Mcamdbkbilaiaw

http://tri-veli-ario.blogspot.co.id/p/blog-page.html

Jumat, 22 Desember 2017

My classmate and me dead being killed but i life again in another world!? : Chapter 019



My classmate and me dead being killed but i life again in another world!?
Chapter 19 : Dream...?

Aku telah berhasil membunuh Orc Hitam, tetapi saat aku mengarah pandangan ke Seira...Tiba-tiba  pandangan terlihat kabur dan entah mengapa pemandanganku tiba-tiba berubah, aku telah berada ditempat lain.

‘...Ini dimana?’ Velius

[O-------ma] ???

‘Suara apa itu?’ Velius

[Oni----ma] ???

‘Suara seseorang?’ Velius

[Oni----ma] ???

‘Suaranya kurang jelas.’ Velius

[Oni---ama] ???

[Oni---ama] ???

‘ ‘Oni ama’? Apakah dia sedang memanggil seseorang?’ Velius
Suaranya main lama makin jelas.

[Oni—sama] ???

‘ ‘Oni sama’?’ Velius

[Oni—sama] ???

[Onii-sama] ???

[Onii-sama] ???

“Onii-sama!” ???

Suaranya telah menjadi jelas. Dan seorang gadis berumur 10 tahun masuk dalam pandanganku. Gadis itu mempunyai rambut putih, mata merah yang telihat seperti batu Ruby, dan juga telinga kelinci diatas kepalanya.

“Onii-sama! Onii-sama! Apa kau dengar aku?” Helia

“Ah, maaf. Apa kau bilang sesuatu?” Velius

“Duh...Ku bilang ‘apa makanan siang ini?’. Padahal sudah kutanyakan dari tadi, hari ini Onii-sama aneh deh!” Helia

“Maaf maaf, aku cuma sedang berpikir sesuatu.” Velius

Gadis yang ada di depanku ini adalah adik ku. Namanya adalah Helia. Dia setahun lebih muda dariku, saat ini kami berumur 10 dan 9 Tahun.

“Berpikir sesuatu?” Helia

“Bukan hal penting kok. Oh, iya! Makanan hari ini adalah kesukaanmu, ‘Kelinci Barbeque’ Lho!” Velius

“Yeee! Wai Wai!” Helia

‘Kelinci Berbeque’ adalah makanan yang dibuat dari daging ‘Horn Rabbit’ sebagai bahan utamanya, dan ini adalah salah satu makanan kesukaan Helia....yaaa walaupun entah mengapa saat melihatnya memakan Kelinci Barbeque, aku merasa ada yang sedikit aneh...Apa karena adik ku ini Kelinci ? Karena itu saat melihat nya memakan Kelinci Barbeque...kau tau..pasti ada yang terasa aneh.....kan?

Kami lalu berjalan bersama kearah halaman belakang rumah. , Karena aku telah mempersiapkannya sejak tadi, peralatan panggang dan bahan-bahan memasak sudah siap.

Helia lalu berjalan kearah meja makan yang sudah kusiapkan dan duduk disana, sedangkan aku berjalan kearah perlengkapan dan bahan-bahan untuk memasak. Aku lalu mulai memasak.

Beberapa saat kemudian. Sesaat sebelum masakanku jadi, aku mendengar suara langkah seseorang datang kearah sini. Saat aku menengok, aku melihat Seorang pria dan wanita. Yang pria memiliki rambut putih dan mata biru, dan yang wanita memiliki rambut putih dengan telinga kelinci diatas kepalanya dan juga mata merah ruby. Mereka berdua adalah orang tua kami.

“Hnn, sudah kuduga aromanya berasal dari sini. Mencium aromanya saja sudah membuatku berliuran.” Ayah

“Ara Ara Ara.” Ibu

“Yeee, Otou-sama, Okaa-sama sudah pulang.” Helia

“Kami pulang.” Ayah

“Vel-chan, Hel-chan kami pulang.” Ibu

“Selamat datang. Tunggu saja sebentar, sebentar lagi makanannya akan jadi.”

