My classmate and me dead being killed but i life again in another world!?
Chapter
19 : Dream...?
Aku
telah berhasil membunuh Orc Hitam, tetapi saat aku mengarah pandangan ke
Seira...Tiba-tiba pandangan terlihat
kabur dan entah mengapa pemandanganku tiba-tiba berubah, aku telah berada
ditempat lain.
‘...Ini
dimana?’ Velius
[O-------ma]
???
‘Suara apa
itu?’ Velius
[Oni----ma]
???
‘Suara
seseorang?’ Velius
[Oni----ma]
???
‘Suaranya
kurang jelas.’ Velius
[Oni---ama]
???
[Oni---ama]
???
‘ ‘Oni
ama’? Apakah dia sedang memanggil seseorang?’ Velius
Suaranya
main lama makin jelas.
[Oni—sama]
???
‘ ‘Oni sama’?’ Velius
[Oni—sama]
???
[Onii-sama]
???
[Onii-sama]
???
“Onii-sama!”
???
Suaranya
telah menjadi jelas. Dan seorang gadis berumur 10 tahun masuk dalam
pandanganku. Gadis itu mempunyai rambut putih, mata merah yang telihat seperti
batu Ruby, dan juga telinga kelinci diatas kepalanya.
“Onii-sama! Onii-sama! Apa kau dengar aku?” Helia
“Ah,
maaf. Apa kau bilang sesuatu?” Velius
“Duh...Ku
bilang ‘apa makanan siang ini?’. Padahal sudah kutanyakan dari tadi, hari ini
Onii-sama aneh deh!” Helia
“Maaf
maaf, aku cuma sedang berpikir sesuatu.” Velius
Gadis
yang ada di depanku ini adalah adik ku. Namanya adalah Helia. Dia setahun
lebih muda dariku, saat ini kami berumur 10 dan 9 Tahun.
“Berpikir
sesuatu?” Helia
“Bukan
hal penting kok. Oh, iya! Makanan hari ini adalah kesukaanmu, ‘Kelinci
Barbeque’ Lho!” Velius
“Yeee!
Wai Wai!” Helia
‘Kelinci
Berbeque’ adalah makanan yang dibuat dari daging ‘Horn Rabbit’ sebagai bahan
utamanya, dan ini adalah salah satu makanan kesukaan Helia....yaaa walaupun
entah mengapa saat melihatnya memakan Kelinci Barbeque, aku merasa ada yang
sedikit aneh...Apa karena adik ku ini Kelinci ? Karena itu saat melihat nya
memakan Kelinci Barbeque...kau tau..pasti ada yang terasa aneh.....kan?
Kami
lalu berjalan bersama kearah halaman belakang rumah. , Karena aku telah
mempersiapkannya sejak tadi, peralatan panggang dan bahan-bahan memasak sudah
siap.
Helia
lalu berjalan kearah meja makan yang sudah kusiapkan dan duduk disana,
sedangkan aku berjalan kearah perlengkapan dan bahan-bahan untuk memasak. Aku
lalu mulai memasak.
Beberapa saat kemudian. Sesaat
sebelum masakanku jadi, aku mendengar suara langkah seseorang datang kearah
sini. Saat aku menengok, aku melihat Seorang pria dan wanita. Yang pria
memiliki rambut putih dan mata biru, dan yang wanita memiliki rambut putih
dengan telinga kelinci diatas kepalanya dan juga mata merah ruby. Mereka berdua
adalah orang tua kami.
“Hnn,
sudah kuduga aromanya berasal dari sini. Mencium aromanya saja sudah membuatku
berliuran.” Ayah
“Ara Ara
Ara.” Ibu
“Yeee, Otou-sama,
Okaa-sama sudah pulang.” Helia
“Kami
pulang.” Ayah
“Vel-chan,
Hel-chan kami pulang.” Ibu
“Selamat datang. Tunggu saja sebentar, sebentar lagi makanannya akan jadi.”
Ayah dan
Ibu lalu pergi dan duduk dimeja makan. Setelah makananku sudah jadi, aku lalu
meletakkannya di piring ditengah meja makan. Setelah kami selesai berdoa kami
lalu mulai mengambil bagian dan makan.
“Mugu
Mugu *Gulp* Ahh, makanan buatan Onii-sama memang yang terbaik.” Helia
“*Munch*Munch*Munch*Gulp*”
Ayah
“Makanan
yang dibuat Vel-chan selalu terasa enak. Bagaimana jika nanti waktu Vel-chan
sudah besar, Vel-Chan membuka Restorannya sendiri. Pasti akan ada yang banyak
pelanggan yang datang.” Ibu
“Ya ya
ya, makan saja dulu nanti bicaranya.” Velius
‘...Membuka
Restoranku sendiri kah....Akan kupikirkan...’ Velius
Saat aku
melihat semua keluarga tersenyum memakan makanan buatanku, akupun tersenyum
senang karenanya(Walaupun ada pemandangan yang sedikit aneh.).
‘Aku
berharap kita bisa tetap selamanya seperti ini.’ Velius
Tiba-tiba
pemandanganku berubah sekali lagi.
Saat ini
aku berada didekat Forgus Forest. Saat ini aku dengan Helia dipunggungku sedang
berlari dari sesuatu. Helia saat ini sedang menangis, sebenarnya aku juga ingin
menangis tetapi karena aku adalah seorang kakak, aku harus terlihat kuat dan
tak boleh menangis didepan adikku, Karena itu aku menahan tangisku.
Suara
dari yang mengejar kami terasa sudah mulai dekat
*Stop*
“*Sob*
Ohii-shana?(Onii-sama)” Helia
Aku lalu
berhenti dan menurunkan Helia.
“Helia,
Larilah kearah sana. Aku akan tetap disini.” Velius
“Idak
nau!*Sob* Au nau eap ana Ohii-shana!(Tidak mau! Aku mau tetap mau sama
Inii-Sama!)” Helia
“Helia
cepat lari! Sebelum monster itu sampai disini!” Velius
“I-(Ti-)”
Helia
“CEPAT
LARI!!!” Velius
“!!!*Sob*Sob*”
Helia
Karena
aku ingin dia cepat kabur dari sini, aku tidak sengaja membentaknya.
Aku lalu
meletakan tanganku diatas kepalanya, dan mengelus lembut kepalanya.
“Maaf
Helia. Aku tidak sengaja membentakmu.” Velius
“*Sob*Hnn”
Helia
“Lari-Pergilah
kearah sana duluan. Nanti akan kususul.” Velius
“*Sob*Enalkah?*Sob*
Aa Ohii-shama *Sob* idak akhan m-(Benarkah? Apa Onii-Sama tidak akan m-)” Helia
“Aku
pasti akan menyusul. Karena itu pergilah duluan!” Velius
“*Sob*Hnn.*Sob*
Ohii-shama haus eap idu*Sob*.(Onii-Sama harus tetap hidup)” Helia
“Hal itu
sudah pasti! Karena itu pergilah! Waktu kita tinggal sedikit!” Velius
“Hnn.*Sob*”
Helia
*Run*
Setelah
Helia sudah pergi, aku lalu menunggu sampai monster itu sampai sini.
*Scrapeee*Hiss*
Ular
hitam raksasa lalu muncul dihadapanku, dia lalu menatap tajam kearahku seolah
sudah menemukan mangsanya. Monster yang sedang menatapku ini adalah ‘Naga’.
Setelah
aku melihatnya, aku lalu mengaktifkan jebakan yang sudah kupersiapkan dengan
menggunakan Magic Tool hadiah pemberian orang tua ku.
*BooM*
Karena
aku tau ledakan seperti itu tidak mungkin akan mempan terhadapnya. Saat ledakan telah terjadi aku lalu berlari kedalam
hutan untuk memancingnya kesana.
