Mcamdbkbilaiaw

http://tri-veli-ario.blogspot.co.id/p/blog-page.html

Jumat, 24 November 2017

My classmate and me dead being killed but i life again in another world!? : Chapter 005



My classmate and me dead being killed but i life again in another world!?
Chapter 5 : This is my first Conversation in another world. But the atmosphere.....a bit.

[Level Up]

‘Huh, aku tepat waktu. Lambat sedikit saja salah satu dari mereka akan mati.’
Setelah aku mencapai tempat asal teriakan. Keadaan mereka sudah dalam posisi yang buruk. Yang perempuan ditangkap dan dijadikan sandra dan yang laki-laki hampir dibunuh oleh Goblin yang mendekatinya.

‘Untung saja aku tepat waktu.’ Velius

Akupun berbalik menghadap kearah mereka. Sebelumnya aku tidak memerhatikannya, ternyata kedua orang yang kuselamatkan wajahnya kembar. Laki-laki dan Perempuannya memiliki wajah, tinggi dan warna rambutnya identikal yang berbeda hanya pada bagian panjang rambut dan dan bagian daerah dada- Ehem! Mereka pasti saudara kembar tapi yang tak kuketahui adalah kenapa pandangan mata mereka terlihat seperti bercahaya dan berbintang-bintang? Mereka jadi terlihat seperti sedang bertemu orang yang di idolakan dan dipuja-puja mereka dan pandangan ini sedang mereka gunakan padaku. ‘Kumohon hentikan! Aku bukan orang yang cocok untuk di idolai ataupun di puja-puja. Aku memang menyelamatkan kalian, tetapi hal itu bukanlah yang dapat membuatku menjadi idola dan bahan pujaan. Terima kasih saja sudah cukup.’ Velius
Karena hal ini adalah yang pertama kalinya terjadi padaku hal ini membuatku jadi merasa sedikit aneh.

‘Nah, kita sampingkan hal ini terlebih dahulu untuk sekarang mari kita ambil hasil penghasilan kita hari ini.’ Velius

{Rinki POV}

‘Hebat, Orang ini kira-kira seumuran dengan kami tetapi dia sudah bisa menghabisi Goblin-goblin yang telah mengepung kami dalam sekejap seakan semua Goblin itu hanya serangga padahal membunuh 5 Goblin saja sudah membuat kami susah. Aku sampai tidak bisa memikirkan latihan seperti apa yang di ikutinya sehingga dia mempunyai kemampuan yang luar biasa. Setelah kuperhatikan dari penampilannya mungkinkah Class nya ‘Black Knight’ atau ‘Dark Assasin’ atau sesuatu yang sejenis itu?’ Rinki

Kuperhatikan penampilan sang penyelamat kami secara seksama dengan penuh ketertarikan.

‘Di lihat dari bentuk dan lekuk tubuhnya dapat diketahui gendernya adalah laki-laki.’ Rinki
Kulihat tubuhnya dari atas sampai kebawah semua yang digunakannya berwarna hitam kecuali baju dalamnya yang putih tampak sedikit dari celah bagian atas jaket yang tak dikancing. Dia menggunakan tudung jaket yang hampir menutupi seluruh bagian kepalanya yang membuat susah untuk tampilan wajah nya terlihat. Dari sedikit celah dari dalam tudung terlihat rambut berwarna putih dan mata yang berwarna merah. Mata berwarna merah yang terlihat dari celah tudungnya terlihat seolah-olah dapat menghisap roh mu saat melihatnya. Karena itu aku pun terdiam saat melihatnya.

“A-Anu, Terima kasih banyak karena telah menyelamatkan kami.” Rinko

Ketika mendengar perkataan Rinko akupun kembali dari alam bawah sadar ku.
 
‘Oh, benar! Aku lupa berterima kasih padanya. Padahal dia telah menyelamatkan kami. Sungguh hal yang tak baik dariku.’ Rinki
 
Akupun segera mengucapkan terima kasihku setelah Rinko.
 “Aku juga berterima kasih banyak karena telah menyelamatkan kami. Sungguh terima kasih banyak.” Rinki

“Tidak masalah, yang  lebih penting mari kita kumpulkan ‘Monster Core’ dari Goblin ini terlebih dahulu dan memindahkan mayat nya dari jalan. Pembagian ‘Monster Core’ berdasarkan banyak jumlah Goblin yang dibunuh tidak masalahkan? ” ???

“Y-Ya, tidak masalah. Karena memang peraturannya seperti itu. Jadi kami tak masalah.” Rinki

“OK. Ayo segere kita bereskan hal ini terlebih dahulu agar bisa segera pergi menuju Kota.” ???

“Y-Ya akan segera kami lakukan.” Rinki

“A-Anu, bahan bukti membunuh Goblin nya apakah tidak diambil?” Rinko

“Tidak perlu! Karena walaupun kita mengambil dan membawanya sebagai item untuk menyelesaikan misi, tidak mungkin akan diterima!” ???

“Ah, begitu ya.” Rinko

Suaranya sungguh datar tanpa emosi di dalamnya. Saat diriku berbicara dengannya terpintas dipikiranku dua kata yang cocok untuk menggambarkan dirinya.
‘Lone Wolf’
.
.
.
Beberapa saat kemudian kami pun telah membongkar tubuh dan mengambil ‘Monster Core’ dari Goblin-goblin itu. Kamipun membagi jumlah ‘Monster Core’ sesuai dengan jumlah yang kami bunuh. Setelah kami sudah memindahkan tubuh dari mayat Goblin kami lalu melanjutkan

“Ah, maaf. Kami belum memperkenalkan diri kami ya? Namaku Rinko dan ini adalah saudara kembarku Rinki. Salam kenal.” Rinko

“Salam kenal, namaku Rinki saudara kembarnya.” Rinki

“Salam kenal, namaku Velius panggil saja aku Vel.” Velius

‘Kerja bagus Rinko. Sejak perjalan tadi aku merasa canggung karena aku tidak tahu waktu yang tepat untuk membuka pembicaraan. Tapi, Rinko-San. Dari tadi kau telah berinisiatif sendiri memulai pembicaraan ya kan? dan juga sepertinya aku melihat wajah sedikit merona saat berbicara dengannya. Kamu jadi lebih terlihat seperti seorang gadis dari biasanya. Dimana sifat tomboy mu yang biasanya mehilang?’ Aku pun menatapnya dengan ekspresi kebingungan dan bertanya-tanya.

Rinko melihat caraku menatapnya. Sepertinya dia tahu apa yang sedang aku pikirkan karena dia menatapku tajam dengan ekpresi jengkel ‘INI BUKAN URUSAN MU!’ itulah arti dari ekspresi wajahnya kepadaku. Aku tahu karena aku selama ini bersamanya. Ekspresinya seperti itu cuma sementara, karena sekali lagi berubah saat dia mengubah pandangannya ke Vel-san.

‘Inikah yang namanya cinta masa muda? Enaknya. Aku juga ingin jatuh cinta. Apakah di kota nanti akan ada gadis yang bisa membuatku jatuh cinta tidak ya?’ Pikirku

“Vel-san. Vel-san itu ‘Adventure’ kan?” Rinko

“.....” Velius
Vel-san tiba-tiba menghentikan langkahnya dan melihat kearah Rinko dengan ekpresi kebingungan.

“A-Ano. Vel-San?” Rinko

“Cara bicara yang seperti itu apakah sudah wajar disini?” Velius

“Ah!? A-A-Apakah ada yang salah dengan cara bicaraku Vel-san?” Rinko

‘Apa yang terjadi?’ Rinki
Aku dan Rinko kebingungan dengan pertanyaan darinya. Beberapa saat kemudian Vel-san melanjutkan langkahnya dan kami pun mengikutinya.

“Ah, maaf. Bukan apa-apa. Ngomong-ngomong aku bukan ‘Adventure’ lho. Lebih tepatnya aku belum terdaftar. Karena itu aku pergi menuju kota.” Velius

“Jadi Vel-san juga!?” Rinko

“Juga? Jadi, kalian juga ingin mendaftar menjadi ‘Adventure’? ” Velius

“Ya, begitulah. Kami sebenarnya juga pergi menuju ke kota karena ingin mendaftar sekaligus mengambil Class.” Rinko

“Kalian belum mengambil Class ya? Kalian lumayan hebat juga bisa membunuh 5 Goblin walaupun tanpa Class.” Velius

“Hahaha. Kami sudah berlatih untuk menjadi ‘Adventure’ dari dulu. Tapi walaupun kami sudah berlatih, kami masih lemah. Jika tanpa bantuan kami pasti su-” Rinko

“Aku kuat hanya karena aku berlatih saat diriku sudah mengambil Class. Bukankah kalian sudah kuat padahal kalian belum mengambil Class kan? Jadi, kalian juga pasti akan lebih kuat lagi saat mendapatkan Class kalian masing-masing.” Velius

“Ah. Y-Ya terima kasih Vel-san.” Rinko
Saat kami mendengar apa yang dikatakan Vel-San. Kepercayaan diri kami yang sebelumnya telah hancur kembali lagi. Kami jadi tidak sabar untuk mengambil Class kami dan menjadi ‘Adventure’.
Kami lalu melanjutkan perjalanan sambil berbincang-bincang. Atau lebih tepatnya melanjutkan perjalanan dengan Rinko dan Vel-San yang berbincang. Laki-laki sejati tahu kapan waktunya untuk mundur.
.
.
.

Velius POV

Beberapa saat kemudiaan kami telah sampai dikota. Kota ini bernama ‘Orgus’. Kota ini dinamai kota ‘Orgus’ dikarenakan lokasinya yang berdekatan dengan Dungeon yang bernama ‘Orkus’.
Dalam perbincangan ku dengan mereka aku menyadari bahwa kata-kata Jepang sepertinya sudah biasa digunakan disini.

Saat kami ingin memasuki Kota, aku harus membayar 5 koin tembaga besar dan melakukan pemeriksaan karena aku tidak mempunyai kartu pengenal. Untung nya aku mempunyai uang yang kudapat dari Desa Goblin sebelumnya kulenyapkan. Uang ku saat ini berada ditanganku adalah 5 Koin Perak Besar, 60 Koin Tembaga Besar dan 103 Koin Tembaga Kecil.

Nilai Kurensi didunia adalah :
100 Koin Tembaga Kecil sama nilainya dengan 1 Koin Tembaga Besar.
100 Koin Tembaga Besar sama nilainya dengan 1 Koin Perak Kecil.
100 Koin Perak Kecil sama nilainya dengan 1 Koin Perak Besar.
Dan seperti itu seterusnya. Nilai kurensi paling tinggi adalah Koin Putih Platinum tetapi jarang terlihat.

Kami akhirnya telah berada didepan ‘Adventure Guild’.

The End of Chapter 5.
Previous   ToC   Next

Tidak ada komentar:

Posting Komentar