Ayah dan Ibu lalu pergi dan duduk dimeja makan. Setelah makananku sudah jadi, aku lalu meletakkannya di piring ditengah meja makan. Setelah kami selesai berdoa kami lalu mulai mengambil bagian dan makan.

“Mugu Mugu *Gulp* Ahh, makanan buatan Onii-sama memang yang terbaik.” Helia

“*Munch*Munch*Munch*Gulp*” Ayah

“Makanan yang dibuat Vel-chan selalu terasa enak. Bagaimana jika nanti waktu Vel-chan sudah besar, Vel-Chan membuka Restorannya sendiri. Pasti akan ada yang banyak pelanggan yang datang.” Ibu

“Ya ya ya, makan saja dulu nanti bicaranya.” Velius

‘...Membuka Restoranku sendiri kah....Akan kupikirkan...’ Velius

Saat aku melihat semua keluarga tersenyum memakan makanan buatanku, akupun tersenyum senang karenanya(Walaupun ada pemandangan yang sedikit aneh.).

‘Aku berharap kita bisa tetap selamanya seperti ini.’ Velius

Tiba-tiba pemandanganku berubah sekali lagi.

Saat ini aku berada didekat Forgus Forest. Saat ini aku dengan Helia dipunggungku sedang berlari dari sesuatu. Helia saat ini sedang menangis, sebenarnya aku juga ingin menangis tetapi karena aku adalah seorang kakak, aku harus terlihat kuat dan tak boleh menangis didepan adikku, Karena itu aku menahan tangisku.

Suara dari yang mengejar kami terasa sudah mulai dekat

*Stop*

“*Sob* Ohii-shana?(Onii-sama)” Helia
 Aku lalu berhenti dan menurunkan Helia.

“Helia, Larilah kearah sana. Aku akan tetap disini.” Velius

“Idak nau!*Sob* Au nau eap ana Ohii-shana!(Tidak mau! Aku mau tetap mau sama Inii-Sama!)” Helia

“Helia cepat lari! Sebelum monster itu sampai disini!” Velius

“I-(Ti-)” Helia

“CEPAT LARI!!!” Velius

“!!!*Sob*Sob*” Helia
Karena aku ingin dia cepat kabur dari sini, aku tidak sengaja membentaknya.

Aku lalu meletakan tanganku diatas kepalanya, dan mengelus lembut kepalanya.
“Maaf Helia. Aku tidak sengaja membentakmu.” Velius

“*Sob*Hnn” Helia

“Lari-Pergilah kearah sana duluan. Nanti akan kususul.” Velius

“*Sob*Enalkah?*Sob* Aa Ohii-shama *Sob* idak akhan m-(Benarkah? Apa Onii-Sama tidak akan m-)” Helia

“Aku pasti akan menyusul. Karena itu pergilah duluan!” Velius

“*Sob*Hnn.*Sob* Ohii-shama haus eap idu*Sob*.(Onii-Sama harus tetap hidup)”  Helia

“Hal itu sudah pasti! Karena itu pergilah! Waktu kita tinggal sedikit!” Velius

“Hnn.*Sob*” Helia

*Run*

Setelah Helia sudah pergi, aku lalu menunggu sampai monster itu sampai sini.

*Scrapeee*Hiss*

Ular hitam raksasa lalu muncul dihadapanku, dia lalu menatap tajam kearahku seolah sudah menemukan mangsanya. Monster yang sedang menatapku ini adalah ‘Naga’.

Setelah aku melihatnya, aku lalu mengaktifkan jebakan yang sudah kupersiapkan dengan menggunakan Magic Tool hadiah pemberian orang tua ku.
*BooM*

Karena aku tau ledakan seperti itu tidak mungkin akan mempan terhadapnya. Saat ledakan telah terjadi aku lalu berlari kedalam hutan untuk memancingnya kesana.