*Scrapee*
Saat aku
merasa ‘Naga’ mulai dekat denganku, aku lalu mengeluarkan Magic Tool berbentuk
Bola dari Item Box ku dan melemparnya kearah belakangku.
*Boom*Hiss*Scrapee*
Aku
terus berlari dan berlari sambil melemparkan Magic Tool dari Item Box ku.
*Scrapee*Hiss*
Saat aku
ingin mengeluarkan Magic Tool lagi dari Item Box ku, aku tak bisa mengapai
ataupun merasakan Objek-objek yang berada didalam Item Box ku.....dengan kata
lain Magic Tool ku telah habis.
Saat aku
berlari, kakiku tidak sengaja tersandung. Akupun terjatuh. Saat aku ingin
mencoba bangkit berdiri kembali. Melihat kearah depan, wajah ‘Naga’ masuk
dalam pandangan mataku....Jalanku semuaya telah tertutup.
‘Ah, ini
adalah akhirku ya...’ Velius
Tiba-tiba
aku terbayang dan teringat wajah dari seseorang...
‘Naga’ menatapku
dengan tajam
Wajah
dari teman masa kecilku, wajah dari guru pedangku, wajah dari tetanggaku, wajah
dari penjual bunga. Wajah dari orang yang kukenal mulai muncul bergantian.
‘Naga’
lalu membuka mulutnya
Lalu aku
terbayang wajah dari orang tuaku...dan juga adikku.
‘Maafkan
aku Helia. Selamat tinggal. Tetaplah Hidup.’ Velius
Naga
lalu bergerak cepat kearahku, mencoba menelanku. Duniaku kemudian berubah
menjadi gelap.
.
.
.
"HAH!!" Velius
.
.
"HAH!!" Velius
"!!!" Semua orang diruangan.
Saat aku melihat sekitarku, aku sudah berada ditempat yang berbeda lagi.
Tubuhku berkeringat sangat banyak, aku benar-benar sangat kebingungan tentang apa yang sebenarnya yang terjadi padaku.
‘Apa-apaan
yang tadi itu!? Mimpi? Tetapi terasa terlalu realistis untuk sebuah
mimpi...rasanya seolah-olah benar-benar terjadi padaku. Lalu apa-apaan dengan
informasi-informasi yang bermunculan saat aku baru bangun ini!?’ Velius
“Velius-kun...”
Seira
Kuperhatikan
sekitarku sekali lagi, sepertinya aku sedang berada disalah satu bangunan markas Orc. Saat
ini aku sedang berbaring dengan Seira duduk disampingku. Kulihat
semua orang menatapku dengan wajah khawatir.
“Velius,
apakah tubuhmu ada yang terasa sakit?” Monica
“Vel-san,
apakah kau merasa tidak enak badan?” Rais
“Vel-san,
apakah kau merasa kedinginan?” Keigo
“Vel-san,
ini handuk untuk membersihkan keringatmu.” Tina
“Serahkan
padaku...biarkan aku membersihkan keringatnya!” Seira
“O-Oh,
silahkan...” Tina
Saat aku
melihat betapa khawatir dan perhatiannya mereka padaku, aku menjadi merasa
senang melihatnya.
Entah
mengapa tiba-tiba wajah mereka terlihat terkejut.
“...Vel-san
tersenyum...” Raizer
“...”
Rais
“...” Tina
“...”
Seira
“...”
Keigo
“...”
Monica
‘...Apa-apaan
dengan ketenangan ini!? Kenapa kalian terlihat terkejut dan terdiam!?’
“G-Gawat!
Vel-san benar-benar sakit!” Rais
“J-Jangan
saat bertarung tadi, kepala Vel-san terbentur keras!?” Keigo
“Wa Wa
Wa, Vel-san sudah mulai gila!” Tina
“Medis!
Medis! Medis! Apakah ada Dokter disini? Gawat! Aku baru ingat ini masih jauh
dari kota!” Raizer
‘...Aku
boleh marahkan.’ Velius
The End of
Chapter 19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar