannya menyaingi
orang-orang surga itu tidak bisa diangap berlebihan. Walaupun tidak terlihat
emosi pada ekspresi wajahnya hal itu tidak menurunkan kencantikannya. Dia
adalah mahluk tercantik pernah kulihat dalam hidupku.
Mahluk
cantik itu lalu menatap tajam kearahku dan berkata
“Kau
tadi bilang ingin memakanku kan? Jadi kau tidak akan keberatan jika aku akan
memakanmu kan?” Mahluk Cantik
Setelah
dia berkata itu api biru dan aura hitam lalu muncul dan mengelilingi sekujur
tubuhnya. Sosok Mahluk Cantik itu lalu terlihat kabur.....Dia telah berlari
kearahku dengan kecepatan yang sangat tinggi.
‘Ah,
tidak! Ini bukan saatnya terpesona! Dia memang cantik tapi dia adalah musuh!!’
Ordinal
Saatku
melihat dirinya sudah dekat denganku. Segera aku menggunakan Sihir yang
kugunakan untuk memotong tangannya tadi.
Kedua
tanganku lalu diselimuti dengan energi hitam. Akupun bersiap-siap menyerangnya.
Saat dia
telah berada didepanku. Aku segera melesatkan pukulanku yang sudah kuperkuat
dengan sihir. Saat kukira pukulanku sudahku mengenainya dengan telak, sosoknya
mulai terlihat kabur mehilang lagi dan tiba-tiba muncul berdiri diatas tangan
yang kugunakan untuk memukul dan mehilang lagi.
“*Munch*Munch*”
Mahluk Cantik
Tanpa
kusadari dia telah berada didepanku lagi. Dan saat ini dia sedang mengunyah
sesuatu dimulutnya.
“*Munch*Munch*Munch*Gulp*
Hm, Daging memang susah dikunyah, tetapi rasanya cukup enak untuk Babi Berdiri
sepertimu!” Mahluk Cantik
Saat aku
mendengar kata-katanya. Tanganku pun refleks meraba ke wajahku....dan ternyata
ada sedikit daging mehilang diwajahku.
‘Apa dia
sudah kehilangan kewarasannya!? Dia memakan dagingku mentah-mentah!! Orang Kota
yang waras tidak mungkin akan melakukan ini! Jangankan orang Kota, orang Desa juga tak akan melakukan ini!!’ Ordinal
Tiba-tiba
sebuah garis bercahaya biru muncul dan terlihat
disekitar wajahnya.
Dan
tangan-tangannya yang telah kupotong putus mulai tumbuh dan kembali seperti
semula.
Dia lalu menarik nafas dalam-dalam dan
*ROOOOOOAAAAAAAR* teriakan-bukan. Auman yang sangat kuat keluar dari mulutnya.
Dia pun
menunjukkan ekspresi wajah pertamanya padaku
“I♪...E..a..t...YOU♪.” Mahluk Cantik
Dia
tersenyum. Senyumannya memperkuat kecantikan yang dimilikinya dua kali lipat.
Tetapi saat ini yang dapat kurasakan saat melihatnya hanyalah......Ketakutan!
~Pada
hari itu terlahirlah mahluk yang menjadi mimpi buruk bagi semua Monster~
The End
of Chapter 17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar