My
classmate and me dead being killed but i life again in another world!?
Chapter
1: Ah.....I Dead....Right!?
Beberapa
saat setelah kegelapan telah menyelimuti kami cahaya-nyapun kembali, sekarang
kami bisa melihat lebih baik lagi dan sakit kepala kami pun telah hilang.
.....Tapi ada sesuatu yang berbeda dikelas kami. Tempat dan posisi duduk kami masih sama seperti sebelumnya. Semua peralatan dan perabotan dikelas masih ada dan masih tetap diposisi sebelumnya. Semua orang masih ada tidak berkurang. Semuanya masih sama seperti sebelumnya.....Kecuali satu hal.
Ada Seseorang berjirah berwarna hitam yang bergaya jepang dengan topeng iblis merah menutupi wajahnya, dan ditangannya sedang menggengam pedang panjang. Seseorang itu berada tepat didepan papan tulis, dengan pedang panjangnya yang telah dihunuskan dan siap menebas. Tidak salah lagi dia adalah yang kau panggil ‘Samurai’. .....Yap. Samurai. Tak ku duga ada hari dimana aku akan melihat samurai secara langsung.WoW, sungguh beruntungnya diriku. .......STOP STOP hentikan pikiran tak berguna ini. Samurai. Itu Samurai. Disini masih Indonesiakan?. Dan dia sedang didepan kami dengan gaya siaga siap bertarung. Apa maksud nya ini?. WTF. Cius deh WTF.
Otak ku
pun tidak bisa mencerna tentang hal yang sedang terjadi, Karna sangat
membingungkan.
Pedang
Panjang atau biasa disebut Katana. Katana yang berada di gengaman Samurai itu
mulai bersinar. Sinarnya berwarna biru. Sinarnyapun makin lama makin bersinar
lebih terang dan terang. Semuanya terdiam melihat samurai dan katana yang makin
bersinar terang itu. Sampai saat....
“SEMUANYA MENUNDUK!!!” Teriak Ilham berlawanan dengan sikap pendiamnya yang biasa.
Akupun
respleks turun dari tempat dudukku dan menunduk. *Wild Wind* Lalu kudengar
suara angin deras melewati atas ku, kemudian diikuti suara *Plash* yang
banyak. *Drop Drop Drop* Sesuatupun menggelindik kearah. Dan saat kulihat objek-objek
yang menggelinding dihadapanku. Aku merasa mual dan aku pun memuntahkan semua
isi makananku yang telah kumakan tadi pagi. Objek yang telah megelinding
didepanku adalah sebuah kepala. Kepala dari teman-teman Sekelas ku yang
duduknya didepan dan sampingku.
“KYAAAAAAAAA” dalam sesaat suara teriakan pun terdengar bersamaan dengan suara *Plash* sekali lagi.
Saat ku menengok melihat sekitarku. Aku melihat beberapa yang menangis terdiam ditempat. Ada yang mencoba berlari dan kabur dari Samurai Hitam. Bahkan ada yang mencoba melawannya tapi malah menambah kepala berletak di lantai.
Saat ku melihat Samurai Hitam itu sedang tidak memerhatikanku dan sibuk menyerang orang lain. Akupun berdiri dan mencoba kabur dan lari kearah pintu keluar.
Tiba-tiba
“AWAS INDRA!!!” dengarku sebelum kumerasa terdorong kedepan oleh seseorang.
Akupun mendengar suara *Slash*.
‘Suara itu! Suara milik Arif!?’ saatku menengok kebelakang kearah tempatku berlari tadi. Akupun melihat tubuh sahabatku Arif telah terpisah menjadi dua bagian.
“F*CK YOU!!!” akupun mengalihkan pada asal suara itu. Dan sekali lagi melihat Sahabatku. Dan dia sedang mecoba melawan Samurai Hitam. *Swing* dia berhasil menghindari serangan pertama. Dan saat dia mencoba menghindari serangan kedua kakinya tidak sengaja tersandung kursi yang bergeletakan di lantai *Slash* *Plash* dan disitulah berakhir hidupnya.