*Scrapee*

Saat aku merasa ‘Naga’ mulai dekat denganku, aku lalu mengeluarkan Magic Tool berbentuk Bola dari Item Box ku dan melemparnya kearah belakangku.

*Boom*Hiss*Scrapee*

Aku terus berlari dan berlari sambil melemparkan Magic Tool dari Item Box ku.

*Scrapee*Hiss*

Saat aku ingin mengeluarkan Magic Tool lagi dari Item Box ku, aku tak bisa mengapai ataupun merasakan Objek-objek yang berada didalam Item Box ku.....dengan kata lain Magic Tool ku telah habis.

Saat aku berlari, kakiku tidak sengaja tersandung. Akupun terjatuh. Saat aku ingin mencoba bangkit berdiri kembali. Melihat kearah depan, wajah ‘Naga’ masuk dalam pandangan mataku....Jalanku semuaya telah tertutup.

‘Ah, ini adalah akhirku ya...’ Velius

Tiba-tiba aku terbayang dan teringat wajah dari seseorang...

‘Naga’ menatapku dengan tajam

Wajah dari teman masa kecilku, wajah dari guru pedangku, wajah dari tetanggaku, wajah dari penjual bunga. Wajah dari orang yang kukenal mulai muncul bergantian.

‘Naga’ lalu membuka mulutnya

Lalu aku terbayang wajah dari orang tuaku...dan juga adikku.

‘Maafkan aku Helia. Selamat tinggal. Tetaplah Hidup.’ Velius

Naga lalu bergerak cepat kearahku, mencoba menelanku. Duniaku kemudian berubah menjadi gelap.
.
.
.
"HAH!!" Velius
"!!!" Semua orang diruangan.

Saat aku melihat sekitarku, aku sudah berada ditempat yang berbeda lagi.
Tubuhku berkeringat sangat banyak, aku benar-benar sangat kebingungan tentang apa yang sebenarnya yang terjadi padaku.

‘Apa-apaan yang tadi itu!? Mimpi? Tetapi terasa terlalu realistis untuk sebuah mimpi...rasanya seolah-olah benar-benar terjadi padaku. Lalu apa-apaan dengan informasi-informasi yang bermunculan saat aku baru bangun ini!?’ Velius

“Velius-kun...” Seira

Kuperhatikan sekitarku sekali lagi, sepertinya aku sedang berada disalah satu bangunan markas Orc. Saat ini aku sedang berbaring dengan Seira duduk disampingku. Kulihat semua orang menatapku dengan wajah khawatir.

“Velius, apakah tubuhmu ada yang terasa sakit?” Monica

“Vel-san, apakah kau merasa tidak enak badan?” Rais

“Vel-san, apakah kau merasa kedinginan?” Keigo

“Vel-san, ini handuk untuk membersihkan keringatmu.” Tina

“Serahkan padaku...biarkan aku membersihkan keringatnya!” Seira

“O-Oh, silahkan...” Tina

Saat aku melihat betapa khawatir dan perhatiannya mereka padaku, aku menjadi merasa senang melihatnya.

Entah mengapa tiba-tiba wajah mereka terlihat terkejut.

“...Vel-san tersenyum...” Raizer

“...” Rais

“...” Tina

“...” Seira

“...” Keigo

“...” Monica

‘...Apa-apaan dengan ketenangan ini!? Kenapa kalian terlihat terkejut dan terdiam!?’

“G-Gawat! Vel-san benar-benar sakit!” Rais

“J-Jangan saat bertarung tadi, kepala Vel-san terbentur keras!?” Keigo

“Wa Wa Wa, Vel-san sudah mulai gila!” Tina

 “Medis! Medis! Medis! Apakah ada Dokter disini? Gawat! Aku baru ingat ini masih jauh dari kota!” Raizer

‘...Aku boleh marahkan.’ Velius

The End of Chapter 19
Previous   ToC   Next

Tidak ada komentar:

Posting Komentar