Mcamdbkbilaiaw

http://tri-veli-ario.blogspot.co.id/p/blog-page.html

Sabtu, 09 Desember 2017

My classmate and me dead being killed but i life again in another world!? : Chapter 014



My classmate and me dead being killed but i life again in another world!?
Chapter 14 : Let`s Clear the way from the Orc!

Semuanya terdiam mendengarku.
“Hah...Kau jadi mengingatkan denganku yang dulu... Baiklah yang akan mengikuti kami berdua tinggallah, tetapi harus aku ingatkan. Jika kalian mengikuti kami, hidup kalian mungkin akan berakhir! Sekarang putuskan, Tetap tinggal dan melawan para Orc atau pergi menjauh untuk berlindung! Akan kuucapkan supaya kalian lebih mengerti. Yang tinggal disini hanyalah Orang Bodoh tak tertolong seperti kami, jadi silahkan pilihlah!” Rain

‘...Maafkan aku, karena aku hanyalah Orang Bodoh Tak Tertolong.’ Velius

Telah beberapa saat berlalu tetapi belum ada satupun yang bergerak. Setelah melihat itu, Senior Rain lalu 
“Yang ingin tetap tinggal disini. Melangkahlah selangkah kearahku!” Rain
*Step*x6.
“Begitu ya...Ternyata kita semua ini adalah Orang Bodoh yang tak tertolong.” Rain

‘HaHaHa....Kira-kira Exp ku akan terbagi tidak ya?’ Velius

“Aku keberatan!” Seira

“Hah!?” Semua orang
Entah mengapa Seira melangkah maju dan mengungkapkan ketidak setujuannya.

“Aku bukan Orang Bodoh Tak Tertolong!” Seira

“Lalu mengapa kau melangkah maju?” Rain

“...Itu karena ada seseorang yang ingin kulindungi apapun yang terjadi!” Seira
Lalu Seira mengarah pandangan wajahnya yang penuh ketetapan ke arahku.
“Aku harus melindungi Velius-Kun!” Seira

“...Hah!?” Semua orang

‘....Anu, Apa maksud dari perkataanmu? Apa jangan-jangan-’ Velius

“Karena Velius-Kun adalah...dia adalah...” Seira

“.....” Semua orang

“Jika tidak ada Velius-Kun! Siapa yang akan memasak masakan untukku dimasa depan!” Seira

“...Oh...OK.....” Semua Orang

‘Oh, itu ternyata...Kukira tadi dia akan menembakku...Itu tidak seperti aku mengharapkannya Lho... Lalu sebenarnya sudah kutanyakan dari kemaren....Sebenarnya apa aku ini dimata kalian?!’ Velius

“...Kau memang Orang Bodoh Tak Tertolong.” Rain
.
.
.
Lalu kami membuat rencana bersama dan mulai memasang jebakan. Dalam rencana kami harus memilih diantara kami yang tercepat dan paling susah mati untuk menjadi umpan yang memancing perhatian para Orc dan dari situ akan dimulai rencana pembunuhan berantai. Dan kebetulan yang menjadi umpan itu adalah....Aku.

Sekarang sudah Malam hari, kami telah memulai rencana. Aku telah berhasil menyusup kedalam markas para Orc, dan saat ini aku sedang.....memotong kepala.
*Slash*Splash*Drop*
[3000 Exp. Have Been Received]

[Level Up]

[Have Learned Skill Monster ‘Orc Languages’]

[Have Learned Skill Monster ‘Glutton’]

[Have learned Skill Monster ‘Physical Improve’]

Skill ‘Orc Languages’. Dengan skill ini pemilik skill dapat mengerti dan berbahasa Orc.

Skill ‘Glutton’. Dengan skill ini pemilik skill bisa memakan dan menyimpan banyak makanan dalam perutnya. Skill ini membuatnya bisa menyimpan nutrisi untuk beberapa hari. Jadi, pemilik skill bahkan tak perlu makan untuk beberapa hari.

Skill ‘Physical Improve’, skill ini memperkuat fisik pemilik skill sampai 1,8 kali lipat.

Saat ini aku sedang membunuh para Orc yang sedang berjaga dan bisa menyerang dari jarak jauh, lalu menyimpan tubuh mereka kedalam Item Box. Mataku memang susah melihat keberadaan mereka karena gelap, tetapi aku masih bisa mengetahui keberadaan mereka melalui suara nafas. Walaupun aku tidak bisa membunuh semuanya, tetapi aku harus bisa membunuh sebanyak mungkin untuk mempermudah rencana dijalankan.

[3000 Exp. Have Been Received]

[Level Up]

[3000 Exp. Have Been Received]

[Level Up]

[3000 Exp. Have Been Received]

[Level Up]
 ...Entah mengapa...Bukankah hal ini terlalu berjalan mulus!? Aku tak mengerti! Kulihat-lihat para Orc dimana-mana terlihat terlalu santai! Apa ini jebakan? Atau...Lebih baik aku dengar dulu pembicaraan Para Orc itu.

Aku lalu berjalan mengendap-endap dan bersembunyi dibagian buta pandangan kedua Orc yang sedang berjaga. Akupun menguping pembicaraan mereka.
“Hah....Aku mau giliranku segera datang...” Orc A

“Santai, jangan terlalu tak sabaran...Biarkan yang lainnya memulai duluan!” Orc B

“Tapi aku juga ingin segera bersenang-senang dengan para ternak itu!” Orc A

“Kau kira hanya kau saja yang menginginkan itu! Aku juga ingin! Tapi apa boleh buatkan, karena kita sudah kalah undian.” Orc B

“Hah.....aku ingin segera mencoba rasa ternak-ternak itu! Dari hasil tangkapan itu ada tipe ‘Loli’ yang kuinginkan!” Orc A

“HaHaHaHaHa! Dasar Pedofi-*Slash*Splash*” Orc B

[3000 Exp. Have Been Received]

[Level Up]

“Dia-HAH!?*Slash*Splash*Drop*” Orc A

[3000 Exp. Have Been Received]

[Level Up]
‘Oh, karena itu kalian terlihat santai ya? Hah... ‘Ternak’ ya....Apa aku harus kuselamat para ternak-ternak ini? Tapi kalau kuselamatkan sekarang, Rencananya akan gagal.....Ah, Tak masalah kupikir! Lagian tujuannya adalah membunuh Orc sebanyak mungkin, dan ketika ketahuan buatlah keributan sebesar-besar mungkin agar sebanyak mungkin Orc mengejarku kelokasi yang telah ditentukan... Kalau aku melepaskan para ‘Ternak’, keributan yang terjadi pasti cukup besarkan!’ Velius
Lalu aku mulai berkeliling mencari lokasi dimana para tahanan ditangkap
 *Slash*Slash*

[3000 Exp. Have Been Received]

[Level Up]

[3000 Exp. Have Been Received]

[Level Up]
 Tak lupa membunuh para Orc dalam perjalananku.
.
.
.
Sudah beberapa saat sejak aku memulai pencarianku. Entah berapa banyak Orc yang telah kubunuh, mungkin sudah puluhan. Yah, itu tidak penting sekarang. Karena aku telah menemukan lokasinya.
Aku mengendap-endap dan mengintip kedalam sebuah bangunan. Disana aku melihat beberapa Orc yang sedang bersenang-senang dengan tubuh para ‘Ternak’, setelah melihat adegan yang telah terjadi dihadapanku. Akupun mulai merasa marah, Sangat marah. Aku lalu melanjutkan langkahku dan mengelilingi sekitar bangunan untuk membersihkan jalan dari Orc.

Verse POV

Namaku Verse, berasal dari bahasa Elves berarti Kesalahan.

Dulu Ibuku adalah seorang Adventure, dia menjadi Adventure bersama-sama dengan Kekasihnya. Mereka berdua berpetualang bersama teman Party mereka dengan senang sampai sebuah kesalahan terjadi. Saat mereka melakukan misi dari Guild, ternyata misi itu adalah jebakan dari Demon untuk para Adventure. Mereka ditangkap dan dijadikan tahanan. Para lelaki dibawa untuk dijadikan objek percobaan dan Para perempuan dijadikan mainan oleh mereka. Saat para Adventure Guild mengetahui apa yang terjadi, mereka langsung melakukan rencana penyelamatan. Ibuku dan teman perempuannya selamat, tetapi sisa anggotanya termasuk kekasih Ibuku sudah mati saat ditemukan.
Pada saat itu Ibu ku telah mengandung seorang bayi dalam perutnya. Bayi itu adalah aku. Seorang anak yang terlahir dari sebuah kesalahan, anak yang tak diinginkan.

Walaupun aku adalah sebuah keberadaan yang tidak diinginkan oleh Ibuku, dia tetap merawatku. Awalnya dia merawatku dengan baik, tapi kebaikkannya telah berkurang sedikit demi sedikit sejak Tanduk dan ekorku mulai tumbuh. Sejak tandukku tumbuh, Ibuku tak pernah melihat wajah secara langsung saat berbicara.

Lalu saat aku berulang tahun yang ke-12. Ibuku menjual ke pedagang budak sebagai ‘Monster Slave’. Dia lalu menatap dan melihatku langsung, dengan begitu kami menjadi berhadapan wajah ke wajah. Sudah lama dia melihat wajahku sejak aku menumbuhkan tanduk dan ekorku tumbuh. Entah mengapa aku merasa sedikit senang.

“Pergilah kau ‘Demon Child’, jangan pernah menemuiku lagi.” Ibu
 
...Itulah kata terakhir yang kudengar darinya sebelum pergi. Kata-katanya itu membuatku merasa ada sesuatu yang hancur dalam diriku dan membawaku kedalam dunia kehampaan.
.
.
Dalam perjalanan kami menuju Kota Orgus, tiba-tiba Orc muncul menghadang kendaraan kami. Para penjaga dan Adventure laki-laki semuanya dibunuh. Lalu para perempuan termasuk aku ditangkap dan dibawa. Kami saat ini ditahan di salah satu ruangan bangunan yang merupakan bagian dari markas mereka. Mereka tak mungkin memeliki markas sebesar ini, jadi markas ini sebelumnya bukanlah mereka tetapi milik orang lain. Diruangan tempat kami ditahan, ada beberapa wanita yang telah menjadi tahanan lebih dulu dari kami. Wanita-wanita ini tak memiliki pakaian yang  digunakan pada tubuh mereka dan tubuh mereka juga memiliki banyak memar disana-sini. Sepertinya mereka telah lama ditahan disini dan dijadikan mainan bagi Orc. Untuk saat ini masih belum dilakukan apa-apa kepada kami tahanan baru, tetapi mungkin sebentar lagi kami juga akan bernasib sama dengan wanita-wanita ini dan menjadi mainan baru bagi para Orc. Setelah aku memikirkannya, aku merasa takut.
.
.
.
Sekarang telah malam. Kami yang telah ditangkap dan menjadi tahanan baru para Orc berjumlah 6 Orang, dan 4 diantara kami telah

“MENJAUHLAH DARIKU!!*Torn*KYAAA!! HENTIKAN KUMOHON HENTIKAN!!*Torn*KUMOHON HENTI-KYAAA-AAH!” Adventure Perempuan
 menjadi main bagi para Orc, dan yang tersisa belum disentuh hanyalah diriku dan anak perempuan dari pedagang budak.

Telah lebih dari sejam para Orc mempermainkan Adventure Perempuan dan Pelayan Perempuan dari pedagang budak, salah satu dari mereka lalu melemparkan tubuh salah satu perempuan itu kearah Wanita yang telah menjadi tahanan lebih lama dari kami. Mata perempuan itu terlihat mati dan kehilangan cahayanya.

Lalu Orc yang telah melempar tubuh Perempuan Itu melihat kearah sini, lebih tepatnya melihat kearahku. Lalu dia berjalan melangkah kearahku dengan tatapan masih pokus kepada ku. Sepertinya sekarang telah menjadi giliranku, saatku memikirkan itu akupun merasa takut.

‘Kumohon siapa saja tolong selamatkan aku! Aku tak mau menjadi mainan mereka! Kumohon! Kumohon!’ Verse
Saat Orc itu telah sampai di depanku, Orc itupun berhenti melangkah dan mulai menjulurkan tangannya kearahku untuk menangkapku.

‘Kumohon siapa saja! Kumohon! Kumohon selamatkan aku! Kami-Sama! Tolong selamatkan aku!’ Verse
 Jarak tangannya dan tubuhku hanya tertinggal seinci saja, tetapi entah mengapa dia tiba-tiba berhenti.
*Slash*Splash*
Tiba-tiba Orc itu mehilang dari hadapanku, dan entah sejak kapan semua Orc yang ada didalam ruangan ini telah mehilang juga. Yang tersisa hanyalah sedikit jejak darah dari lokasi awal mereka berada. Dihadapanku dan yang lainnya entah sejak kapan, tiba-tiba telah ada seseorang yang menggunakan pakaian serba hitam yang hampir menutupi seluruh bagian tubuhnya dan Sabit Besar pada genggamannya. Terlihat darinya aura hitam yang mengelilingi seluruh tubuhnya, dan matanya berwarna merah terlihat bersinar dari celah tudung jaket yang digunakannya. Saat melihat penampilannya, ada suatu kata yang cocok untuk menggambarkan sosoknya dan semua yang diruangan ini termasuk diriku mungkin memikirkan hal yang sama.
 ‘Death God’ itulah yang kami pikirkan saat melihat sosoknya.

Setelah dia melihat kearah kami satu persatu dia lalu berkata
“Apa kalian masih ingin hidup? Apa kalian ingin keluar dan terbebas dari kondisi kalian saat ini? Jika, Iya. Ikutilah semua perkataanku, dan aku akan menjaminkan kebebasan kalian!” Death God?

Nada suaranya harusnya terdengar datar dan dingin, tetapi entah mengapa saat mendengarnya diriku merasa hangat.
‘Ternyata Kami-Sama belum meninggalkanku!’ Verse

The End of Chapter 14
Previous   ToC   Next

Tidak ada komentar:

Posting Komentar