Aku telah melihat kedua Sahabat baikku mati dihadapanku. Semua teman Sekelasku mati. Semua orang yang ada disekitarku mati. Tinggal aku seorang yang tersisa. Aku merasa ingin menangis dan berteriak sekencang mungkin. Tetapi..... setetes air matapun tidak keluar.....suaraku tidak bisa keluar. Sejak dulu seperti ini. Ketikaku sedih atau terharu aku tidak bisa menangis. Saat aku ingin berteriak karena marah suara ku tidak bisa keluar. Saat aku senang ekspresi bahagia ku tidak keluar. Saat ku tertawa suara tawaku terdengar datar(Monote). Aku orang yang susah mengeluarkan ekspresi dari emosiku. Semakin susah sampai orang yang berada disekitarku mengira ku tidak beremosi. Semakin susahnya sampai semua orang menjauh karna takut dariku. Semua orang menjauh dariku kecuali keluargaku. Kukira tidak ada yang akan mencoba mengerti diriku, tidak ada yang akan berteman denganku. Tetapi mereka berbeda. Mereka berdua berbeda. Mereka mencoba mengerti diriku. Mereka bahkan bersahabat denganku. Aku sangat senang sampai diriku berterima kasih ratusan kali pada Tuhan. Tetapi mereka telah mati. Mereka dibunuh dihadapanku. ‘KUMOHON BIARKAN DIRIKU MENANGIS!!! KENAPA AIR MATA KU TIDAK KELUAR!? KENAPA SUARAKU TIDAK KELUAR!?KENAPA!?OH TUHAN KENAPA!?’
Sekali lagi Samurai Hitam itu bergerak. *Step Step Step Step Step* Setiap langkahnya terdengar horror bagiku. *Step Step Step Step Step Step* setelah dia sampai tepat didepanku dia berhenti.
Diapun mengangkat Katana-nya keatas bersiap untuk menebas kearahku. ‘Swing’ Setelah katana-nya turun untuk menebasku......aku menghindar ke samping kiri berlawanan dengan pintu keluar. Aku berlari kearah lemari kelas. Kubuka lemari kelas kami, lalu aku mengambil suatu objek dari lemari.
Sekali
lagi aku berhadapan dengan Samurai Hitam, dengan Pisau dapur ditanganku.
Kemaren kami membawa Pisau dapur untuk melakukan praktek dikelas, karna itu
masih ada Pisau dapur dilemari.
‘Gak mungkin aku mati begitu saja kan. Paling tidak kubawa mati juga ‘MUSUH’ didepanku, dan paling tidak aku harus melukainya. Jika tidak, waktu aku mati rohku tak akan tenang.’
~Dikatakan saat seseorang yang tak pernah marah menjadi marah maka adrenalin pada tubuhnya akan mencapai kapasitas maksimal yang kemudian akan membuat tubuhnya berkekuatan manusia super untuk sementara. Dulu seseorang juga mengatakan bahwa saat manusia terdesak dan hidupnya telah berada diujung mereka akan dapat melakukan sesuatu hal yang tak terduga.~
Setelah meneguhkan tekatku. Aku berlari dengan seluruh tenaga kearah musuhku. Kuperhatikan gerak-gerik musuhku terutama Katana-nya agar aku bisa menghindar pada waktu yang tepat saat dia ingin menebas. Saat kulihat dia siap menebas. *Slash* Akupun menghindarinya dan meneruskan langkahku. Sesaat aku telah berada disampingnya. Akupun menusukkan Pisau digenggamanku kearah lehernya. *Scratch* *Drop* Tetapi aku meleset dan malah mengenai topengnya membuat topengnya terjatuh kelantai.
Pada saat aku melihat wajahnya....aku terdiam. ‘Ah...... matilah aku.’ Itulah yang kupikirkan saat melihat wajahnya. Tidak, mengatakan itu wajahnyapun tidak cocok. Karena dia tidak memiliki tubuh apa lagi wajah. Saat topengnya terlepas aku melihat bahwa Zirah Samurai Iblis ini kosong. Zirahnya bergerak tanpa seseorang didalamnya. Apapun yang kulakukan tak mungkin bisa membunuh ataupun melukainya. Karena ora - Zirah yang ada didepanku tidaklah hidup.
‘Grap’ Mahluk itu mencekram dan mencekik leherku dan membuat tubuhku terangkat. Aku berusaha melepaskan diri dengan menendang tubuhnya dan mencoba melepaskan cengkramannya dari leherku dengan sekuat tenaga. Tapi semua sia-sia. Bukannya malah melonggar cengkramannya malah makin kuat membuatku merasa sesak napas. Tidak lama kemudian tenaga dan kekuatan mulai mehilang dari tubuhku. Kesadaranku pun mulai mehilang. Dan saat cahaya dari mataku mehilang dan pandanganku telah menjadi gelap.................aku kehilangan sadaran.
‘Velius Indrahna. Umur 18 Tahun. Kelas 3 SMA Jurusan IPA. Masih Perjaka. Hidupnya telah berakhir pada tanggal 10 bulan November tahun XXXX. Dia telah meninggal dunia.
.
.
.
.
ITULAH
YANG HARUSNYA TERJADIKAN!!?’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar